Bang Louis.

2K 252 169
                                    

Mata gue kebuka perlahan, dan ternyata gue ketiduran gengs.

Tatapan gue langsung tertuju ke sofa depan, disana ada abang-abang gue yang lagi pada tidur pules banget.

Bang Zayn tidur sambil duduk nyandar sedangkan pahanya jadi bantalan buat bang Harry, Niall tidur diujung sofa yang sama kaya bang Zayn dan pahanya jadi tumpangan kakinya bang Harry. Enak bat bang Harry, yang lain tidur duduk dia telentang gak berdosa. Sedangkan bang Liam tidur di single sofa dan bang Louis? Tidur di bangku disamping ranjang gue.

Gue terharu punya abang-abang kek mereka yang setia nungguin gue, bahkan rela tidur dengan posisi gak enak kaya gitu. Gue yakin seratus persen mereka cape banget, keliatan dari cara tidurnya yang gak peduli posisi.

Gue lirik bang Louis yang tidurnya damai banget, kepalanya disisi ranjang dan ditutupin tangannya.

Gue ngelirik kearah kaki gue miris, kenapa bisa nih kaki begini gak bisa gerak.

"Hmm Ra, bangun?" Suara serak bang Louis ngebuat gue nengok.

"Engga bang ini lagi tidur."

Bang Louis ketawa pelan dengan mata lima watt nya itu.

"Laper?" Tanya dia.

Gue mikir sebentar terus geleng.

"Haus." Lirih gue.

Bang Louis langsung bangun dan jalan ambilin air di dispenser, gila ini sih kamar inap kek hotel.

Pasti gue ngabisin banyak biaya buat ini.

"Minum."

Gue dibantu duduk sama bang Louis, sumpah ini mah gue kaya lumpuh huaaa.

"Kepalanya masih sakit?" Bang Louis nanya sambil ngusap kepala gue.

"Udah mendingan kok."

Bang Louis duduk lagi ditempatnya, tangannya ngusap tangan gue dan kaki gue pelan.

"Lo pasti sembuh." Gue ngangguk sambil senyum dan ngasih gelas gue.

"Liat Niall." Gue langsung nengok ke arah Niall, disana dia tidur dengan mulut sedikit nganga.

"Selama lu gak sadar dia terus nangis gak berenti-berenti." Kata-kata bang Louis tadi ngebuat gue noleh dan ketemu tatapan teduh dari dia.

Gue ngerentangin tangan sambil nekuk muka gue, bang Louis ngerti kalo gue minta dipeluk dia.

Dia naik ke atas ranjang ini dan meluk gue.

"Maapin gue ya bang."

"Kok minta maap? Lu gak salah Ra."

Gue gak tau mau bales apalagi, btw pelukan bang Louis nyaman huehue.

"Liat Liam."

Gue langsung nengok ke bang Liam.

"Dia gencar sana sini nyari dokter yang bisa bantu ngobatin lu, dia ngehubungin semua dokter kenalannya dari luar negeri sampe akhirnya nyangkut di Maya."

"Maya?" Tanya gue, gue semakin ngeratin pelukan ke bang Louis. Mampus iri kan lu pada :p

"Iya Maya, dokter dari Singapur."

"Maya yang cewek itu kan?"

"Cowok kayanya."

"Bang." Rengek gue nyubit pinggang bang Louis ngebuat dia ketawa.

"Iya cewek lah, namanya aja Maya."

"Kira-kira mereka punya hubungan gak ya?"

"Engga tau tanya aja Liam."

Abang-Abang // 1DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang