61. The Room of Requirement

2.4K 330 67
                                    

Dengan cepat akhir nya sekarang aku dan Draco tiba di kastil Hogwarts. Aku bergidik keheranan karena sudah banyak murid yang bergegas ketakutan berlari-lari, "Kita seharus nya di ruang rekreasi Slytherin, kan?" Aku bertanya dengan suara parau sambil menarik tangan Draco untuk keluar dari lorong-lorong yang di penuhi sesak murid-murid yang memakai jubah Slytherin dan Hufflepuff.

"Aku mengerti, tapi kita tidak perlu memikirkan itu sekarang." Draco berkata dengan suara tegas sembari berlari menyusuri setiap koridor, dan jalan yang berlawanan dan terus menggenggam tangan ku dari anak-anak lain yang sibuk menjerit ketakutan.

"Dimana Crabbe dan Blaise Zabini? Kau bilang mereka juga akan membantu kita." Aku berkata dengan suara lantang, dan aku merasa beberapa anak memakai jubah Slytherin yang terlalu mendesak sampai berdorongan-dorongan.

"Nah itu!" Jerit aku dengan suara tinggi, dan kami dapat melihat Vincent Crabbe dengan postur tubuh gendut nya yang mudah di kenali dari banyak kerumunan anak-anak Slytherin, dan Blaise Zabini yang hitam, kurus, tinggi, dan wajah nya tampak sangat datar.

Dengan cepat Draco menarik kerah baju mereka dengan paksa, untuk bergabung kepada kami dan kami terus berlari berlawanan dari kerumunan anak-anak yang lain.

***

"Kau benar-benar yakin jika Potter disini?" Draco berkata dengan wajah datar, sambil menyusuri setiap sudut Kamar Kebutuhan yang sangat gelap, dan yang dipenuhi barang-barang yang aneh.

"Yeah, dia sedang mencari Horcrux kurasa. Tapi aku tidak terlalu mengerti lebih tepat nya dia mencari apa." Aku berkata dengan suara serak, lalu tak lama kemudian aku dapat melihat samar-samar sesosok laki-laki memakai jaket dengan kacamata di wajah nya, tepat sekali ketika dia sedang menggenggam tiara berwarna biru di tangan nya.

Aku melihat Draco yang tersenyum licik, "Tunggu, Potter."

Harry berhenti mendadak dan berbalik kearah kami yang tepat sekali sudah berdiri di belakang tubuh nya.

Aku muncul diantara wajah-wajah cemooh mereka, tetapi aku sama sekali tidak mengangkat dan mengacungkan tongkat sihir ku kepada Harry. Aku masih tetap santai, dan berkata, "Itu tongkat sihir Draco yang kau pegang, Harry."

"Bukan lagi. Ini sekarang jadi milikku." Harry berkata sambil menyeringai menatap ku dan Draco secara bergantian dengan tatapan hina, "Yang menang yang jadi pemiliknya. Siapa yang meminjami mu tongkat, Malfoy?"

"Ibu ku." Draco berkata singkat, lalu aku mendengar Harry tertawa, walaupun tak ada yang lucu dalam situasi seperti ini membuat ku geram kepada nya, "Jadi, bagaimana kalian tidak bersama Voldemort?"

"Kami akan mendapat imbalan nya dari Pangeran Kegelapan." Aku berkata dengan pedas, menatap Harry dengan tajam tanpa kasihan, "Kami memutuskan untuk tetap disini, dan menyerahkan mu kepada Pangeran Kegelapan!"

"Yeah rencana yang bagus, [Y/N]." Kata Harry dengan nada mengejek kagum, "Jadi bagaimana kalian bisa masuk kesini?" Dia melanjutkan kata-kata nya dan seperti mengalihkan perhatian.

"Itu sama sekali bukan urusan mu." Draco berkata dengan suara parau, hampir sama seperti dia ingin membunuh Dumbledore, dia sangat lemah dan tak mampu untuk menangkap Potter, "Intinya aku tahu bagaimana cara ku untuk masuk, ini karena berkat [Y/N]."

"Yeah, benar. Lebih tepat nya kami sembunyi di koridor luar." Blaise Zabini menambahkan dengan wajah licik nya, "[Y/N] mengatakan ada kemungkinan bahwa kau berada disini untuk mencari diadem Ravenclaw, dan ternyata tepat sekali kau muncul di depan kami!"

Aku dapat melihat Harry dengan wajah terkejut dan menatap ku tanpa berkedip dengan tatapan tidak percaya, "Wah, hebat sekali." Harry memandang ku dengan takjub, "Aku bahkan tidak pernah membocorkan ke siapa-siapa tentang misi ku kecuali Ron dan Hermione. Perlu ku katakan, kau cerdik, sangat cerdik bahkan."

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang