Part 14

3.9K 376 71
                                        

Celine kembali membuka matanya dan melihat orang yang ada dihadapannya Celine merasa seperti masih dialam mimpi.

"Ada keluhan pasien Celine?" pertanyaan itu menyadarkan Celine jika dia sudah terbangun dan yang dihadapannya adalah nyata.

"Pusing." jawab Celine asal tetapi sudah cukup membuat Alex berdiri dari duduknya dan segera melakukan pememeriksaan pada Celine dengan cepat dan terlihat kekuatiran dari sorot matanya yang selalu terlihat dingin.

"Pusing yang bagaimana yang kamu rasakan?" tanya Alex dan sorot kuatir itu juga muncul di nada suaranya membuat Celine sadar dia telah salah berucap.

Dengan memasang senyum tidak bersalah Celine berkata, "Aku hanya bercanda." senyum tidak bersalah itu langsung hilang ketika Alex menatapnya dengan tatapan mautnya.

"Aduh! aku masih pasien disini, dasar raja tega." omel Celine ketika dia masih takut dengan tatapan Alex padanya, keningnya sudah di sentil oleh Alex.

"Tidak ada pasien yang bercanda dengan kesehatan dan keluhannya." kata Alex dingin sekaligus lega karena melihat Celine sudah kembali mengomel. Kelihatannya dugaannya benar jika Celine sangat lelah sampai dia membutuhkan waktu tidur yang lama.

Celine berusaha untuk duduk dan Alex melarangnya, dia mengambil remote dimeja samping dan menaikkan tempat tidur secara otomatis sampai Celine merasa nyaman lalu mengambilkan air minum untuknya. "Minumlah, supaya tenggorokanmu tidak kering."

Ketika Celine ingin meraih gelas itu, Alex menggeleng dan mengarahkan ke bibir Celine yang langsung meminumnya tanpa membantah, daripada dia kembali mendapat tatapan menyeramkan si raja tega.

"Ceritakan apa yang terjadi sampai kamu bisa terjatuh disana?" kata Alex dengan nada tidak terbantahkan.

Celine menceritakan apa yang terjadi tanpa menyebut nomor peserta orang yang mencelakainya, dan mengakhirinya dengan bertanya "Bagaimana aku bisa sampai disini? Bagaimana dengan hasil pelatihanku?"

"Kondisimu sudah seperti ini masih memikirkan hasil pelatihan, kamu gagal."

"Gagal? Kenapa gagal? Apakah gara-gara aku, timkku semua gugur?"

Baru kali ini Alex merasa kesal karena tidak tahu harus melakukan apa pada seseorang, Celine sudah celaka bahkan terluka tetapi dia masih memikirkan rekan satu timnya, bahkan dia juga melindungi orang yang mencelakainya.

"Hanya dua orang dari timmu yang lolos, karena mereka masih memiliki hati dan kepedulian pada rekan mereka. Orang yang mencelakaimu walau memiliki nilai bagus didiskualifikasi karena dengan sengaja membuat rekan pelatihan lain terluka, jadi dari 60 orang peserta hanya tinggal 40 orang."

"Apakah aku masuk dalam 40 orang itu?"

"Kamu masuk dalam 20 orang yang gagal."

"Alasannya?"

"Karena aku tidak mau melihatmu kembali terluka, selain itu dengan kondisimu sekarang kamu juga tidak bisa mengikuti pelatihan selanjutnya jadi anggap saja kamu menggundurkan diri karena alasan kesehatan."

"Ini tidak adil."

"Apakah adil menurutmu membuat peserta pelatihan dan pelatih menunggumu sembuh baru melanjutkan pelatihan?"

Celine diam, dia sadar keadaannya sekarang sudah jelas tidak akan membuatnya bisa ikut berlatih dan perkataan Alex memang benar.

"Katakan alasan kamu melamar dan ikut seleksi di Walter's, mungkin aku bisa membantumu?"

Celine menggeleng dan Alex bisa melihat raut wajah sedih dan kecewa disana.

"Apakah aku bisa menelepon saudaraku untuk menjemputku?"

Love Is SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang