Part 22

3.8K 345 34
                                        

"Sudah lama kita tidak bertemu, ayo minum malam ini."

"Ayo, kapan lagi kita bisa bertemu bertiga.

"Ayo." Jawab Alex pada tawaran kedua profersor seniornya.

"Dikamarmu."

"Mengapa dikamarku?" tanya Alex.

"Karena club terlalu ramai, selain itu dikamarmu biar kamu yang membayar tagihannya."

"Betul sekali, dari kita bertiga kamu yang sekarang paling sukses."

Alex hanya menggeleng, kedua profersonya sangat kompak jika mengerjainya jadi dia hanya pasrah saja. Tetapi bukan Alex jika dia tidak mengambil kesempatan itu untuk menjalankan rencananya.

"Jadi bagaimana dengan pasien yang berkasnya kamu kirimkan pada kami?"

"Aku sudah memeriksanya dan ini hasilnya." Sesuai dugaan Alex, mereka pasti penasaran dan saat minum malam itu mereka pasti akan berdiskusi berbagai hal.

"Ada sesuatu dalam kepalanya?"

"Dan dia tidak mengetahuinya?, Kamu yakin dia bukan mata-mata?"

"Kupastikan dia bukan mata-mata, dia tidak tahu ada benda itu dikepalanya karena benda itu ditanamkan dikepalanya mungkin sebelum dia berusia 5 tahun."

"Sebelum dia berusia 5 tahun? Tega sekali yang melakukannya."

"Jadi apa rencanamu?"

"Alex menjelaskan rencananya, menurut kalian berapa persen kemungkinan ingatannya bisa kembali operasi?"

"80%"

"Sama 80%"

"Menurutku 95%" kata Alex membuat kedua orang senior yang usianya jauh diatasnya langsung menatapnya.

Alex langsung menjelaskan alasan mengapa dia memiliki prediksi lebih tinggi dari kedua profesornya.

"Jadi kamu berencana saat mengambil benda itu, sekaligus memasang selang untuk mengeluarkan pembekuannya, Sebelum kamu memperbaiki saraf utamanya penyebab dia mengalami amnesia?"

Alex mengangguk.

"Itu bukan pekerjaan yang gampang, dan apakah pasien bisa melalui proses penyedotan cairan itu jika sudah waktunya? Obat bius akan membuat penyedotan terhambat, dan operasi selanjutnya juga tidak akan bisa segera dilakukan."

"Ya, aku tahu tapi ini satu-satunya jalan supaya tidak akan terjadi efek lainnya dikemudian hari. Selama pembekuan itu masih ada, pemasangan bantalan dan perbaikan sarafnya tidak akan optimal, dan tidak menjamin dia akan mengalami efek samping lainnya."

"Mengapa aku merasa pasien ini adalah pasien istimewa?"

"Dia adalah kekasihku, tepatnya wanita yang akan kujadikan pasangan hidupku."

"Aku setuju dengan caramu karena mempunyai prosentase lebih tinggi, tetapi resiko operasi pertamanya juga tinggi."

"Ya, apalagi dia adalah orang penting untukmu, jika sampai terjadi hal diluar perkiraan saat operasinya, kamu pasti akan terpengaruh."

"Betul, walau kamu punya kepercayaan diri tinggi tetap saja, yang kamu tangani adalah orang yang kamu sayangi, itu akan mempengaruhimu."

"Jadi apa saran kalian?" Tanya Alex.

"Katakan jika kamu membutuhkan bantuan kita."

"Terima kasih atas penawarannya, jadi kapan kalian bisa membantuku?"

Kedua senior itu saling berpandangan, "Besok lusa setelah seminar selesai, kami bisa kesana untuk membantumu tapi apakah pasiennya bisa siap?"

"Tenang saja, aku akan mengaturkannya." Kata Alex cepat sebelum kedua seniornya sadar jika dia telah berhasil membuat mereka membantunya.

Love Is SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang