(Sempat Memiliki : Yovie & Nuno)
Aku hancur, kuterluka
Namun engkaulah nafasku
Kau cintaku, meski aku bukan dibenakmu lagi
Dan kuberuntung sempat memilikimu
-mari menyelam dalam prasangka Naya, rasakan apa yang sang dara rasa-
happy reading
...................
Naya berdiri, menahan getar dilututnya. Memaksa wajah ramah untuk Hafsah yang sudah datang jauh-jauh. "Pagi... Hafsah."
Wanita berjilbab itu mendekat pada Naya, "Assalamu'alaikum Naya."
Deg! Naya tercekat, kebiasaan Hafsah dan Izzu tak ada bedanya. Disaat ia hanya menyapa datar dengan sapaan yang umum, Hafsah malah memulai pertemuan mereka dengan ucapan salam. Benar-benar Izzuable. Berbeda dengan dirinya. Patah-patah si cantik menjawab sapaan itu... menggulung lidahnya dalam-dalam, "wa-wa-wa'alaikumsalam Hafsah."
"Kalian sedang gotong royong?" Hafsah mencoba bersahabat, bertanya ramah pada Naya, matanya melihat sekitar. Mengamati Sandra, Davin, lalu... berhenti di Izzu.
Ustad Naya itu kini sedang membelakangi gerbang. Sengaja. Tak memperlihatkan wajahnya pada seseorang yang kini tengah berdiri di dekat Naya.
Namun saat Hafsah memaku pandangannya, Naya ikut memalingkan wajahnya ke tempat Hafsah memandang. Dan mendapati bahwa sosok dalam lensa Hafsah adalah Izzu, Naya serasa ingin mati saat itu juga, entah mengapa benar-benar merasa lebih baik mati dari pada harus bernapas dalam keadaan seperti ini.
Sandra menghampiri Naya dan Hafsah ke dekat gerbang, sementara Izzu masih berusaha untuk tak menampakkan bahwa ia peduli dengan siapa kini Naya sedang berbicara. Sebisa mungkin menjaga perasaan sang nyonya.
"Kak Hafsah," Sandra membuka suaranya, "kesini buat ketemu siapa?" lalu Sandra menatap Naya dan berkata santai, "kak Naya kok nggak bawa kak Hafsah masuk? Kasian loh dia berdiri aja di situ sambil liatin kita."
Naya nyengir pada Sandra, tak bisa marah. Apa yang dikatakan gadis berambut segi itu tak salah sama sekali.
Namun hati Naya masih menunggu jawaban Hafsah atas pertanyaan Sandra 'untuk siapa dia datang kemari'. Setengah takut setengah berani menerima jawaban yang akan Hafsah keluarkan dari mulutnya. Naya menarik napas tak tenang. Bagaimana jika Hafsah datang untuk Izzu? Bagaimana jika Hafsah benar-benar datang kemari untuk Izzu?
Dan tiba-tiba saja ucapan Izzu terlintas dibenak Naya, 'poligami itu halal, bahkan di dalam Al-qur'an ada penjelasannya'. Jika yang waktu itu meminta adalah Fatimah, mungkin Izzu masih punya pertahanan didirinya untuk tak gentar sedikit pun. Lalu bagaimana jika kali ini yang meminta langsung adalah Hafsah, dengan kelembutan, sopan santun, penampilan rapinya, tidakkah Izzu tak akan gentar?
"Kak..." Sandra melambai pada Naya, "bawa kak Hafsah ke rumahlah. Kok kakak bengong?"
Naya yang tiba-tiba tersadar karena lambaian Sandra seketika langsung mengalihkan pandangannya pada Hafsah, "maaf... maaf..." Naya bingung mau berkata apa, mentalnya telah lebih dulu kena bombardir karena kehadiran Hafsah. Akhirnya si cantik hanya berkata datar seadanya, "ayo Hafsah kita ke dalam."
"Terima kasih Naya." Hafsah menimpali sopan.
Mereka berdua masuk ke dalam rumah, meninggalkan tiga lainnya yang masih di halaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZuNaya
Humor[CERITA KE 1] Follow biar Teman bisa baca semua chapter 🤗 🔥kategori : baper stadium akhir🔥 Naya's scene : - Lo orangnya ribet ya Zu! Ngomong irit. Otak gue mesti kerja keras setiap lo ngomong. - Nggak usah sok baik. - Iya pak ustad, serah lo aja...