Aku, Harry, Hermione, dan Ron memutuskan untuk berkumpul di Hog's Head, dimana tak akan ada murid-murid Hogwarts yang berada disana.
Tak banyak orang disana, tempat minum yang paling suram yang pernah ku temukan. Tempat nya kumal dari pada tahun kelima ku saat pertemuan Laskar Dumbledore.
Kami melewati banyak penyihir-penyihir tua yang duduk meminum bertampang seram memandangi kita dengan tatapan tidak bersahabat.
Kami duduk di atas kursi kayu, dan dengan cepat aku membuka coat tebal ku karena tempat ini lumayan panas bagi ku.
Coat ku telah terbuka sehingga kelihatan dengan jelas perut ku yang sudah mulai sedikit membesar.
"Kau tidak usah memikirkan apa yang anak-anak lain katakan kepada mu." Hermione menatap ku dengan khawatir, sambil menyodorkan gelas Raspberry kepada ku.
"Ya, mungkin memang seharus nya begitu." Aku berkata dengan suara kecil, sambil meminum Raspberry, "Tapi wajar kan jika aku sedih."
"Yeah, menurut ku wajar. Lagi pula kau belum menceritakan semua nya kepada kami." Ron berkata sambil meminum Long Island Iced Tea klasik dengan sedikit es cola di atas nya.
"Apa yang perlu di ceritakan?" Aku mengernyitkan kening, dengan cepat Hermione melotot ke arah Ron.
"Biarkan dia bernapas dulu, Ronald. Kita baru saja menghindari banyak anak-anak yang berusaha menghina sahabat mu sendiri." Hermione berkata dengan suara tenang, tetapi mata tajam nya tidak lepas dari Ron.
"Ah ya, oke, baiklah." Dia bergumam dengan wajah kaku.
"Aku sangat khawatir dengan mu. Aku belakangan ini mencurigai Malfoy." Harry berkata menatap ku serius. Perlu kukatakan, tahun ini dia semakin menarik, entah memang dia yang tampak seperti semakin dewasa, tetapi aku sadar bahwa aku tidak sepantas nya untuk menyukai nya lagi.
Aku mengalihkan pandangan ku agar tidak menatap nya, "Well, kenapa? M-maksud ku, kenapa kau bisa mencurigai nya?"
Ron mendesis, "Aku juga berpikir hal yang sama seperti mu. Dia sampai menyuruh peri rumah, Dobby dan Kreacher untuk membuntuti Malfoy."
"Itu supaya aku berhasil menangkap nya! Kalian saja yang tidak pernah menghargai kerja keras ku." Harry mencibir, tetapi Hermione dan Ron berpura-pura untuk tidak menanggapi nya.
"Aku tidak mengerti kenapa kau sebegitu terobsesi nya untuk melakukan semua itu kepada, Draco. Itu tidak seperti yang kau pikirkan, Harry." Aku berkata dengan suara tenang, namun dalam hati aku sudah ingin berteriak karena satu fakta Harry sudah mengetahui banyak kejanggalan dari Draco.
"Aku terus mengawasi nya lewat Peta Perampok. Tetapi tidak ada tanda-tanda, maksud ku, masa jejak Malfoy hilang seketika? Dia tidak mungkin kan bisa keluar dari Hogwarts."
Wajah ku memanas. Keadaan nya semakin memburuk jika Harry benar-benar mengawasi apa yang di lakukan Draco bahkan sampai seniat itu untuk membututi nya.
Harry menatap ku curiga, "[Y/N] apa yang sedang kau pikirkan? Apakah kau tahu kenapa jejak Draco bisa menghilang dari Peta Perampok, kau tahu kan kemana arah untuk dia—"
"Kurasa kau terlalu parah, Harry. Ini sudah kelewatan batas. Kau tahu? Jabatan mu sebagai kapten Quidditch semakin tidak benar karena kau sibuk mengawasi Malfoy." Hermione berkata dengan tegas.
"Tidak, aku merasa ada hal tidak beres." Harry terus berkata seperti itu membuat ku muak.
"Harry, kami tahu kau begitu membenci nya karena satu kenyataan [Y/N] hamil anak Malfoy. Dan kau harus menerima hal itu!" Ron berkata dengan suara tinggi, yang tampak nya sama muak nya dengan ku untuk meladeni Harry yang terus-terus an berkata tentang Malfoy.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...