Keping 27 : Sudah Di-ikrar

1.2K 151 26
                                    

happy reading

........................

Naya langsung membalik tubuhnya usai mendengar suara Izzu terasa dekat dibelakangnya, menatap lelaki tampan yang ada dihadapannya dengan tatapan datar, lalu bertanya heran, "Barusan lo bilang apa tad? Rame banget disini, nggak fokus gue dengerin ucapan lo."

Izzu terhenyak seketika. Ternyata Naya tak dengar apa yang dikatakannya. Lelaki itu hanya mematung tanpa respon. Menatap kosong dara yang ada di depannya.

"Tad! Zu!.. Ustad Izzuuu!!" Naya melambaikan tangannya di depan wajah Izzu sambil memanggil nama si tampan dengan raut heran, "Zu.. lo kenapa bengong mendadak haa?"

Izzu yang melihat lambaian tangan Naya tertuju padanya tiba-tiba tersadar, lalu menjawab patah-patah, "Oh.. aku tidak kenapa-napa Nay. Ya, tidak kenapa-napa."

"Terus lo kenapa disini haa? Kan tadi udah gue bilang, kalau lo baiknya ditenda aja. Biar gue yang ngider bunganya." Naya berkata tanpa curiga.

"Aku hanya ingin membantumu jualan bunga." Izzu menjawab sekenanya.

"Nggak usah! Gue nggak butuh bantuan lo." Naya menjawab apa adanya.

"Haa?" Izzu membelalak heran.

"Kalau lo berdiri lagi, dan dikerubungi cewek-cewek lagi, bukannya bantu, lo malah nambah masalah gue tad." Naya menjelaskan pelan.

"Kenapa memangnya? Apa masalahnya?" Izzu bertanya polos.

Naya geregetan, meremas rambut hitam sebahunya, menggigit bibir bawahnya, lalu berucap dingin, "Lo rada-rada telmi apa gimana sih? Ganteng-ganteng lamban ya tad." Naya menatap Izzu tajam, "Maksud gue tu.... ya masalah-lah kalau lo dikerubungin lagi ama tu cewek-cewek ganjen, kan tadi gue udah bilang, gue nggak suka ngeliatnya. Nggak nangkep amat ni pak guru."

Izzu yang mendengar itu mulai mengerti arah pembicaraan, tersenyum tipis lalu bertanya menggoda, "Kamu cemburu Nay?"

Naya terkejut, buket bunganya hampir terlepas dari genggaman. "Siapa yang cemburu? Nggak kok, gue nggak cemburu."

"Terus kenapa nggak suka liat aku dikerubungin?" Izzu ingin tahu nilai dirinya dimata Naya.

"Udah ah tad, gue mau jualan bunga dulu." Naya tidak tahu lagi harus merespon Izzu seperti apa. Semakin lama bicara dengan lelaki itu, semakin merona pipinya. Naya memutuskan untuk pergi menjauh secepat yang ia bisa, sambil berkata ketus, "Balik ke tenda tad!"

"Nggak mau, aku mau jualan bunga sama kamu." Izzu menantang.

"BALIK TAD!" Naya nyolot.

"Nggak Nay." Izzu pantang kalah.

"Kalau lo balik ke tenda sekarang, nanti gue beliin lo es krim." Naya membujuk.

"Aku bukan bocah Nay." Izzu membalas.

"Atau gue beliin lo buku baru, lo suka baca kan?" Naya masih berusaha membujuk.

Izzu menggeleng.

"Atau gue bakalan bawa lo makan ke warung Seblak Gledek diperempatan." Naya mencari-cari kesepakatan.

Izzu tetap menggeleng.

"Ya udah, lo bilang mau lo apa. Asal lo balik ke tenda, gue pasti bakal kabulin." Naya mencoba berdamai dengan suami bucinnya. "Lo mau apa tad?"

"Kamu." Izzu menjawab cepat.

"Haaa?" Naya membelalak, ternganga, terkezut badai.

"Kamu." Izzu mengulangi kata-katanya.

ZuNayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang