PERINGATAN!!! CERITA INI MENGANDUNG DOSA YANG MEMBUAT KALIAN SELALU BERPRASANGKA BURUK / SUUDZON TERUS!!
Kay Senja gadis cantik penuh misteri. Ia dibesarkan oleh Pamannya dengan kehidupan yang berapi api. Tinggal didesa dan sering dijuluki pendekar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ketika sampai dipantai. Gadis itu segera turun dari motor Alka. Dengan cepat gadis itu berlari dan melepas sendalnya. Menikmati ombak pantai yang menerpa kakinya.
Sejenak bebannya terasa hilang semua. Bosan juga berada di rusunnawa tak ada tempat yang ia kunjungi juga.
Tanpa sadar lekukan manis terbit dibibir Alka. Lelaki itu melengkungkan senyuman manisnya melihat Kay yang bermain dengan ombak kecil di pantai.
"Kak Alka sini!" ajak Kay sambil melambaikan tangannya memanggil Alka.
Lelaki itu menghampiri Kay tak lupa melepas sepatunya. Kay langsung menarik tangan Alka dan bermain di ombak kecil itu.
Tawa gadis itu bagaikan candu untuk Alka. Kay sangat menyukai pantai.
"Sumpah ini tempat yang Kay suka," ujar Kay pada Alka.
Alka mengangguk, "Dulu Bunda juga suka kesini. Karena Bunda suka pantai."
Kay mengerutkan keningnya. "Bunda? Emang Bunda Kak Alka kemana?"
"Bersama tuhan."
Lelaki itu memandangi langit sore dan tersenyum. Hati Kay terenyuh melihat Alka yang tampak tegar.
"Saat ngelahirin gue. Nyokap pun tiada, dikesibukkan Bokap sebagai polisi. Ia menyempatkan mengurus perusahaan Nyokap dan gue juga."
Alka tampak menghela napasnya. "Gue tau kalo Nyokap suka pantai dari Bokap gue yang sering bercerita bagaimana Nyokap. Julio juga incaran Papa gue."
"Jadi, Om Julio juga incaran Papa Kak Alka?"
"Nanti dijelasin sama Bokap gue aja."
Kay hanya mengangguk. Mereka pun memilih berjalan jalan dipantai. Kay yang meminta gendong pada Alka.
Lelaki itu dengan senang hati mau menggendong Kay dipunggung belakangnya. Berjalan jalan sambil mendengarkan cerita tentang desa Kay.
🤼Betumbuk kita yok🤼
Kay sampai dirumah Alka. Lelaki itu mengajak Kay bermain dirumahnya dan kebetulan ada Ayahnya.
Alka pun mengajak Kay masuk. Kay tersenyum saat melihat Ayahnya Alka, ia menyalami punggung tangan Petra.
"Apa kabar Kay?" sapa Petra.
"Om kenal saya?" tanya Kay menunjuk dirinya.
"Duduk dulu," ucap Petra dengan senyumannya.
"Jadi, Om kenal saya? Bukannya Om yang di rapat kemarin?"
"Lihat ruangan ini Nak," suruh Petra.
Kay melihat isi ruangan ini tak ada yang ia curigai dan apa yang dimaksud oleh Petra. Namun mata Kay tertuju pada satu poto, membuat gadis itu berdiri dari duduknya dan menghampiri poto itu.
