Z • 42 | Chat

524 101 11
                                    

Selamat membaca
.
.
.

Pukul 8 pagi.

Matahari sudah naik dan bersinar terik.

Tapi, delapan anak manusia berjenis kelamin perempuan masih tertidur pulas di atas sebuah ranjang besar dengan posisi dempet-dempetan.

Ya, bayangkan aja gitu. Delapan orang tidur di satu ranjang. Meski ranjangnya termasuk besar, tapi tetap saja gak akan muat.

Sebenarnya, bisa saja empat dari mereka tidur di kamar lain. Atau menggunakan kasur lipat. Tapi, karena akhlak mereka sudah menghilang akibat kebanyakan main di pasar malam, membuat mereka jadi tidur dengan posisi mepet begitu.

Kemarin, mereka berdelapan belas meninggalkan pasar malam beberapa menit sebelum pasar malam di tutup. Sekitar jam 11 malam.

Anak cowok dan cewek berpisah. Yang cowok mengikuti Mingyu menuju rumahnya, dan yang cewek mengikuti Lisa. Rumah mereka seberangan, btw.

Seharusnya delapan anak gadis itu langsung istirahat setelah memasuki kamar Lisa, tapi tiba-tiba si Yuju memberi ide agar mereka menonton film dulu bersama. Mana filmnya genre horor dan durasinya lebih dari dua jam.



Jadilah ke delapan manusia itu masih terlelap di jam segini.

Tak lama, Rosé yang tidur disisi terluar ranjang yang jika bergeser sedikit saja bisa jatuh ke lantai, mulai membuka matanya perlahan. Gadis itu mengerjap beberapa kali mengumpulkan kesadaran.

Rosé kemudian bangkit dengan pelan jadi duduk dan memperhatikan sekitar.

Dia jadi terkekeh melihat posisi tidur teman-temannya. Benar-benar kacau.

Iseng, Rosé beranjak dan mengambil ponsel. Kemudian mengabadikan momen itu.

Lumayan. Kenang-kenangan.

Rosé tertawa jahat dengan pelan sambil menatap hasil jepretannya.

Sambil meregangkan badan, Rosé menguap lebar dan menaruh ponsel di meja kecil yang ada di kamar Lisa. Gadis itu kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

Buang air kecil, cuci muka, sikat gigi. Udah, gitu aja. Gak usah mandi. Hehehe.

Tenang, Lisa punya banyak persediaan sikat gigi untuk digunakan teman-temannya yang lain.


Setelah menyelesaikan ritual paginya, Rosé berjalan keluar kamar mandi dan mendapati Eunha serta Jihyo sudah terduduk diatas ranjang dengan mata setengah terbuka.

"Kok lo gak bangunin sih Ros?" tanya Eunha dengan suara serak sambil menggaruk pipinya pelan. Matanya masih setengah terbuka dan sesekali menguap lebar.

"Hooh. Udah jam segini pula. Duh, kepala gue pusing." lanjut Jihyo sambil memegangi kepalanya dengan posisi miring.

"Sorry. Lo kayaknya nyenyak banget. Gak tega gue bangunin. Sana ke kamar mandi. Kalau mau mandi, pinjem pakaian Lisa aja. Ada tuh kayaknya pakaian dalam yang baru," kata Rosé sambil berjalan ke sofa dan duduk santai disana.

Eunha mengangguk. Lalu bangkit dari atas ranjang. "Ji, gue duluan ya. Kebelet. Gak lama kok. Gue gak mandi,"

"Ehm," balas Jihyo sambil menguap.

"Sikat gigi ada dalam laci depan cermin ya Na!" kata Rosé agak mengeraskan suara karena Eunha sudah masuk ke dalam kamar mandi.

"Oke!" balas gadis mungil itu dari dalam kamar mandi.

Tak lama setelah Eunha masuk ke dalam kamar mandi, satu persatu dari mereka yang masih tidur mulai membuka mata.

"Jam berapa nih?" tanya Lisa sambil meregangkan badan dan sesekali menguap.

ZigZagTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang