PERINGATAN!!! CERITA INI MENGANDUNG DOSA YANG MEMBUAT KALIAN SELALU BERPRASANGKA BURUK / SUUDZON TERUS!!
Kay Senja gadis cantik penuh misteri. Ia dibesarkan oleh Pamannya dengan kehidupan yang berapi api. Tinggal didesa dan sering dijuluki pendekar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kay yang mendengar kabar dari Billy kalo Reiga mabuk. Ia pun segera menuju ke alamat yang diberikan Billy.
Masuk kedalam club dan melewati lantai dansa. Kay merasa risih dengan tatapan aneh para pria disini.
Ia melihat Reiga yang sedang minum dan segera menghampiri Reiga disana.
"Kenapa nggak bawa pulang?" tanya Kay pada Gusti.
"Nih bawa pulang." Gusti menunjukkan lukanya dan luka yang lain juga pada Kay.
Kay mendekati Reiga dan merampas minuman milik Reiga. Lelaki itu menatap tajam Kay.
"Balikin!" bentak Reiga.
"Nggak, udah cukup Kak Reiga minum! Sekarang pulang!"
"Gue nggak mau!"
Reiga merampas minumannya dengan kasar membuat tangan Kay tergores kuku Reiga dan sedikit berdarah.
"Kay." Alka terkejut melihat luka ditangan Kay.
"Nggak papa," jawab Kay dan tersenyum.
Kay kembali merampas minuman Reiga dan membuat Reiga menjadi marah.
"Balikin!"
"Kay nggak mau dan sekarang Reiga pulang!"
Reiga meminta minuman lagi sama bartender namun Kay mencegah agar tidak memberikan minuman itu pada Reiga. Menatap tajam gadis di depannya ini.
PLAK!
Kay menampar keras pipi Reiga hingga lelaki itu tersungkur di lantai dan tidak bisa buat apa-apa lagi. Nggak ada pilihan lain selain membuat lelaki ini pingsan.
"Tolong bawa pulang," pinta Kay.
Gusti dan Billy sampai ternganga melihat Kay yang menampar Reiga. Entah kenapa sama Kay, Reiga sedikit luluh hanya sedikit saja.
Sekali tamparan saja Reiga langsung tumbang di tempat. Gusti dan Billy meneguk salivanya, masih syok.
🧞Satu permintaan🧞
Reiga pun di antar ke apartemen. Karna hari sudah malam, mereka mengantar Reiga saja sampai ke apartemen.
"Kita pamit pulang ya," pamit yang lainnya di angguki Kay.
Alka memandangi Kay, gadis itu tertunduk dan memandang kelain.
"Gue pulang, hati hati."
Kay hanya mengangguk dan menutup pintu apartemen Reiga. Gadis itu mengeluh ketika melihat Reiga terbaring di sofa.
"Ya ampun Kak Reiga, nggak bisa nggak buat masalah!"
"Bikin repot aja!"
Kay menuju kedapur untuk mengambil air hangat dan handuk kecil. Ia mau mengompres pipi Reiga yang merah karna tamparannya.
