Abang-Abang // 1D

Surprise

Sepanjang jalan gue gak bener-bener nikmatin perjalanan sekalipun Niall lagi ngajak gue keliling kota dan dia terus ngoceh kaya tour guide sambil nunjuk-nunjuk gedung, tapi gue milih diem dan nunduk.

"Hiks."

"Ra, lu nangis?"

Tangan Niall nyentuh lutut gue dan ngusap pelan.

"Lu kenapa Ra?"

Niall memperlambat laju motornya dan sedikit minggir.

"Siapa yang buat lu nangis?"

"Cerita woy!"

"Cerita anjirr!" Bentak dia lagi, sambil mukul stang motor.

Tangis gue semakin pecah dan reflek malah meluk Niall.

"Bundaaaaaaaa!!!" Teriak gue sekenceng mungkin.

"Anjing siapa yang buat lu kaya gini!" Bentak Niall berhentiin motornya dan langsung nengok ke arah gue.

"Ra, gue tampol ya kalo lu cuma nangis doang!"

"Gapapa."

"Ngomong, siapa yang buat lu kaya gini!"

"Engga, gue cuma kangen bunda aja."

"Gak usah boong Ra."

"Cerita sama gue, please."

"Ada yang gangguin lu?"

Gue geleng cepet, kok kesannya gue cengeng dan pengadu ya. Huaaaa.

Bukan apa gue cuma sakit hati sama Liora, kok dia tega ngomong kaya gitu ke gue padahal di temen gue dari kelas 10 dan satu-satunya temen gue yang bertahan sampe sekarang.

"Ra..."

"Yell, janji dulu."

Niall langsung ngangguk terus ngusap pipi gue. Abis ini gue ditangkep satpol pp juga bodo deh, ya ditangkep karna pacaran dipinggir jalan. Ngiranya.

"Janji biasa aja besok."

"Iya."

"Liora diemin gue seharian ini." Kata gue pelan.

"Kok bisa?"

"Ya dia pikir gue suka sama Blake."

"Apa jangan-jangan gara-gara Blake yang nolong lu pas pingsan?"

Kok dia tau?

"Kok lu tau?"

"Taulah gue liat sendiri."

Gue hembusin nafas gue pasrah.

"Liora suka sama Blake?"

"Iya."

"Blake suka sama Liora?"

"Blake gak tau kalo Liora suka sama dia."

"Udaah ah ayo pulang." Lanjut gue gak mau memperpanjang topik obrolan yang gak bakal abis ini.

Niall ngangguk dan mukul pelan kepala helm gue.

"Selagi lu gak salah, lu jangan takut di musuhin sama Liora. Temen lu bukan dia doang."

((( Temen lu bukan dia doang )))

Gue cuma ngangguk dan ngusap rambut-rambut gue yang mulai nempel di muka gue karna air mata.

"Udah jangan sedih, ada gue yang selalu ada di hidup lu."

"Tai!" Gue mukul pundak dia pelan dan ngebuat dia ketawa terus dia mulai jalanin lagi motornya.