Di malam hari, suasana di kampung sangar sejuk dan nyaman. Banyak warga yang sedang bersantai di depan rumah bersama keluarga dengan goreng pisang dan kopi panas. Menghilangkan penat setelah bekerja dari pagi hingga sore.
Abdul selalu menang banyak jika berteman dengan Kay dan Bunga. Buktinya lelaki itu menggandeng Kay di sebelah kiri dan Bunga di sebelah kanan. Ketiganya memakan pentol tusuk yang diberi kecap dan saos saja. Ini makanan jadul jaman dulu dan masih ada di kampung Kay.
"Ayolah Abdul, aku penasaran dengan pendekar itu. Sebentar lagi Kay akan pulang untuk masak buat makan malam sama Paman Kevin," keluh Bunga.
"Tidak bisa! Lihat saja wajahku apa kurang tampan dengan pendekar itu. Aku memang bukan pendekar, tapi Kay pendekar. Kelebihan kami, aku tampan dan Kay pendekar sudah cukup," terang Abdul santai.
Bunga berdecak pelan, sementara itu Kay tertawa meledek Bunga. Jalanan di desa untuk menuju rumah ke tiganya harus menurun seperti gunung, suasana disini juga sangat nyaman.
"Bu," sapa Kay ramah.
"Duh, Abdul enak ya gandeng kembang desa sama perempuan cantik," goda Ibu yang ditegur Kay tadi.
"Iya dong, Bu."
"Yasudah aku akan pergi sendiri. Kalian berdua enggak asik!" Bunga melepaskan gandengannya.
Saat ingin pergi. Abdul menahan baju belakang Bunga. Lagi lagi membuat gadis itu berdecak kesal.
"Hentikan niat burukmu. Aku sebagai temanmu tidak akan membiarkan kamu pergi ke desa sebelah sendiri!" tegas Abdul.
"Menurut saja Bunga, nanti setelah Kay pulang dari jakarta. Kay akan bawakan lelaki tampan, bagaimana?" tawar Kay menaik turunkan alisnya.
Mata Bunga berbinar, ia menoleh ke belakang menatap Kay dengan raut wajah serius.
"Benar Kay?" tanya Bunga memastikan.
Kay mengangguk tidak dengan Abdul yang menggeleng.
"Itu tidak akan pernah terjadi Bunga!"
"Abdul! Kamu berlebihan!"
"Karena aku mencintaimu!"
"Kita itu teman Abdul. Teman sejak kecil, bisa dibilang teman dari dalam perut! Mustahil kamu menyimpan perasaan gila itu!"
Kay memilih mundur perlahan tak ingin ikut campur. Lagian mereka berhenti tepat di depan rumah Kay.
Terjadi adu mulut antara Bunga dan Abdul. Karena kesal, Bunga pun pergi meninggalkan Abdul. Lelaki itu terus mengejar Bunga dan ingin menjelaskan kesalahpahaman ini.
"Bunga dengarin dulu!"
"Jangan bicara sama Bunga!" Bunga menutup telinganya rapat-rapat. Tak ingin mendengar apapun yang keluar dari mulut Abdul saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS NERD (VERSI TERBARU END)
Teen FictionPERINGATAN!!! CERITA INI MENGANDUNG DOSA YANG MEMBUAT KALIAN SELALU BERPRASANGKA BURUK / SUUDZON TERUS!! Kay Senja gadis cantik penuh misteri. Ia dibesarkan oleh Pamannya dengan kehidupan yang berapi api. Tinggal didesa dan sering dijuluki pendekar...