Part 21

3.7K 348 35
                                    

Nico menghampir Willy yang sedang duduk dibalik meja kerjanya, "Ayo ceritakan apa yang kalian berdua rahasiakan?" Kata Nico dengan kesal, sejak 3 hari yang lalu setelah pulang dari rumah orangtuanya, dia disibukkan dengan pekerjaannya dan belum ada waktu meminta penjelasan kedua kakaknya. Hari ini setelah pekerjaannya sudah bisa ditinggalkan, dia menyempatkan untuk mampir ke kantor kakak sulungnya karena selama 3 hari ini juga dia minta diceritakan lewat pesan, tidak ada yang mau menceritakan, membuatnya semakin penasaran.

"Tidak ada yang kami berdua rahasiakan." Jawab Willy.

"Mungkin aku salah mengajukan pertanyaan, Siapa wanita itu?"

"Seperti yang kukatakan, wanita itu menolongku dan aku mengajaknya makan malam."

"Kelihatannya kalian memang tidak berbohong tetapi kurasa kamu memiliki perasaan pada wanita itu dan belum bisa mendapatkannya, dan kamu meminta Alex mencari informasi tentang wanita itu. Benar begitu?"

Willy hanya diam membuat Nico tertawa, "Ternyata benar dugaanku. Jadi apakah wanita itu sudah memiliki kekasih atau suami sehingga kamu patah hati? Atau wanita itu telah menolakmu?"

"Apakah kamu juga hanya asal menebak ketika membela klienmu dipengadilan?"

"Hahahaha, kelihatannya dugaanku benar. Aku hanya sedang menunjukkan bagaimana, aku bisa membuat terdakwa terjebak dan mengatakan hal yang sebenarnya."

"Kamu pikir aku terdakwamu?"

"Memang begitu kenyataannya, kamu dan Alex merahasiakan sesuatu dariku, aku tidak terima."

"Kami tidak merahasiakannya, tapi aku...." William tidak melanjutkan perkataannya karena pintu ruangannya diketuk, saat dia menginjinkan orang yang mengetuk masuk, Gissele masuk membawakan berkas yang tadi memang dimintanya.

"Ini berkas yang anda minta." Kata Gissele, yang sadar jika tamu William sedang memandangnya.

"Letakkan saja disana." Kata William.

Gissele meletakkan berkas itu ditempat yang ditunjuk William dan langsung berbalik akan keluar ketika tamu William menyapanya, "Tunggu sebentar, apakah kamu sekretaris baru?"

William langsung menatap tajam pada Nico yang tentu saja diabaikan oleh adiknya, bahkan adiknya berdiri dan mendekati Gissele.

"Wil, bukankah kamu tidak menyukai sekretaris wanita, bagaimana jika dia pindah bekerja denganku saja?, siapa nama anda wanita cantik?"

"Nic, hentikan bercandamu kita lanjutkan pembicaraan kita. Sel, kamu keluar dulu." Kata William. Gissele hanya menunduk hormat dan langsung keluar.

"Sel? Kelihatannya aku sudah bertemu dengan wanita penolongmu itu. Dan ternyata bukan hanya makan malam, bahkan kamu membawanya bekerja disini."

"Gissele, namanya."

"Oh, kelihatannya 'Sel' adalah panggilan spesial."

"Jika kamu terus menggodakuku maka aku tidak akan menceritakannya."

Nico mengangkat kedua tangannya tanda menyerah dan membiarkan William menceritakan tentang hubungannya dengan wanita yang bernama Gissele itu.

Nico tertawa ketika William mengakhiri ceritanya, "Jadi sainganmu adalah sahabat sejak kecilnya? Untuk apa kamu takut jika dia juga seorang wanita dan mereka tidak tertarik pada sesama jenis. Apakah mau mendengarkan saran dari adik bungsumu ini?"

"Seperti kamu lebih banyak pengalaman saja."

"Aku memang paling muda diantara kalian tetapi setidaknya pergaulanku lebih luas, daripada kamu bertanya pada Alex yang tentu saja hanya bisa mengatakan 'Teruslah berjuang'."

Love Is SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang