BAB BONUS

235 16 31
                                    

STRING OF FATE : RYU

====================================

Tubir cawan yang hanya berjarak beberapa milimeter dari bibir Aiiden terhenti ketika telinganya menangkap suara Ara merungut-rungut tidak tentu butir bicara.

Ditolehnya Eiiden yang kebetulan memandangnya juga dan pemuda itu mengangkat bahu mengisyaratkan dia tidak tahu apa-apa tentang rengekan Ara. Ken yang berada di hujung meja menggelengkan kepala.

" Ryu, Ryu, Ryu!!" Seperti anak kecil berulah tidak mahu ditinggal sang ayah yang bergegas ke tempat kerja, Ara melingkarkan tangannya ke tangan pemuda itu yang jelas-jelas rimas diperlakukan sedemikian."Temanlah aku."

Leher setiap orang yang berada di lantai bawah Rumah Agam menoleh ke atas tangga. Ryu yang sepertinya tidak memasang niat untuk ke mana-mana pada hujung minggu begitu tampak berusaha meleraikan lingkaran tangan Ara ke pergelangan tangannya sementara Ara pula meraih tangan pemuda itu seperti seluruh hidupnya bergantung kepada ruas berotot lengan Ryu yang berkulit cerah dengan urat-urat hijau samar kelihatan merambati tangannya itu.

" Aih..ajaklah N. Atau Rein. Semua orang pun ada hari ini. Kenapa mesti aku? "

" Memang semua ada tapi semua pun kata tak lapang dan ada urusan. "

"Habis, orang lain sahajakah yang ada urusan? Aku tak ada? " Ryu menjegil biji mata.

" Bolehlah,Ryu." Ara sudah memasang tampang wajah yang pada hemat Ryu tampang minta disiku dan ia membuatkan dia mencebik.

" Ara tahukan taktik pasang muka begitu tidak berkesan pada aku? "

" Ryu yang tampannnnnn... "

Gadis itu meletak kedua-dua tangannya di bawah wajah -menadah dagunya lalu melebarkan senyum dan menyepetkan mata dan Ryu menatapnya sambil meringis.

" Ryu yang kacakkkkkkk.. "

Melihat Ara menegakkan kedua-dua tangannya pada sisi kepala dan dalam masa yang sama menegakkan jari telunjuk dan jari tengah seraya menggerak-gerakkannya meniru telinga arnab membuatkan Ryu mengetap gigi.

Apa kena dengan anak yang satu ini?

Tidak terima dengan perlakuan Ara yang mempamerkan gestur-gestur aneh begitu, Ryu dengan wajah meringis mencapai cuping telinga Ara lalu berbisik dari celah gigi yang diketap geram.

"Apa rancangan Ara yang sebenarnya ni? "

" Perlu ada rancangankah baru aku boleh turut serta dalam program tu? "

" Program lawatan ke kawasan perkampungan? "

Dia memusingkan cuping telinga Ara membuatkan gadis tersebut meringis sakit dan dalam masa yang sama terpaksa menjengketkan kaki.Jeweran jari-jemari Ryu tidak main-main dan sepertinya cuping telinga Ara akan tertanggal sekejap lagi.

" Apa dunia sudah terbalikkah? "

" Kira normal kalau Ara buat gila. Kalau Ara tak gila barulah dunia akan terbalik "

Bukannya bersimpati, Rein malah menabur garam dan menambah jengkel Ara yang sejak dari tadi sedaya-upaya untuk memujuk Ryu agar menemaninya.Demi melihat Rein berlagak tidak perduli begitu, mahu sahaja Ara melayangkan penendang kepadanya tetapi bagaikan dapat membaca riak wajah gadis tersebut-Rein sudah memecut lari menuruni tangga menyelamatkan dirinya. Dia hafal benar riak jengkel Ara dan natijah yang bakal diterima oleh biang keladi punca tidak nyaman hati gadis tersebut.

Last Hunter :  DistopiaWhere stories live. Discover now