William berjalan menuju kamar yang akan ditempatinya malam ini, sebelum besok dia akan langsung mengajak Gissele pergi memulai rangkaian perjalanan bulan madu mereka. Dia mengingat perkataan mommynya sebelum dia masuk kedalam lift, perkataan yang hampir sama dengan yang disampaikan Celine dua hari yang lalu, tentang ketakutan Gissele tidak bisa menjadi istri yang baik untuknya.
William membuka pintu dan melihat Gissele sudah berbaring dan memunggunginya, tanpa menganggunya William melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum bergabung dengan istrinya.
William merangkul Gissele dan merasakan pergerakan yang menandakan Gissele belum tidur, "Jangan pernah berpikir kamu tidak pantas untukku, karena aku selalu bersyukur bisa menjadikanmu sebagai pendamping hidupku. Kita akan sama-sama belajar untuk membina keluarga kita, dan aku yakin kita berdua akan saling melengkapi dan mendukung untuk membuat keluarga kita bahagia." Bisik William.
Gissele terharu mendengar apa yang dikatakan William ditelinganya, "Maafkan aku."
"Untuk apa? Kamu tidak bersalah, tetapi aku hanya ingin setelah hari ini kita resmi sebagai suami istri maka segala masalah dan pikiran yang kamu hadapi ataupun mengganggumu, harus kamu ceritakan padaku. Kita akan bersama mencari jalan keluar untuk mengatasinya." Kata William dan Gissele mengangguk.
"Mommy dan Celine sangat menyayangimu, aku bersyukur mereka berdua mau mengatakan apa yang menganggu pikiranmu padaku, dengan begitu aku jadi mengetahui jika aku masih mempunyai banyak kekuarangan, dan harus memperbaikinya."
"Kamu sudah menjadi yang terbaik untukku selama ini." bisik Gissele.
"Belum, aku belum menjadi yang terbaik untukmu. Tepatnya aku belum membuktikannya."
"Maksudmu?"
"Kamu mau aku membuktikannya malam ini? tapi kurasa malam ini kita sama-sama lelah, jadi aku akan menunggu besok atau lusa, setelah kita cukup berisitirahat."
Gissele langsung paham apa yang dimaksud oleh William, jarinya langsung mencubit lengan William yang sedang merangkulnya.
"Aduh...., sakit sayang."
"Tidur." Kata Gissele.
William tertawa, "Selamat malam istriku." Bisiknya.
"Malam, suamiku." Jawab Gissele membuat William memejamkan mata sambil tersenyum.
***
"Pantas saja kamu memanggilku kemari, ternyata demi seorang wanita cantik." kata Edgar.
"Wanita cantik itu calon menantu tuan Kevin, jangan menggodanya." kata Fin.
Edgar tertawa melihat raut wajah Alex yang dingin, "Aku hanya heran Fin, bagaimana dia dengan wajah dinginnya bisa meluluhkan hati wanita cantik itu."
"Terbalik, Celine yang telah melelehkan bos kita ini."
"Kalian berdua memanggilku kemari hanya untuk menggodaku?" tanya Alex membuat kedua pria dihadapannya tertawa. Semalam saat resepsi Fin dan Edgar mengatakan padanya untuk bertemu di Walter's, jadi karena itu Alex siang itu berada di Walter's.
"Tentu saja tidak, tapi kapan lagi aku punya kesempatan menggodamu secara langsung." kata Edgar.
"Sudah-sudah, ayo kita mulai. Bagaimana penyelidikanmu selama ini?" kata Fin.
"Gosh Tucker, bukan hanya licik tetapi berbahaya. Dia sering menggunakan jasa professional untuk menyelesaikan masalahnya, dan biasanya jika tidak lenyap maka orang itu akan ditemukan meninggal karena kecelakaan, serangan jantung, bunuh diri atau mati terbakar. Jenasah anak perempuan yang ditemukan bersama dengan Julius Roman, adalah anak gelandangan yang diambil oleh orang suruhannya dari bawah jembatan, yang pernah dilaporkan oleh teman-temannya kepolisi saat dia menghilang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Sweet
Roman d'amourCeline dan Gissele adalah dua anak yang besar disebuah panti asuhan, bersahabat dan saling mendukung. Celine mencari jati dirinya karena amnesia yang dialami dia tidak mengetahui siapa orangtuanya sedangkan Gissele ditolak oleh keluarga orangtuanya...