-terima kasih sudah setia sampai sejauh ini-
-saya hanya ingin sampaikan mungkin ini CH-4 sebelum END- mungkin
-akhir seperti apa yang terbaik untuk kesayangan kita-
happy reading
........................
Angin sepoi menyapa dua lelaki yang menghadapkan wajah mereka ke hamparan kebun lily di depan mereka. Memandangi orang-orang yang riuh-rendah memetik bunga di bawah sana. Berdiri bersebelahan. Satu lebih muda dari yang satu, dan yang lebih tua lebih pendek dari yang muda. Atau... jauh lebih pendek tepatnya.
Kalimat Izzu masih tertahan di tenggorokannya, terlalu berat untuk menjawab pertanyaan Kong Icuy barusan.
Paman tua itu sudah melewati masa-masa yang Izzu lalui kini, jadi bertanya hal-hal semacam tadi sangatlah menyenangkan. "Kau tak perlu malu bercerita pada paman tua ini, seperti yang Naya katakan, aku juga ayah baginya."
Izzu mengangguk ragu. Masih tak tahu mau menjawab apa. Melakukan pendekatan mengenai anak adalah rezki? Ayolah, paman setua itu pasti jauh lebih paham darinya.
"Kalau kau tak tahu mau menjawab apa, mulailah bercerita padaku bagaimana Naya bisa jadi seperti sekarang." Kong Icuy mengalihkan pandangannya pada Izzu, sedikit menengadah, "Naya yang paman tua ini kenal dulu sepertinya berbeda dengan Naya yang kau bawa kemari saat ini."
"Sa-saya tak mengubah Naya menjadi siapa pun, Kong. Naya tetaplah Naya." Izzu berhasil mengeluarkan suaranya, meski pelan dan terbata.
"Saya?" Kong Icuy kembali memutar wajahnya ke arah depan, "kau sopan sekali, Nak. Padahal paman tua ini tak masalah jika kau memakai kata aku." Kong Icuy terkekeh pelan.
Izzu tersenyum tipis. Benar-benar kikuk berhadapan dengan ayah mertua cadangannya itu .
"Naya itu... setahuku adalah anak yang sangat keras kepala. Prinsipnya masih yang utama. Mengalah bukan keahliannya." Kong Icuy menyambung kalimatnya.
"Naya memang seperti itu, Kong." Izzu menimpali.
"Benarkah?" Kong Icuy membelalak heran. "Padahal aku kira Naya berubah. Lihatlah, dia lebih sopan, pakaiannya juga lebih tertutup. Bahkan kau membuatnya memakai tudung kepala."
"Bukan saya, Kong. Naya melakukannya karena Tuhannya." Izzu menyela pelan.
"Ho ho..." Kong Icuy mendecak, "jangan terlalu merendah anak muda. Kau benar-benar mengubah Nayaku. Aku tahu bagaimana anak itu dulunya." Lalu Kong Icuy menepuk pelan punggung Izzu, "kau mengubahnya menjadi lebih baik anak muda, aku bangga padamu."
Izzu berdehem pelan, mencoba menetralkan pikirannya agar tak jumawa karena pujian. Dan mengingat kembali hari-hari yang telah dilaluinya bersama Naya. Sejauh ini memang tak ada yang berubah secara kasat mata. Nayanya tetaplah Nayanya, nyablak, apa adanya, sering ngegas, cepat kesal dan juga punya prasangka yang selalu ngadi-ngadi. Izzu tersenyum tipis, seketika bayangan wajah istrinya muncul di pelupuk mata.
Bayangan Naya memakai jilbab, menyalaminya setiap selesai shalat, mengaji bersama, patuh dan penurut, pandai menggoda ikut muncul bergantian. Seperti si tampan sedang melihat putaran video. Ya, Nayanya memakai jilbab sekarang. Shalatnya selalu tepat waktu, makannya tak lagi bersuara, matanya selalu berbinar saat dijelaskan pemahaman baru, bersemangat bertanya hal-hal terkait agamanya dan tak pernah keberatan diajak shalat malam, Nayanya berubah... Izzu menghela napas panjang, tersadar seketika, Nayanya benar-benar berubah. Seperti apa yang Kong Icuy katakan, Nayanya jauh lebih baik. Dulu diawal-awal, jangankan ajak shalat bareng, menyapa pun Izzu masih takut-takut, Izzu menahan dirinya agar banyak diam saat bersama Naya, supaya kalimat sakti Naya 'jangan sok akrab lo' tidak keluar dari bibir si cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZuNaya
Humor[CERITA KE 1] Follow biar Teman bisa baca semua chapter 🤗 🔥kategori : baper stadium akhir🔥 Naya's scene : - Lo orangnya ribet ya Zu! Ngomong irit. Otak gue mesti kerja keras setiap lo ngomong. - Nggak usah sok baik. - Iya pak ustad, serah lo aja...