Felina menyeka dahinya yang sudah bercucuran dengan keringat. Bakso yang dimakannya mampu membuat ia kepedasan sekaligus bikin ketagihan ingin lagi dan lagi karena rasanya yang begitu nikmat ditambah dengan meminum es teh menjadi jauh lebih nikmat.
"Anjir! Ini baksonya pedes banget. Gila!" Komentar Felina lalu melahap satu bakso ke dalam mulutnya.
"Ini sekolah emang paling the best dah! Jajanannya pada enak semua. Gak ada yang bisa nandinginnya cuy..." Timpal Ajeng. Mulutnya sudah ngah-ngahan, tapi ia memakan bakso kembali dan kepedasan lagi. Terus saja begitu.
Gifta mengelap mulutnya menggunakan tisu yang sempat ia bawa dari rumah. Ia meminum milshake-nya untuk menghilangkan rasa pedas yang menjalar di bagian lidah. "Sumpah! Gue gak kuat makan pedes-pedes." Ujarnya. Mata Gifta sudah berair dari pertama ia memakan bakso ini.
"Kalo lo udah gak mau, mending buat gue aja ya. Sayang kalo dibuang, mubazir tau." Sambung Alfia. Padahal baru saja ia menghabiskan semangkuk bakso dan perutnya masih belum kenyang.
"Terserah lo." Jawab Gifta. Ia sedikit sensitif dengan makan makanan yang mengandung banyak cabe, walaupun ia sering berkata-kata pedas kepada siapa saja. Tapi, sepertinya ini jauh berbeda.
"Ah.. Rasa ini mah udah biasa." Sahut Hany lalu meneguk air mineral. Ia sangat suka makan pedas apalagi bakso. Wuih mantap! Bahkan ia pernah mencoba es krim dan cokelat dikasih sambal. Lebih mantap!
"Iya bener." Luna setuju dengan omongan Hany. "Lo semua tau gak sih seblak yang di pojok kantin? Kemarin gue nyobain. Rasanya beuh... Enak banget." Lanjutnya sambil memakan pisang keju, berbeda menu sendiri dari yang lain.
"Oh, tau... Gila! Itu rasanya lebih maknyus dan pedes banget, sampai-sampai gue beli lima bungkus." Beritahu Ajeng membuat semuanya kaget.
"Habis, Jeng, segitu?" Tanya Felina.
"Habis dong." Jawab Ajeng.
"Kenapa pada makan banyak-banyak, gak gendut sih? Herman gue." Felina memasang ekspresi bingung.
"Heran, Fel, bukan Herman. Itu nama tetangga sebelah." Ralat Hany.
"Iya itu maksudnya."
Alfia memandang pisang keju yang dimakan Luna. Ia ingin sekali mencicipinya. "Luna pisang kejunya enak gak?" Tanya Alfia basa-basi.
"Enak lah... Lo mau?" Tawar Luna seperti mengerti apa yang diinginkan Alfia.
Alfia menganggukkan kepala. Padahal ia baru memakan bakso milik Gifta, tetapi ia ingin mencoba sedikit pisang keju milik Luna.
"Beli sendiri." Jawab Luna memandang wajah songong.
Alfia mengerucutkan bibirnya sebal mendengar jawaban Luna.
"Bercanda." Lanjut Luna. Otaknya bekerja dengan baik sehingga kalimatnya masih nyambung.
Dengan senang hati, Luna segera memotong pisang goreng untuk teman di sampingnya dan menyuapkan sepotong pisang keju ke mulut Alfia.
Brak!
"Yaampun bakso gue jatuh, mak!!" Protes Felina menatap baksonya yang sudah terjatuh ke tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kami Sahabat Sejati [COMPLETED]
Narrativa generale"Persahabatan sejati kami tidak akan mudah hancur bila tak ada satu pengkhianat." Berawal dari Hany, Felina, Ajeng, Alfia, Luna dan Gifta memasuki SMP Winanta. Mereka menjadi sebuah sahabat sejati dan berjanji akan saling menjaga satu sama lain. Ala...