"Ahhhhh." Aku membuka mata ku dengan berat. Kaki ku terasa sangat kram. Aku berusaha keras untuk beranjak dari kasur tetapi tidak bisa karena tiba-tiba Draco menahan tangan ku.
"Emhhh." Dia bergumam dengan suara berat nya dan kedua mata nya yang masih tertutup rapat tetapi tangan nya menggenggam ku dengan erat seolah-olah mengisyaratkan ku untuk tetap berada di pelukan nya, "Kau mau kemana? Disini saja bersamaku." Dia berkata dengan suara kecil ketika sudah membuka kedua bola mata nya.
"Aku mau sarapan. Aku sudah lapar." Entah kenapa memang akhir-akhir ini setelah usia kehamilan ku menginjak lima bulan, aku menjadi sering lapar dan berat badan ku naik sepuluh kilogram.
"Astaga sayang ini masih jam lima pagi." Dia berkata dengan nada malas.
"Well, aku membenci mu. Terserah." Aku berkata dengan nada dingin, dengan cepat dia beranjak dari kasur nya dengan kaget.
"Maaf, aku tidak bermaksud. Oke, sekarang kau mau sarapan, kan?" Dia berkata dengan setengah ngantuk, lalu dengan cepat aku mengangguk dan tersenyum ceria.
Aku menatap ke sekeliling ruangan yang sangat berantakan. Pakaian dalam ku berada tidak beraturan di bawah kasur. Pakaian ku dan Draco yang kita pakai semalam berserakan diatas lantai.
Dengan cepat aku menarik selimut dan aku beranjak dari kasur dengan tubuh yang tertutup selimut, "Aku mau pakai baju dulu. Jangan melihat ku." Aku berkata dengan suara kecil.
Samar-samar aku melihat Draco yang dengan sengaja membaringkan tubuh nya sehingga aku bisa melihat dada bidang nya, dan dia tersenyum menggoda ke arah ku.
Demi Jenggot Merlin, ini masih pagi astaga, dan dia terlihat semakin seksi ketimbang semalam saat aku berhubungan dengan nya.
Wajah ku memerah merona, tanpa sadar aku tersenyum tanpa berkedip. Dia menyeringai lalu tertawa, "Katakan saja kepada ku, kau mau lagi, kan?"
Dia berkata membuat ku tersentak kaget dan aku sudah sadar dari lamunan ku, "Emhhh, tidak. Apa sih!" Aku mendadak cuek, dan membalikkan tubuh ku, cepat-cepat aku memakai pakaian dalam ku, dan baju ku.
"Ayo lah, mumpung aku masih—"
"Draco, aku sedang lapar, oke? Aku mau makan." Aku berkata menatap nya dengan serius ketika aku sudah berpakaian.
"Aku juga lapar." Draco tersenyum mesum, dengan cepat mata ku melotot.
"Draco, aku tidak mau membuang-buang waktu. Ayo." Aku berjalan mendekati nya yang masih terbaring diatas ranjang, aku duduk di samping tubuh nya dengan canggung, dan aku berusaha untuk mengalihkan wajah ku dari nya.
"Aku juga tidak mau membuang-buang waktu." Aku yakin betul apa yang dikatakan Draco sama sekali tidak sama dengan arti kata bahwa aku sedang lapar sekarang untuk makan.
"Draco, aku lagi tidak ingin melakukan nya. Kemarin kan sudah, bahkan seharian." Aku berkata dengan wajah kaku, dan berusaha untuk tetap dingin.
"Memang nya kenapa? Ayolah, aku tahu kau mau." Draco tersenyum menggoda ku, saat aku ingin beranjak dari atas kasur, dengan cepat Draco mencium bibir ku dengan sangat lembut.
Dia menarik pergelangan tangan ku, sehingga aku masuk ke dalam dekapan tubuh nya, "Aku sedang hamil Draco, tidak bisakah kau berhati-hati?" Cibir aku dengan pipi memerah merona.
"Yes, darling. Aku melakukan nya pelan-pelan kok."
Dia berkata tepat di samping telinga ku, dan dia mengecup leher ku dengan sangat lembut. Seketika nafsu untuk sarapan ku berkurang, dan aku terhanyut dalam suasana.***
Kini sekarang aku sedang terbaring di kasur Rumah Sakit Muggle untuk mengecek kehamilan ku. Mulai dari Pemeriksaan Fisik seperti pemeriksaan tekanan
darah, suhu tubuh, berat badan dan lain-lain nya sehingga pemeriksaan jenis kelamin bayi di USG.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...