PERINGATAN!!! CERITA INI MENGANDUNG DOSA YANG MEMBUAT KALIAN SELALU BERPRASANGKA BURUK / SUUDZON TERUS!!
Kay Senja gadis cantik penuh misteri. Ia dibesarkan oleh Pamannya dengan kehidupan yang berapi api. Tinggal didesa dan sering dijuluki pendekar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Reiga langsung memasukkan Kay kedalam mobilnya secara paksa. Kay memutar bola matanya malas dan melihat Reiga masuk kedalam mobil.
"Rumah lo?" tanya Reiga.
"Kay bisa pulang sendiri!" ketus Kay.
Kay pun membuka pintu mobil. Namun saat matanya melihat spion depan. Ada begitu banyak makanan dibelakang mobil Reiga. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk keluar dan malah duduk manis.
"Kalo Kak Reiga maksa sih, yaudah Kay disini aja," ujar Kay dengan senyuman manisnya.
"Gue nggak maksa!"
Senyuman manis kini berubah dengan bibir yang mengerucut kesal. Kapan lagi bisa dapat makan gratis.
Kay respect sama Reiga saat melihat kondisi Mama Reiga. Mungkin aja Reiga itu broken home yang membuat sifat Reiga kasar, dingin, dan datar.
"Yaudah tinggal paksa aja. Susah amat sih!"
Reiga memiringkan badannya. Menatap Kay begitu dalam membuat gadis itu sedikit memundurkan tubuhnya karna merasa risih dan menatap aneh Reiga.
"Ja-jangan macam macam! Kay bisa teriak!" ancam Kay.
"Fake nerd?" tanya Reiga dan menatap mata Kay dalam.
"Yakali Kay fake nerd. Kay memang begini kok, sumpah," bohong Kay dengan mengangkat jarinya membentuk huruf V.
Reiga pun melajukan mobilnya. Kay itu cepat akrab dengan orang yang baik. Tapi, kalo seperti Reiga bolehlah akrab dikit. Kay itu ramah.
"Kak Reiga," panggil Kay.
"Hm. Alamat rumah?"
"Rusunnawa tempat dimana Reiga hampir nabrak Kay."
"Hm."
"Kay boleh tanya sesuatu?" Kay menatap Reiga dengan sedikit cengiran.
"Apa?"
"Beli makanan banyak banget. Emang habis ya, mending sedekah sama orang yang membutuhkan. Kayak Kay gini."
Reiga melirik Kay sekilas dan kembali fokus pada jalanan didepannya.
"Buat anak basecamp."
Senyuman pun menjadi luntur. Kirain Kay itu semua punya Reiga, tapi punya anak basecamp. Kay pun lesuh dan bersandar pada mobil.
"Kalo mau ambil."
Dengan gerakan seribu. Kay pun mengambil makanan. Perutnya sudah minta cemilan. Ia sampai melupakan kejadian tadi. Seharusnya Kay mengikuti orang itu. Namun, Kay malah ikut sama Reiga.
"Kak Reiga," panggil Kay lagi.
"Diam!"
"Nggak bisa Kak Reiga," jawab Kay cepat. Kay pun mengetuk ngetuk kepalanya. "Tok tok tok, ada pikiran yang mengganjal enggak?" tanya nya.
