Semoga tidak membosankan.
Ini kayaknya chapter terpanjang deh
Selamat membaca
.
.
.Rosé membuka pintu rooftop dengan kasar, membuat empat pemuda yang sedang bermain ponsel tersentak kaget. Bahkan ponsel Salah satu mereka sampai terjatuh ke lantai.
Jungkook, si pemilik ponsel yang jatuh sudah bersiap mengumpat kasar pada pelaku pendobrakkan pintu, tapi dia urungkan saat melihat Rosé berjalan pelan mendekatinya dengan wajah kusut serta mata sembab.
Jaehyun, Eunwoo dan Mingyu saling tatap. Lalu diam-diam mereka mematikan ponsel dan menaruhnya ke saku masing-masing.
"Rosé? Lo kenapa?" tanya Jungkook pelan menatap sepupunya dengan heran.
Rosé diam tak menjawab, tapi setelahnya mempercepat langkah dan segera menabrakkan diri pada tubuh Jungkook lalu memeluknya erat. Gadis itu melempar asal tas plastik berisi roti serta susu pisangnya dan menangis sejadi-jadinya di pelukan Jungkook yang kini tertegun.
"Eehh? Kenapa?" tanya Jungkook panik sambil membalas pelukan gadis itu.
Posisi Jungkook sedang duduk di atas salah satu meja disana, dan Rosé memeluk pinggangnya dengan erat sambil berdiri.
Rosé tak menjawab. Tapi tangisannya makin terdengar keras.
Jungkook kemudian diam. Membiarkan gadis itu tenang dengan mengelus punggung serta menepuk kepalanya dengan lembut.
Empat pemuda itu kemudian saling tatap dalam hening dengan suara tangis Rosé menjadi backsound.
Mingyu yang paling dekat dengan dua orang itu, mengulurkan tangan ikut mengelus punggung Rosé. Sebagai sahabat sejak kecil, tentu saja pemuda itu ikut merasa sedih sekaligus penasaran kenapa gadis itu menangis seperti ini.
Eunwoo menatap Jungkook dengan tatapan bertanya, sekiranya kenapa Rosé bisa menangis begitu. Tapi Jungkook menggeleng tak tau.
Tangisan Rosé sudah mereda. Gadis itu kini hanya sesenggukan dipelukan Jungkook.
"Hei, Rojé? Kenapa, hm?" tanya Jungkook lembut sembari mengelus puncak kepala Rosé.
Rosé mendenguskan hidung, lalu menggeleng pelan menjawab.
Gadis itu kemudian melepaskan diri dari pelukan Jungkook.
Rosé menatap seragam sekolah Jungkook yang jadi basah karena air matanya. Untung tidak ada ingusnya yang nempel disana.
Rosé kemudian mengangkat wajah menatap sepupunya itu.
"Hiks, ma-maaf. Baju, lo, hiks, basah." kata gadis itu disela-sela sesenggukannya.
Jungkook hanya menggeleng. Lalu tangannya bergerak naik menghapus jejak air mata Rosé dipipi gadis itu.
"Udah, jangan nangis. Jelek," kata pemuda itu dengan senyum lembut menenangkan.
Rosé hanya mengangguk lucu, masih sesenggukan.
"Lo kenapa Ros?" tanya Mingyu setelah hening beberapa saat.
Rosé menolehkan kepala menatap pemuda itu, lalu beralih menatap dua pemuda lain yang duduk di kursi belakangnya.
Rosé menghela napas sebentar. Agak malu karena menangis dilihat oleh cogan begini.
Akhirnya Rosé hanya menggeleng. Entahlah, gadis itu tidak bisa mengatakan alasan dirinya menangis pada mereka.
Jungkook dan Mingyu menghela napas berat. Jungkook hanya menepuk-nepuk kepala gadis itu dan Mingyu mengelus punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZigZag
Aléatoire[Completed] "Zigzag itu apa?" "Berliku," "Kayak hidup?" "Iya," Hanya segelintir cerita tentang dia dan mereka. ~•°•°•~ *cerita ini murni karya penulis. Segala hal dalam cerita adalah HALU atau IMAJINASI penulis. Sifat tokoh dalam cerita, tidak sama...