75. The Truth

2.4K 311 211
                                    

"Ah, jadi ini yang namanya Astoria Greengrass. Astaga dimana harga diri mu dekat-dekat dengan suami [Y/N]?" Hermione mengarahkan tongkat sihir nya dengan liar tepat di wajah Astoria yang sudah duduk diatas kursi taman, tubuh nya gemetar hebat, dan memasang wajah ketakutan.

"Kau lupa, Hermione? Dia kan perempuan murahan. Astaga kau berlatih menjadi pelacur di usia mu yang masih enam belas tahun?" Ron berkata dengan sangat pedas sambil terkikik-kikik membuat Astoria menatap nya tajam dan tidak terima atas perkataan Ron, "Sopan dikit dong dengan kita. Kita lebih tua dari mu dasar perempuan murah, canda murah."

"Diam, Ron. Jangan seperti itu juga, kasihan." Aku berkata dengan nada lembut sekali sambil tertawa menghina di hadapan Astoria.

"Kenapa kalian menghina ku? Apakah aku membuat salah kepada kalian?" Astoria berkata dengan nada tersinggung dan menutup wajah nya ketakutan.

"Aku tipikal orang yang tidak suka basa-basi." Aku berkata dingin sekali, dan dengan cepat menarik dagu Astoria dengan kasar, sehingga aku dapat melihat wajah Astoria yang menahan marah, "Calm down, Astoria. Apakah kau marah dengan ku?" Aku berkata dengan nada lembut sekali.

"Tidak, kak, tidak."  Astoria berkata dengan suara parau dan mengalihkan perhatian nya dari ku, seolah-olah dia tidak mampu berkontak mata dengan ku.

"Tatap mata ku!" Aku berkata dengan suara tinggi sambil menampar wajah Astoria keras sekali. Kali ini aku tidak ingin lagi menyembunyikan kekesalan ku kepada perempuan ini.

"Apakah kau menyukai Draco?" Aku berkata dengan nada mengintrogasi, bibir nya gemetar hebat dan wajah nya memucat ketakutan seolah-olah dia tidak mampu menjawab pertanyaan simpel ini, "Ku peringatkan kepada mu, jika kau jujur, aku tidak akan membiarkan teman-teman ku menghabisi mu malam ini." Aku berkata dengan nada serius.

"T-tidak kak, a-aku tidak menyukai Draco." Dia berkata dengan nada terputus-putus sambil menahan wajah ketakutan.

"Oh yea?" Aku bergumam, menaikkan sebelah alis ku dengan cemooh, "Baik-baik. Apakah kau memiliki hubungan dengan Draco?"

"T-tidak juga. M-maksud ku, h-hanya sebatas teman, kak." Astoria berkata demikian dengan air mata yang menetes sangkin ketakutan nya seolah-olah dia sedang diinterogasi oleh pembunuh.

"Tenanglah. Sudah kukatakan kau hanya perlu berbicara jujur kepada ku, dan kami tidak akan melakukan apapun kepada mu. Kenapa kau begitu tegang?" Aku mengamati wajah nya dengan curiga.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan suami kakak. Aku hanya berteman dengan nya, kak."Kali ini Astoria berkata dengan yakin dan lebih tegas sebelum nya, meskipun bibir nya masih sangat gemetar dan ketakutan.

"Well, kalau begitu." Aku mengangguk-ngangguk mengerti dan mengamati wajah nya lagi, "Apakah kalian berteman dekat? Boleh kah aku tahu, apakah dia membicarakan tentang ku?"

Astoria membeku, dan wajah nya semakin suram dan memucat pasi, dipenuhi ketakutan, "T-tidak terlalu dekat, kak." Dia berkata dengan suara pelan sekali namun aku bisa mendengar nya.

"Apa? Aku tidak dengar?" Aku berkata dengan sengaja, agar dia menjawab pertanyaan ku dengan tegas tetapi dia semakin menutupi wajah nya.

"JAWAB YANG BENAR APAKAH KAU DEKAT DENGAN DRACO?!" Aku menampar wajah Astoria sekali lagi dengan mata melotot tajam, kemarahan yang sudah menjolak dari dalam tubuh ku.

"AKU SUDAH KATAKAN, AKU TIDAK DEKAT DENGAN NYA, APAKAH KAU MENGERTI?" Astoria berteriak dengan suara yang lebih keras dari ku, membuat rahang ku mengeras dan aku menggertak emosi.

"BERANI NYA KAU TIDAK SOPAN DENGAN KU, DASAR PERSETAN!" Aku menampar wajah Astoria lagi dengan sangat keras membuat nya merintih kesakitan dan mengelus-eluskan pipi nya yang memerah karena bekas tamparan ku.

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang