66. Damn house elf

2.2K 309 105
                                    

"Ahhhh." Aku mendesah dan membuka mata ku, dan tubuh ku terasa sangat berat dan remuk. Satu satu kenyataan yang kuketahui pasti adalah Draco mendekap tubuh dengan hangat kepada ku yang sekarang tanpa busana dan ditutupi oleh selimut tebal.

Aku ingin sekali beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi tetapi dalam kondisi baju dan pakaian dalam ku yang hilang entah kemana ditambah Draco yang masih memeluk ku dengan erat di dalam selimut tebal membuat ku bingung.

"Draco..." Lirih aku dengan suara pelan menatap Draco yang masih tertidur pulas dan tidak ada pergerakan bahwa dia menyadari suara ku.

"Draco apakah kau lihat dimana pakaian ku?" Aku berkata sekali lagi dengan tegas namun Draco tidak peduli dan semakin mengeratkan pelukan nya di tubuh ku yang tidak berpakaian.

"Bangun, Draco.. aku ingin mandi dan sarapan." Aku berkata dengan kesal.

"Nanti aja, sayang. Nanti kita mandi bareng-bareng." Draco berkata dengan suara serak dan masih mengeratkan pelukan nya.

"Ishhh, aku ingin mandi sendiri! Sekarang lepaskan tubuh ku, oke? Dan aku perlu mencari dimana pakaian ku sekarang."

"Kalau begitu..." Draco beranjak dari tidur nya dan aku bisa melihat jelas dada bidang nya yang begitu sempurna, dengan celana pendek yang dia pakai, "Kita mandi bersama-sama saja, dan kita akan tanya kepada Kreacher dimana baju-baju mu berada dan yeah, kurasa aku juga kehilangan baju kaos ku." Draco melanjutkan, sejenak aku menatap nya ragu, kemudian aku mengangguk terpaksa.

"Yeah, oke, baiklah." Aku berkata dengan suara kecil, kemudian Draco tersenyum puas.

"Good girl."

***

"Kau harus menunggu ku di luar! Kau tahu aku sedang mandi!" Aku berteriak dengan suara nyaring di dalam kamar mandi tetapi seperti nya dia tetap menunggu di depan pintu kamar mandi dengan senyum mesum kurasa.

"Buka lah pintu nya, kan aku sudah bilang kita akan mandi bersama." Draco berkata dengan suara santai sambil tertawa padahal tidak ada yang lucu.

"Jika kau tidak membuka pintu nya, maka aku akan membuka nya sendiri dengan sihir—"

"WELL BAIKLAH!" Potong aku dengan suara keras lalu aku membuka sedikit celah pintu itu lalu dengan cepat aku membalikkan tubuh ku agar Draco tidak bisa melihat nya, "Jangan lihat ke arah aku!" Aku berkata dengan suara penuh ancaman.

"Memang nya kenapa sih, apakah aku salah untuk sekedar melihat nya? Lagi pula kan aku sering melihat tubuh mu, kenapa kamu malu?" Draco berkata dengan pelan lalu dia berjalan mendekat ke arah ku.

Dengan cepat aku menyalakan shower di kamar mandi dengan keras-keras supaya aku tidak bisa mendengar suara tawaan Draco. Tetapi ternyata dia tidak memperdulikan itu, melainkan dia seperti nya memanfaatkan keadaan seperti ini.

Air yang jernih meluncur dari atas kepala ku, tanpa sadar Draco mendekati ku dan dia menyentuh rambut ku yang sudah basah terkena air shower, "Kamu cantik." Tangan Draco beralih kearah dagu ku lalu jari-jari nya yang lembut menyentuh bibir ku membuat tatapan aku dan Draco saling terkunci.

Wajah ku memanas, sementara air yang berada di shower terus mengalir. Sudah tidak tahan lagi dengan pandangan seperti ini, dengan cepat aku mengecup bibir Draco di luar dugaan ku.

Dengan cepat aku melepaskan ciuman ini. Pipi ku memerah malu, membuat Draco menatap ku aneh, "Kenapa kau melepaskan bibir ku?"

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang