-setelah ini, maka.... ah sudahlah, silakan teman-teman tebak sendiri bagaimana akhirnya nanti-
-terima kasih masih setia yaaa-
-terima kasih sudah jadi saksi perjalanan Izzu dan Naya-
-terima kasih-
-CH min 2-
-atawa klo di drama2 tulisannya macam nii : episode 2 terakhir-
happy reading
........................
Kehidupan rumah tangga Izzu dan Naya berjalan seperti kehidupan pasangan normal pada umumnya. Kadang damai, tapi lebih sering gencatan. Kadang akur, tapi lebih sering gelud.
Izzu, lagi-lagi Izzu yang menjadi objek pelampiasan. Demi mempertahankan suasana damai dalam rumah mereka, Izzu arus mengalah, Izzu harus mengalah, dan sudah jelas Izzu harus mengalah.
Tapi hei, si ustad benar-benar mengalah tanpa merasa berat sedikit pun. Tentu saja cinta menjadi penyebabnya, pasti orang-orang beranggapan seperti itu.
Sayangnya, Izzu melakukannya tidak hanya sebatas cinta, lelaki berwajah teduh itu bersikap seperti itu demi mengabdi pada Penciptanya. Dua hal yang Izzu pahami selama ini adalah : satu, lelaki itu tempat berlindungnya wanita. Dua, suami itu tempat berlindungya istri. Jadi, apalagi yang bisa dilakukan oleh si tampan selain mengalah demi memperbaiki suasana dalam rumah tangganya? Selama Naya tak memprmasalahkan hal-hal yang berbau aqidah, Izzu rasa akan baik-baik saja bila ia yang mengalah.
Seperti pagi-pagi sebelumnya, pagi ini rumah tangga sederhana itu riweh bak punya anak lima. Padahal mereka hanya tinggal berdua di rumah berlantai dua itu. Berteriak dari bawah ke atas, dan balas berteriak dari atas ke bawah.
"TAD CEPETAN, MAU BERANGKAT JAM BERAPA HAA?"
"TUNGGU DULU NAY, LAGI PAKAI CELANA."
"TAAAAD, LO MINJEM CELANA THANOS? NAPA PAKENYA LAMA? TURUN CEPETAN!"
"IYA IYA, AKU TURUN LAGI NAY."
"EH TAD COBA JANGAN TURUN DULU, AMBILIN SEKALIAN HP GUE."
"IYA NAY, AKU AMBILKAN."
"TAD BURUAN!"
"IYA IYA NAYA."
"TAD, GUE SAYANG LO!"
"AKU JUGA SAYANG KAMU, NAYA."
Lah!!!
Izzu bergegas menuruni tangga, memasang kancing kemejanya sambil berjalan.
Naya yang melihat suaminya datang mendekat segera menyusul, menampol tangan Izzu dan berkata datar, "biar gue yang pasangin kancingnya."
"Tidak mesti menyingkirkan tanganku dengan cara seperti itu 'kan Nay?" Izzu protes sambil menghadapkan dadanya pada Naya, pasrah kemejanya dipakaikan.
"Untung gak pakai golok." Naya menimpali cepat.
Izzu terpaksa hanya diam. Percuma berdebat, sudah tahu siapa yang akan jadi pemenangnya.
Selesai mengancingkan kemeja suaminya, Naya meluruskan bentangan baju itu, menggosoknya pelan di area bahu Izzu sambil bersuara, "gagah ya Tad, jadi pen ikut ke pesantren buat jagain ustad Izzu biar nggak ada yang jelalatan."
Izzu terbatuk seketika, "hari masih pagi Naya."
"Lah emang. Yang bilang sekarang maghrib siapa?" Naya menyela cepat sambil berlalu menuju meja makan.
"Jangan paksa aku buat bawa kamu naik lagi ke atas." Izzu menyanggah cepat. Ikut di belakang sang nyonya.
Naya pura-pura tak dengar kalimat Izzu barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZuNaya
Humor[CERITA KE 1] Follow biar Teman bisa baca semua chapter 🤗 🔥kategori : baper stadium akhir🔥 Naya's scene : - Lo orangnya ribet ya Zu! Ngomong irit. Otak gue mesti kerja keras setiap lo ngomong. - Nggak usah sok baik. - Iya pak ustad, serah lo aja...