Keping 55 : Amplop Hijau

1.5K 151 37
                                    

(Make You Mine, PUBLIC)

Put your hand in mine

You know that I want to be with You all the time

You know that I won't stop until I make You mine

You know that I won't stop until I make You mine

Until I make You mine

-yang tau lagunya bole nyanyi dulooo-

happy reading

..................

Kedua makhluk kikuk itu masih tertawa sambil berhadapan. Saling tatap, saling menekan jauh-jauh rasa tak nyaman yang menguar. Di atas ranjang yang sama, diantara bisingnya detak jantung.

"Tad..." Naya mengakhiri tawanya dan memanggil si tampan yang juga sedang tertawa di depannya.

"Mn..." Izzu merespon cepat. Menghentikan tawanya seketika.

"Makasih ya." Naya tersenyum pada Izzu.

"Hanya makasih saja?" Izzu membalas senyum pada Naya.

Naya menautkan dua alisnya, merasa takut terjebak dengan kata-katanya jika tak hati-hati dalam merespon kalimat Izzu barusan. "Kok nggak nanya makasihnya buat apa?"

"Nggak perlu." Izzu berdecak pelan, "palingan kamu nanti bilang makasih buat semuanya, atau makasih udah jadi ustad gue, atau makasih udah nguatin gue, atau makasih udah nemenin gue, atau makasih udah nggak ribut sama Ray. Ya 'kan?"

Naya tertawa, Izzu ternyata sudah bisa berspekulasi. "Nggak, Tad. Udah sok nebak, salah lagi."

"Haaa?..." Izzu membelalak, "jadi?"

"Penasaran juga lo jadinya 'kan?" Naya merasa di atas awan, mengungguli Izzu.

"Kalau bukan untuk hal-hal yang aku sebutkan tadi, lalu makasihnya untuk apa?" Izzu akhirnya benar-benar penasaran.

Bagaimana mungkin si tampan tak penasaran. Ia merasa bahwa tebakannya sudah tepat sasaran. Jadi, kalau tidak untuk hal-hal yang disebutkannya, lalu untuk apa Naya minta terima kasih?

Naya mengode Izzu dengan jemarinya, mengisyaratkan pada sang ustad untuk lebih mendekat. Setelah memastikan jarak wajah mereka hanya serentangan lengan, Naya membuka suaranya, benar-benar halus dan pelan... "makasih karena selama kita menikah... lo nggak pernah liat gue pake nafsu, lo nggak pernah maksa gue untuk menuhin keinginan lelaki lo, Tad. Padahal kita udah sah dan lo berhak buat nuntut gue. Tapi... lo jaga gue lebih dari apa yang bisa gue bayangin, bahkan lebih dari pada gue jaga diri gue sendiri." Naya menghentikan ucapannya sebentar, menghela napas.

Glup! Izzu tiba-tiba saja merasa merinding dengan ucapan terima kasih Naya barusan. Benar-benar berterima kasih untuk hal ekstrim yang sang ustad tak sangka sebelumnya.

"Tapi selain bilang makasih, gue juga mau minta maaf, Tad." Naya menyambung kalimatnya.

"Bu-buat apa?" Kali ini Izzu bertanya agar tak merinding untuk kedua kalinya.

"Ngadapin gue yang terlalu astaghfirullah ini pasti berat buat lo yang terlalu mashaaallah, Tad." Naya bergumam pelan.

Izzu menggeleng, "jangan bicara yang tidak-tidak, Nay."

"Maaf sekali lagi ya, Tad." Naya masih mengeluarkan apa yang ada dalam kepalanya tanpa ragu.

"Tak ada yang perlu dimaafkan, Nay." Izzu bermaksud hendak memotong apa pun yang akan Naya katakan.

ZuNayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang