Celine meletakkan nampan makannya di salah satu tempat duduk, sudah 5 hari dia berada dipusat pelatihan dan mungkin benar apa yang dikatakan Gissele, walau tidak semua tetapi sebagain besar mereka berpikir satu sama lain adalah saingan, siapa yang kuat akan bertahan. Selama 5 hari ini mereka hanya melewati pelatihan dasar, dan dari informasi yang mereka dengar, minggu depan baru akan dimulai pelatihan sesungguhnya dan pelatih atau penguji mereka adalah orang-orang professional.
Sejak dia melapor dan naik ke bus yang akan membawa mereka ke pusat pelatihan, dia sudah menyadari jika jumlah pria lebih banyak daripada jumah wanita yang lolos seleksi, dan melihat sebagian besar mereka sudah yakin akan keterima sedikit banyak membuat rasa percaya diri Celine turun, tetapi karena memikirkan tujuan dia ikut melamar, perlahan rasa percaya dirinya kembali naik.
"Dia hanya heran, tujuan mereka sama dan mungkin kelak mereka juga akan bekerja sama menanangani satu operasi tetapi mengapa mereka bersikap seperti berkumpul bersama lawan dan jiwa bersaing mereka lebih dominan daripada sifat bekerjasama mereka.
Lihat saja sekarang dia duduk dan makan sendiri, itu berlaku juga saat didalam kamar. Dia tinggal sekamar bertiga, mereka bertiga tidak pernah mengobrol atau bercanda, menyapa saja hanya seperlunya. Larangan menggunakan telepon genggam membuat Celine tidak bisa menghubungi atau berbicara dengan Gissele tetapi mereka diberi kesempatan untuk memberi kabar pada keluarga dan memberi nomor yang bisa dihubungi untuk keperluan mendesak sebelum telepon genggam mereka disimpan.
Sambil menikmati makan siangnya Celine tersenyum, dia mengingat bagaimana kuatirnya Gissele tentang makanan yang ternyata bahkan lebih enak, variasi yang lengkap untuk memenuhi gizi dan kalori mereka yang sedang mengikuti pelatihan.
Kelihatannya kekuatiran Gissele tidak beralasan, dan Celine hanya berdoa semoga dia bisa lulus penyeleksian ini.
Satu hal yang tidak disadari oleh Celine adalah tatapan dingin dan tajam yang ditujukan padanya, dan tentu saja tidak dirasakan oleh Celine karena orang yang mengamatinya tidak sedang berada disana.
Alex sedang menunggu penerbangannya setelah dia menyelesaikan pekerjaannya di Jepang, karena pekerjaannya selesai lebih awal tanpa membuang waktu Alex memutuskan untuk kembali lebih awal karena dia ingin melihat dan bertemu langsung dengan orang-orang yang akan dilatihnya minggu depan.
Mulai dia mendarat sampai sekarang dia berada diruang tunggu bandara, dia tidak sempat membuka atau memantau perkembangan dipusat pelatihan karena kesibukannya di rumah sakit. Sekarang karena ada waktu luang dia membuka laptopnya dan menghubungkan dengan cctv di pusat pelatihan, niatnya hanya ingin melihat prilaku para peserta tetapi dia dibuat tercengang ketika netranya menangkap seorang wanita yang sedang makan sendiri. Tangannya langsung bergerak memperbesar dan mencari sudut pandang yang lebih jelas, dari kamera pertama dia hanya melihat dari jauh tetapi entah bagaimana dia bisa langsung mengenalinya.
Tanpa sadar bibir Alex membentuk senyum tipis ketika dia melihat wanita itu tersenyum sambil menikmati makan siangnya.
"Mengapa kamu ada disana?" bisik Alex. Alex melihat angka yang tertera dibagian belakang kaos, angka yang mengganti nama mereka selama pelatihan. Tanpa menunggu lebih lama, jari-jari lincah Alex membuka file berkas dan mencari identitas wanita yang akhir-akhir ini selalu muncul tiba-tiba di jarak pandangnya.
Seperti biasa Alex menaiki penerbangan komersil, dia malas menggunakan pesawat pribadi keluarga atau perusahaan karena kadang jam terbangnya bisa berubah sewaktu-waktu. Seperti biasa Alex pasti menghabiskan waktu menyelesaikan beberapa pekerjaannya selama penerbangan tetapi kali ini raut wajah tersenyum wanita yang bernama Celine itu merusak konsenterasinya. Tadi setelah memeriksa biodata wanita itu, Alex memutar rekaman pelatihan selama 4 hari yang lalu, melihat bagaimana wanita yang bernama Celine itu melewati satu demi satu latihan yang harus mereka jalani. Dia bisa melihat tekad kuat dari wanita itu untuk menyelesaikan setiap latihan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Sweet
RomanceCeline dan Gissele adalah dua anak yang besar disebuah panti asuhan, bersahabat dan saling mendukung. Celine mencari jati dirinya karena amnesia yang dialami dia tidak mengetahui siapa orangtuanya sedangkan Gissele ditolak oleh keluarga orangtuanya...