William melihat kesekelilingnya, sejak dia memasuki kompleks flat itu dia sudah merasa tidak suka, tepatnya merasa tidak rela tetapi saat ini bukan itu yang paling utama saat ini. Dia menekan bel pintu dihadapannya, berharap segera dibukakan dan yang membuka pintu terkejut melihatnya, tetapi dia keliru.
"Siapa?" terdengar suara dari balik pintu yang sebenarnya membuat William sedikit lega karena ternyata Gissele cukup berhati-hati, tidak langsung asal membuka pintu.
"Aku, William."
Tidak perlu lama, pintu dihadapannya terbuka dan Gissele berdiri dihadapannya masih dengan pakaian kerjanya karena memang dia baru saja tiba dan merapikan tempat tinggalnya ketika bel pintu berbunyi.
"Kamu??"
"Apakah kamu tidak mengundangku untuk masuk?"
"Aku...." Belum sempat Gissele menyelesaikan perkataannya, William langsung masuk, membuat Gissele merasa serba salah.
"Pasanganku sedang tidak ada dirumah, lebih baik kamu pergi sebelum dia kembali dan membuat terjadi salah paham."
"Kamu tidak mau menerima undangan makan malamku jadi aku hanya bisa kemari untuk makan malam bersama kalian."
Gissele merasa galau, dia melihat William membawa dua kantong yang diyakininya berisi makanan, dan ada sedikit rasa takut jika sampai pria yang berdiri membelakanginya mengedarkan pandangannya ke flat tempat tinggalnya.
"Baiklah, aku akan menerima tawaranmu."
William langsung berbalik, "Baiklah, karena hari ini aku sudah terlanjur membawakan makanan untukmu maka besok pukul 7 aku akan kemari untuk menjemputmu."
"Jangan! Eh, maksudku kita bertemu didepan minimarket saja."
"Baiklah, aku akan menunggumu disana pukul 7, sampai ketemu besok malam."
Gissele langsung menarik nafas lega saat menutup pintu dan langsung menguncinya, sedangkan William melangkah dengan senyum bahagia karena berhasil membuat Gissele menerima ajakkan makan malamnya.
Entah mengapa walau Gissele menerima ajakkan William dengan terpaksa tetapi setelah dia pulang dari pekerjaan sampingannya di akhir minggu, dia mulai sibuk memilih pakaian yang pantas untuk pergi makan malam. Dia tidak mencari dilemari Celine, karena dia tahu Celine selalu menyisihkan penghasilannya untuk simpanan dan memilih menggunakan pakaian seadanya atau sahabatnya itu lebih memilih membelikan pakaian untuknya jika dia memang memiliki uang lebih.
Akhirnya setelah memilih yang kelihatannya pantas, dia langsung segera bersiap dan keluar dari flatnya untuk pergi ke minimarket tempat mereka berjanji untuk bertemu.
Ternyata bukan hanya Gissele yang berlaku seperti remaja yang sedang kasamaran, tetapi William yang hari ini ada permainan golf dengan beberapa rekanannya, tidak tinggal lebih lama seperti biasanya tetapi langsung pulang ke penthousenya untuk memilih pakaian yang sekiranya cocok untuk kencan pertamanya itu.
Setidaknya William bersyukur kedua orangtuanya dan kedua adiknya sedang tidak ada, jadi tidak akan ada yang menganggunya. Memikirkan hal itu, William teringat Alex, bukankah seharusnya dia meminta Alex untuk menyelidiki sahabat Gissele?. Melihat jam, William menunda untuk menghubungi adiknya dan segera menyambar kunci mobil dan langsung menuju ketempat mobilnya terparkir, dia tidak ingin terlambat atau membuat Gissele menunggu jadi dia harus datang lebih awal tentunya.
William duduk didalam mobilnya dan mengamati sekelilingnya, dia tiba 30 menit lebih awal dan bersyukur untuk ketepatan waktunya karena tidak sampai 5 menit dia sudah melihat Gissele berjalan menuju minimarket dan tentu saja wanita itu akan melewati mobilnya, jadi William memutuskan keluar dari mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Sweet
RomanceCeline dan Gissele adalah dua anak yang besar disebuah panti asuhan, bersahabat dan saling mendukung. Celine mencari jati dirinya karena amnesia yang dialami dia tidak mengetahui siapa orangtuanya sedangkan Gissele ditolak oleh keluarga orangtuanya...