Z • 40 | DUAR

555 104 37
                                    

Selamat membaca
.
.
.


Rosé duduk dengan gugup di kursi penumpang sebelah pengemudi.

Sesekali gadis itu menoleh ke samping untuk melihat wajah tak bersahabat Taehyung.

Tolong lah, ini Rosé gak paham. Kenapa kesannya Kak Taehyung kayak marah begini?

Kan Rosé jadi takut.

Siapa tau nanti Kak Taehyung tiba-tiba lepas kendali, dirinya malah dibanting sama ketua klub Taekwondo itu kan?

Ngeri cuy!

Rosé belum siap mati muda. Kan dia belum bisa memiliki Kak Taehyung, Rosé gak mau mati dulu.

Eh? Apasih?

Rosé geleng-geleng kepala kuat.

Bisa-bisanya mikir begitu. Tapi ya gak salah sih. Siapa tau jadi kenyataan dia bisa memiliki Kak Taehyung kan?




Taehyung melirik Rosé yang sedang menggelengkan kepalanya sebentar, lalu kembali menatap ke depan.

Taehyung bingung sebenarnya, kenapa dirinya jadi begini.

Pas dulu semasa Jaewon-Jennie, Taehyung gak begini loh. Dia ikhlas. Dia masih bisa senyum, masih bisa bersikap biasa aja, bahkan masih bisa ketawa-ketiwi sama temen-temennya yang lain. Meski waktu Jaewon ketahuan mempermainkan Jennie, dirinya terlibat baku hantam dengan pemuda itu. Tapi saat Jennie memilih bersama Jaewon karena memang gadis itu menyukainya, Taehyung tidak terlalu mempermasalahkan itu. Taehyung terima aja, karena dia tau tidak mungkin memaksakan perasaan seseorang.

Juga disaat awal hubungan Jaewon-Jennie, Taehyung tak pernah terlihat cemburu pada pasangan itu. Seperti perasaannya hanya angin lalu yang dia dan para sahabat ketahui.

Tapi kenapa kemarin saat dia melihat Rosé dengan adik kelas cowoknya, si Jaehyun, dirinya jadi begini?

Kesel gak jelas. Marah-marah sendiri waktu dia kembali ke kamar. Bahkan pengen makan orang, serius.

Jika dibilang Taehyung menganggap Rosé sebagai adik, gak mungkin dia jadi segitunya. Orang Jaehyun anak baik-baik, gak mungkin dia kesel liat mereka bareng begitu jika Taehyung hanya menganggap Rosé adiknya.

Jadi, apa Taehyung sudah mulai menumbuhkan rasa suka pada Rosé? Yang bahkan perasaan itu jauh lebih kuat dari perasaannya untuk Jennie?

Taehyung gak tahu. Dia tempe.

Pusing pangeran.


Taehyung menggeleng pelan dan memilih fokus berkendara. Masalah perasaan bisa dirundingkan dengan diri sendiri nanti di rumah.




Tak ada percakapan sepanjang perjalanan menuju sekolah.

Bahkan radio pun tak dinyalakan didalam mobil itu.

Benar-benar hening.

Dan Rosé mulai gerah, meski ac mobil sudah dihidupkan

"Eum...... Kak?" panggil Rosé pelan sambil menunduk memainkan jemari tangannya.

"Hmm," jawab Taehyung dengan deheman.

Rosé jadi makin gugup dibuatnya.

"Aaa, itu. Kemarin, lo jadi nganter, Kak Jennie ke toko buku?" tanya Rosé memberanikan diri meski diakhir kalimat dia memelankan suara.

Taehyung menoleh cepat. Melihat gadis disampingnya tak menatap dirinya, seulas senyum tipis muncul di bibirnya.

Taehyung mengangguk dan kembali fokus ke depan. "Iya jadi,"

ZigZagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang