Keping 60 : No Kaleng-kaleng

1.2K 143 56
                                    

-Untuk SilviaRahmiy salam sahabat dari Naya. Tebakan kamu benar. Tapi sayang, meski sudah ku paksa Izzu untuk melakukan hal yang sama, si ustad tak mau. Katanya jika kamu bukan Naya, maka tidak akan ada ucapan selamat. Mohon maklum, bucin level bimataksakti memang seperti itu-

-Wo ai Ni... my UWU reader-

-sehat selalu dimana pun teman2 menapak-

Happy reading

..................


Dalam dada duo bucin itu sama dag-dig-dugnya. Menuju ruang depan, menyongsong pemilik suara yang barusan berteriak salam dengan nada keras yang tak bersahabat.

"Tad, lo beneran nggak ada janji sama siapa-siapa 'kan? Jangan-jangan lo lupa lagi kalau lo buat janji." Naya bertanya ragu dalam langkahnya, patah-patah mengikuti Izzu dari belakang.

"Janjiku hanya pada Allah..." Izzu menoleh pada Naya, "untuk menjagamu dari segala bentuk ketidakbahagiaan."

Naya mencubit pinggang Izzu, "gombal terooos!"

Izzu tertawa, hendak balas mencubit. Namun Naya menghindar cepat sambil berkata asal, "jangan coba-coba balas ya tad, ntar gue aduin ke Pak RT kena pasal KDRT lo."

"KDRT?" Izzu menyela cepat.

"Kekerasan dalam rumah tangga." Naya menjelaskan.

Izzu menghentikan langkahnya, menatap Naya agak lama, lalu bertanya polos, "spatula dan tabung gas melon termasuk 'kah?"

Ups! Naya kena batunya. Ucapan Izzu barusan membuat sang dara juga menghentikan langkahnya seketika. Mati kutu. Teringat bahwa sebenarnya yang lebih nyata KDRT-nya itu dirinya, bukan Izzu.

"Kamu yang KDRT, Nay." Izzu bersuara. Mengeluarkan kalimat yang sama sekali tak ingin Naya dengar.

Si nyonya nyablak terdiam.

"Makasih udah KDRT-in aku, Nay." Izzu melanjutkan kata-katanya.

Naya mengerutkan dahinya, baru tahu kalau ternyata cinta bisa memutar posisi otak dan menyedot kapasitas isinya. Izzu yang dulu dengan Izzu yang kini ada di hadapannya benar-benar orang yang berbeda. Sekarang Izzu sangat lancar bicara, ahli menggoda, dan gampang merajuk.

Di hadapan Naya, cinta membuat karisma dan wibawa Izzu hanya mitos belaka. Di dekat Naya, cinta menyulap Izzu yang pendiam dan bijaksana menjadi bocah manja dengan level cemburu tingkat alam baka.

Naya masih berdiri, lututnya berat saat menerima pernyataan Izzu yang berkata terima kasih karena sudah di KDRT-kan.

"Gini nih kalau sering kolaborasi ama udang, ngomong jadi yang nggak-nggak." Naya mendumel, menutupi rasa bersalahnya dengan nada suara yang sok benar, menumpahkan kesalahan pada Izzu semata.

Izzu nyengir, tak marah. Hello! Naya sudah berkata kasar dan Izzu tak marah, agaknya cinta memang benar-benar mengubah posisi otak sang ustad, entah miring sedikit ke kanan atau gesrek sedikit ke belakang, hanya Izzu dan Tuhannya yang tahu.

"Kamu benar-benar udah KDRT-in aku, Nay. Dan aku berterima kasih untuk itu." Izzu mengulangi kata-katanya.

Naya mengangkat tangannya, menyentuh dahi si tampan, lalu menyentuh dahinya, lalu dahi si tampan lagi, "kagak demam... tapi kok error ya?"

Izzu tertawa, lalu menuntaskan kebingungan Naya dengan berkata pelan, "KDRT kita itu...." Izzu mendekatkan wajah mereka, lalu berbisik mesra "kebahagiaan dalam rumah tangga, Nay"

Naya tersedak seketika, ia tak tahu harus menangis atau tertawa mendengar bisikan si ustad. Hanya memilih berlalu, meninggalkan Izzu di belakangnya, menyembunyikan pipinya yang sudah seperti pantat bayi kelamaan pakai p*mpers, merah... matang.

ZuNayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang