Aku menjalankan hari-hari ku di Malfoy Manor dengan sibuk mengatur strategi untuk membunuh Dumbledore. Sangkin semangat nya, selama musim panas ini, aku terus bertanya kepada Bellatrix bibi ku tentang Sihir Hitam, dan hubungan ku dengan Bellatrix semakin akrab. Dan dia seperti nya senang mengetahui hal itu, bahwa aku sudah mengikuti jejak keluarga ku untuk menjadi Pelahap Maut.
Bulan Mei telah tiba, usia kandungan ku telah menginjak delapan bulan. Perut ku sudah sangat besar, tetapi aku tidak lagi memperdulikan hal itu karena aku sudah terbiasa dengan perut besar.
Aku sudah lebih dari sepuluh kali menginjak lantai Rumah Sakit Muggle untuk memeriksa kondisi kandungan ku bersama ibu ku. Aku sudah sangat lama tidak bertemu dengan Draco. Jujur aku sangat rindu dengan nya, demi apapun rasanya ingin sekali aku mengirimi nya surat untuk menyuruh nya agar menemani ku tetapi aku tidak mau karena itu pasti akan merepotkan nya.
Bulan depan awal, di perkirakan aku akan melahirkan. Tak terasa waktu terus berjalan, kekhawatiran ku semakin menyelimuti pikiran ku akhir-akhir ini. Bukan hanya melahirkan yang ku pikirkan, tetapi tugas yang diberikan Pangeran Kegelapan kepada Draco lah yang terus ku pikirkan bagaimana cara lebih efektif untuk membunuh Dumbledore.
"[Y/N]!" Narcissa memanggil ku secara tiba-tiba, dengan cepat aku menoleh dan aku melihat dia dengan wajah penuh khawatir dan masih memegang gagang pintu kamar.
"Ya, ada apa?" Aku bertanya mengangkat sebelah alis ku menatap nya yang bernapas terengah-engah.
"Severus memberitahu ku bahwa sekarang Draco berada di Rumah Sakit. Dia terkena kutukan Sectumsempra." Narcissa berkata dengan wajah cemas, dengan cepat aku mendonggak dan beranjak dari kursi ku.
Aku sama sekali belum pernah mendengar mantra kutukan itu sebelum nya, bahkan aku sudah mempelajari banyak tentang sihir hitam, namun aku tidak tahu apa itu mantra sectumsempra.
"Berarti kita harus ke Hogwarts sekarang. Aku perlu melihat nya." Aku berkata dengan mata berkaca-kaca.
"Sayang nya tidak bisa, [Y/N]. Aku saja yang menjenguk Draco disana, kau sedang hamil delapan bulan, aku tidak berani untuk membiarkan mu—"
"Kumohon." Aku berkata memotong kata-kata Narcissa dengan wajah memohon, "Aku bisa menjaga diri ku. Kau tahu betapa khawatir nya aku kepada Draco?"
"Baiklah, tapi kita tidak bisa berlama-lama disana." Narcissa berkata dengan serius, lalu menjauhkan diri nya dari hadapan ku, "Bersiap-siap lah. Karena sebentar lagi kita akan ke Hogwarts." Narcissa melanjutkan kata-kata nya lalu dia menutup pintu ku dengan rapat.
Aku berjalan kearah lemari dan mengambil gaun berwarna hitam polos dengan lengan baju yang panjang. Ibu ku membeli gaun ini ketika aku hamil enam bulan, dan kemungkinan gaun ini akan muat di tubuh ku yang sedang hamil.
Setelah berpakaian gaun dari atas sampai bawah berwarna hitam, aku menyisir rambut cokelat ku menjadi lurus dan aku memakai kalung berbentuk ular yang diberikan oleh ayah ku saat aku berulangtahun.
Aku merias wajah ku agar tidak terlihat pucat, dan aku memakai lipstik berwarna merah. Aku tampak menjadi sangat berbeda, seperti bukan diri ku, tetapi ini lah aku yang baru. Aku harus seperti ini, dan aku akan memberi tahu kepada semua orang siapa diri ku yang sebenarnya sekarang.
***
"Kita lihat pemandangan apa di depan sini." Flitch bergumam kepada Nn. Norris kucing nya, dan wajah nya penuh kemenangan ke arah ku.
Aku memutar bola mata malas, lagi pula kemana sih Narcissa, dia tiba-tiba menghilang membuat ku harus berhadapan dengan kakek tua ini.
"Aku sudah tidak bersekolah lagi di Hogwarts. Dan aku perlu menjenguk suami ku yang sekarang berada di Rumah Sakit." Aku berkata dengan wajah dingin, dia tertawa terbahak-bahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...