"Honey, kamu tega sekali."
"Tega apanya?" tanya Celine yang baru keluar dari kamar mandi dan suaminya yang duduk ditempat tidur dengan memengang tablet ditangannya sudah mengajukan protes.
"Akhir pekan ini jadwalku penuh, akhir minggu depan aku harus ke pusat pelatihan jadi kapan waktu untukmu? Waktu untuk kita?"
"Bukankah setiap hari kita juga bertemu, berolahraga bersama, bahkan setiap malam tidur bersama, waktu apa lagi yang kamu maksud?" jawab Celine sambil melangkah ke tempat tidur.
Alex menatap istrinya dengan tatapan tidak terbaca, "Aku akan menjadwalkan operasi kepalamu lagi."
Celine tertawa, "Tega sekali dok. Tenang saja, acara seminar di akhir minggu aku akan ikut menemanimu, juga waktu kamu ke pusat pelatihan. Uncle Fin sudah mengijinkannya."
"Jelas saja dia mengijinkanmu, sekarang dia senang karena bisa mengatur jadwalku melaluimu."
"Jadi kamu tidak ingin aku ikut? Ya, sudah aku akan pergi jalan-jalan sendiri saat kamu tidak ada."
"Siapa bilang aku tidak mengijinkannya, justru kamu harus ikut supaya juga merasakan apa yang kurasakan."
"Memangnya apa yang kamu rasakan?"
"Ingin tahu apa yang kurasakan?"
Celine menggeleng, "Tidak, dan tunda dulu apa yang ada dalam pikiranmu. Ceritakan lebih dulu pertemuanmu dengannya tadi siang."
Alex yang awalnya ingin menarik Celine kedalam pelukannya jadi batal setelah mendengar perkataan istrinya.
"Dia sangat berhati-hati, dan berusaha untuk menilaiku. Sejauh ini dia percaya dengan apa yang kukatakan padanya tapi aku juga tidak yakin berapa lama dia sadar jika kita membohonginya, aku hanya berharap Lazar secepatnya menyerahkan bukti yang membuat Tucker ditahan."
"Apakah Lazar belum menyerahkannya? Memangnya bukti apa yang dimiliki Lazar yang tidak diketahui oleh Tucker?"
"Aku juga menantikan hal itu, tapi unlce Edgar bilang jika Lazar pasti memilikinya."
"Dan kamu pasti juga yakin akan hal itu, makanya kamu berani mengambil resiko memancing Tucker sendiri. Tapi apakah Flora tidak mengetahuinya juga?"
"Lazar tidak mungkin membiarkan Flora mengetahui rahasianya atau orang lainnya, dia pasti menyimpan bukti itu ditempat aman dimana hanya dia yang mengetahuinya."
"Apakah ada hubungan dengan kematian orangtua Gissele?"
"Juga kematian daddy."
"Jika itu bisa membuat Tucker ditangkap, mengapa kamu masih mau menemuinya?"
"Untuk membuatnya lengah dan semakin tidak mempercayai Lazar. Dan untuk mengantisipasi jika ternyata hal itu tidak cukup membuatnya menerima hukuman yang harus dia terima. Kamu kenapa?" Alex heran melihat Celine menarik nafas panjang.
"Entah mengapa sejak tadi siang mengobrol soal ini dengan Gissele dan sekarang mengobrol denganmu, perasaanku merasa tidak nyaman."
"Apa yang membuatmu memiliki perasaan itu? ada sesuatu yang kamu rasakan atau terpikir tentang Lazar dan Tucker?"
"Tepatnya Tucker, aku hanya merasa dia jahat dan harus dihindari jika tidak ingin terlibat masalah dengannya."
"Aku akan menjagamu." Alex menarik Celine kedalam pelukannya, dia tidak boleh mengabaikan insting Celine karena bisa saja apa yang dirasakan istrinya memang benar-benar akan terjadi sesuatu yang membahayakan diri istrinya.
"Jangan kamu memberi pengawalan tambahan padaku, aku tidak akan pergi kemana-mana sendirian sampai masalah ini selesai. Dan mungkin saja ini hanya perasaan kesal dan marah karena dia telah membunuh daddy." Celine seperti bisa membaca pikiran dan isi hati Alex.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Sweet
RomanceCeline dan Gissele adalah dua anak yang besar disebuah panti asuhan, bersahabat dan saling mendukung. Celine mencari jati dirinya karena amnesia yang dialami dia tidak mengetahui siapa orangtuanya sedangkan Gissele ditolak oleh keluarga orangtuanya...