"Senang berkenalan dengan anda tuan Russel." kata William dengan ramah.
"Jangan bersikap resmi, bagaimanapun sekarang kita adalah keluarga. Mana Gissele?" jawab Lazar yang begitu senang mendapat undangan William.
Kemarin dia kembali mencoba menghubungi The Lux, karena mendapat informasi jika William dan Gissele sudah kembali dari perjalanan bulan madu mereka, dan dia terkejut ketika teleponnya langsung disambungkan dengan assisten William yang tidak lama kemudian langsung disambungkan dengan William.
Seperti dugaan Lazar, William langsung mengenalinya bahkan mengundangnya untuk bertemu mengajaknya bertemu dan makan siang, yang tentu saja tidak ditolaknya dan Lazar memang senjaga tidak mengajak istrinya untuk bertemu dengan William dan Gissele karena tentu saja dia ingin menjajaki lebih dulu sejauh mana Gissele bisa menerimanya dan dia tidak ingin istrinya mengacaukan rencananya karena keegoisannya.
"Dia sedang dalam perjalanan kemari, tadi pagi Gissele dipanggil grandma Madeline kerumahnya karena merindukan cucu menantunya itu. Maafkan keterlambatannya, dia tadi sudah mengabari jika jalanan padat dan mungkin akan datang terlambat." Jawab William dengan tenang.
"Sudah lama sekali saya tidak bertemu dengan Gissele, sejak usaha saya mengalami masalah dan saya tidak bisa membiayainya lagi, saya mau untuk bertemu dengannya, apalagi usaha itu adalah peninggalan orangtuanya." kata Lazar.
"Masa lalu, semua sudah berlalu yang penting bagaimana kita menjalani masa sekarang dan yang akan datang. Dan kurasa Gissele juga tidak mempermasalahkan hal itu lagi sekarang." Jawab William yang membuat Lazar berkata dalam hati, "Jelas saja Gissele tidak mempermasalahkannya, karena dia menikah denganmu."
Lazar tersenyum, "Saya sangat berterima kasih jika Gissele tidak menyalahkan saya."
"Dia tidak akan mempermasalahkannya. Oh ya, mengapa anda datang sendiri?"
"Istri saya sedang sakit, padahal kemarin dia sudah semangat sekali untuk ikut siang ini tetapi tiba-tiba tadi pagi vertigonya kumat. Dia hanya menitip salam untuk anda dan Gissele.'
"Oh, semoga dia cepat pulih." William melihat telepon genggamnya yang bergetar sebelum mengangkatnya.
"Halo sayang, kami sudah didalam. Kamu sudah dimana?" kata William ketika mendengar kala halo dari istrinya.
"Aku sudah tiba didepan." Kata Gissele.
"Tunggu disana, aku akan menjemputmu." Jawab William dan langsung menutup teleponnya, lalu berkata pada Lazar, "Gissele sudah tiba, aku akan keluar menjemputnya sebentar."
Lazar mengangguk dan melihat bagaimana William berdiri dan melangkah cepat. Lazar berpikir jika kelihatannya Gissele benar-benar mendapat ikan besar, dan dia yakin jika keponakan bodohnya itu tidak menyadarinya, tentu saja sebagai paman yang baik dia harus membantu keponakannya untuk menyadari betapa bermanfaatnya suaminya.
Tidak lama kemudian Lazar melihat William menggandeng seorang wanita cantik yang terlihat sederhana, wanita yang baru dilihatnya beberapa minggu terakhir dari berita dan dikenalinya sebagai keponakannya, dan tebakannya memang benar jika keponakannya itu bodoh. Sudah menjadi nyonya Walter bahkan istri dari pewaris The Luxury tetapi dandanan tidak berubah.
"Uncle Lazar?" tanya Gissele sebelum dia duduk dikursi yang ditarik oleh William untuknya.
"Gissele, kamu sudah dewasa dan cantik." kata Lazar tetapi saat dia ingin memeluk Gissele, William lebih dulu menarik bahu Gissele untuk duduk.
Lazar melihat Gissele memandang William yang memasangkan serbet padanya sambil tersenyum, dan melihat interaksi kedua muda mudi dihadapannya pikiran Lazar pada rencana yang ada dalam benaknya sejak mengetahui jika Gissele yang menikah dengan William Walter adalah keponakannya semakin mantap.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Sweet
RomanceCeline dan Gissele adalah dua anak yang besar disebuah panti asuhan, bersahabat dan saling mendukung. Celine mencari jati dirinya karena amnesia yang dialami dia tidak mengetahui siapa orangtuanya sedangkan Gissele ditolak oleh keluarga orangtuanya...