Keping 30 : Kok Jadi Gini?

1.3K 158 24
                                    

happy reading

.......................


Satu-satunya makhluk yang harus bertanggung jawab atas keadaan awkward saat ini adalah Sandra. Karena dari mulutnyalah keheningan di meja makan itu tercipta.

Davin tak terima, karena celetukan Sandra, gigitan ayam gorengnya terlepas, membuat makanannya jatuh, tak bisa dipungut lagi. Cepat, lelaki bermulut ember itu mengambil ayam goreng yang ada dipiring Sandra. Minta ganti.

Sandra tak memperhatikan aksi Davin yang sudah nyolong ayam gorengnya. Mata Sandra hanya tertuju pada Naya, merasa sangat bersalah setelah memotong ucapan Naya tanpa tenggang rasa.

Pelan, gadis berambut segi itu akhirnya kembali membuka suara, sok memperbaiki keadaan, "Ustad....ustad? Kak... um... kak Nay kok manggil bang Izzu ustad? Aku penasaran. Hehehe, aku motong ucapannya kak Nay cuman ingin nanya kenapa kak Nay manggil bang Izzu ustad. Nggak ada maksud lain, sumpah."

Entah mengapa, mendengar alasan ngeles Sandra barusan, Naya sedikit melega. Bisa bahaya kalau Izzu berpikiran macam-macam soal kata-katanya dan kata milik Sandra yang di gabung, gue itu sukanya.... Ustad.

Untungnya, dengan sadar Sandra cepat bisa memperbaiki kalimatnya sendiri.

Tidak hanya Naya, Izzu pun merasa tak lagi tercekat. Lelaki berwajah teduh itu sempat khawatir kalau-kalau Naya memang benar-benar menyukai ustad yang tak ia ketahui siapa itu. Tapi Sandra, entah bohong atau jujur, terlihat sangat ahli memperbaiki keadaan.

"Mulutmu enteng ya belokin maksud, dasar lontong daun. Ayam ku jatuh tau!!" Davin tiba-tiba bersuara tanpa peduli usaha Sandra untuk memperbaiki keadaan.

"Yeee, udah nyambit ayam ku, pake nyalahin orang lagi." Sandra tak tinggal diam.

Dan pukul-pukulan dahi pun kembali terulang.

"Lanjutin ampe satu mati satunya lagi bonyok." Naya mengangkat suaranya dengan nada pura-pura kesal atas kelakuan duo hebring, biar gugupnya tak terlalu ketara.

Tetiba, setelah Naya berucap seperti itu, Sandra dan Davin sadar diri. Lalu menarik tangan masing-masing sambil berucap maaf pada sang boss.

"Oh ya kak, jawab dong tanya aku tadi, kakak kenapa panggil bang Izzu dengan sebutan ustad?" Sandra tetap berusaha agar ngelesnya terkesan berfaedah.

"Oh," Naya melirik Izzu sekilas, si tampan sedang minum, lalu kembali menatap Sandra dan menjawab datar, "Itu panggilan sayang buat suamiku, salah emang?"

Usai Naya memainkan lidahnya dengan enteng, tiba-tiba Izzu tersedak, air yang masih dimulutnya tersembur kearah Davin. Basah sudah piring makan si mulut ember.

Sandra adalah penyebab ayam goreng Davin terjatuh dan Izzu membuat nasi kering Davin jadi berkuah. Lelaki berhidung bangir itu menegadahkan wajahnya ke langit-langit warung sambil berucap lirih, "Ya Allah, apa salah Baim? Kenapa mau makan aja susahnya minta ampun?"

Naya dan Sandra tertawa terbahak-bahak, sementara Izzu merasa sangat malu karena telah menyembur Davin dengan air minumnya. Berkali-kali ustad tampan itu minta maaf. Mencoba mengganti piring makan Davin dengan miliknya.

Tapi belum sempat tergantikan, Naya menahan tangan Izzu, "Kita minta yang baru aja, punya lo nggak boleh dibagi ke orang lain, kalau orangnya bukan gue, tad."

Blusssh... Izzu terhenyak. Naya barusan terkesan tengah menggodanya terang-terangan, di depan Sandra dan Davin.

Sementara Sandra dan Davin hanya mengode penuh arti, pikiran mereka sedang berada digelombang yang sama, sepertinya boss mereka sedang melaksanakan misinya. Mencari tahu apakah Izzu memiliki rasa untuk Naya atau tidak.

ZuNayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang