Lucy masuk ke dalam mobil. Hari ini yang mengantar dirinya sekolah adalah Papinya. Duduk di sebelah Papi yang sedang mengemudi.
Wajah gadis itu sengaja di tekuk dan tangan dilipat di depan dada.
"Kan Papi minta kamu buat jangan melawan, Rista aja."
"Ish Papi! Berapa kali sih Ucy harus bilang? Kak Rista itu kayak mak lampir! Ucy nggak mau temenan sama dia! Dulu juga waktu kecil, apapun yang Ucy mau dia juga mau!"
"Sayang---"
"Udahlah! Malas banget kalo Papi bahas mak lampir! Sampai Ucy nikah sama pangeran tampan! Ucy tetap nggak mau temenan sama Kak Rista yang sok berkuasa gitu!"
Lucy pun memilih diam tak ingin berdebat di pagi hari. Allan yang mengerti perasaan putrinya pun mengalah saja jika keinginan itu yang Lucy mau.
Setelah sampai di depan gerbang. Lucy menyalami punggung tangan Allan, pria itu mengecup lembut dahi putrinya.
Turun dari mobil dan melambaikan tangan. "Dadah Papi!"
Senyumannya mengembang, akhirnya Papi tidak akan memaksa dia lagi untuk berteman dengan mak lampir itu.
"Astaga Dewa!" kaget Lucy saat membalikkan badan dan melihat Rista bersama ketiga dayang-dayang nya itu.
"Sekarang lo nggak bisa temanan lagi sama, Kay! Gue saranin buat lo pindah tempat duduk! Takutnya lo bakalan ketularan miskin kayak dia, paham?" kata Rista ketus.
Lucy menatap satu persatu teman Rista sangat menyeramkan. Apalagi gadis yang bernama Mawar itu. Apa dia takut berbicara? Sehingga jarang mendengar Mawar berbicara.
"Kak Mawar, di dunia ini. Soal berbicara atau ngomong itu gratis."
Mawar menatap tajam Lucy membuat nyali cewek itu ciut seketika. Mengangkat tangannya membentuk huruf V. "Damai ya," kata Lucy.
"KAY!" teriak Lucy saat Kay baru datang. Ia sengaja menjulurkan lidahnya mengejek pada Rista dan menghampiri Kay.
"Lucy!" geram Rista.
"Mak lampir!" ketus Lucy.
"Kabur Kay!" Lucy menarik tangan Kay dan berlari masuk ke sekolah sebelum terkena amukan mak lampir itu.
Merasa sudah aman. Mereka mengatur napasnya terlebih dahulu. Sangat takut dengan wajah menyeramkan Rista itu, rasanya jantung Lucy ingin copot saja.
"Kenapa harus lari?" tanya Kay.
"Kalo kita nggak lari. Kita bakalan di seruduk sama banteng ngamuk di gerbang sana!" jelas Lucy dengan napas ngos-ngosan.
Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas. Kay sudah kebal dengan cacian di sekolah ini. Sudah menjadi makanan sehari-hari dia.
"Oh iya Kay. Lo kok udah nggak bicara lagi sama Kak Reiga? Udah hampir sebulan mungkin. Ada masalah apa?"
"Nggak ada sih," acuh Kay yang tau masalah terjadi saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS NERD (VERSI TERBARU END)
Teen FictionPERINGATAN!!! CERITA INI MENGANDUNG DOSA YANG MEMBUAT KALIAN SELALU BERPRASANGKA BURUK / SUUDZON TERUS!! Kay Senja gadis cantik penuh misteri. Ia dibesarkan oleh Pamannya dengan kehidupan yang berapi api. Tinggal didesa dan sering dijuluki pendekar...