Bangun

2.1K 249 156
                                    

"Ra.."

"Aurora sadarrrr!" Teriak Niall samar-samar langsung berpelukan sama bang Zayn.

"Alhamdulillah!!!" Teriak bang Zayn.

"Aurora sadarrr?!!" Itu bang Harry buka pintu kenceng banget.

"Aurora sadarrr!" Sahut bang Louis dari lari keluar.

Gak lama bang Liam lari masuk dibelakangnya ada cewek yang ikut lari juga.

"Bang."

Bang Liam netesin air matanya sambil ngusap tangan gue. Semua orang ngerubungin gue dan si cewek ini masang Stetoskop naro di dada gue.

"Aurora berhasil ngelewatin masa komanya." Ucap si cewek ini. Semua langsung pelukan.

Jadi gue koma?

"Bang."

"Iya!" Sahut mereka berlima.

Badan gue sakit bukan main apalagi kepala gue rasanya berat bangett, tapiiii gue pengen es doger hehe.

"Bang."

Mereka semua nyaut lagi dan ngangguk sedih gitu.

"Mau es doger." Lirih gue.

Mereka termasuk cewek yang gue yakinin dokter ini saling lempar tatap.

"Oke siap berangkat." Sahut Bang Harry.

"Martabak keju juga. Full keju kalo perlu kejunya banyakin ya." Lirih gue lagi.

Masih sama mereka saling tatap.

"Okee. Ayo Har." Ajak bang Zayn sambil dorong bang Harry keluar.

"Apa yang kamu rasain sekarang?" Tanya cewek ini lembut.

"Sakit."

Sakit lah pake nanya.

"Kamu koma selama 2 hari."

"Hah!"

"Ra." Bang Liam nahan badan gue yang tiba-tiba bangun. Bang Louis cuma ngegeleng.

"Gue kecelakaan ya?" Tanya gue lirih.

Mereka ngangguk kecil.

Tiba-tiba air mata gue ngalir gitu aja.

"Ssshttt jangan nangis okay. Lo kuat." Itu Niall. Gue genggam tangannya, gue sedikit inget waktu mobil ada item tiba-tiba ngelakson dan gue kepental jauh dan suara Niall lah yang terakhir gue denger.

"Banyakin istirahat ya, kalo ada apa-apa kabarin." Kata cewek ini ngusap kepala gue yang kayanya diperban karna kaku banget cuy.

Abis itu dia senyum ke bang Liam plus nepuk pundak bang Liam sebelum keluar. Wohooo jangan-jangan---

"Jangan banyak gerak dulu ya." Kata bang Liam ngusap kepala gue. Gue ngangguk.

Gue tatap satu persatu, bang Liam, bang Louis, sama Niall. Muka mereka keliatan sedih gitu dan matanya kaya abis nangis.

"Maaf ya gue buat kalian khawatir."

"Lo selalu begitu." Jawab bang Louis ketawa pelan terus meluk gue.

"Bukan Aurora namanya kalo engga buat abang-abangnya khawatir." Bang Louis ngacak rambut gue pelan.

Perlahan gue gerakin tangan kanan gue dan bang Liam langsung genggam gitu, sedangkan tangan kiri gue masih di genggam erat sama Niall.

"Bang kaki gue.." lirih gue ngerasa kaki gue gak bisa digerakin alias berat bangett.

"Bang.."

Mereka saling lempar tatap satu sama lain, ngebuat gue langsung berpikir negatif bukan main.

Abang-Abang // 1DTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang