bab 20

4K 502 28
                                    

Ketika kami memasuki ruang kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, kami menemukan Profesor Umbridge telah duduk di meja guru, memakai kardigan merah muda berbulu dari malam sebelumnya dan pita beludru hitam di puncak kepalanya.

"Well, selamat sore!" katanya, ketika akhirnya seluruh kelas telah duduk.

Beberapa orang menggumamkan "selamat sore"sebagai jawaban, aku melihat wajah Profesor Umbridge yang tidak terima.

"Ck, ck," kata Profesor Umbridge. "Itu tidak bisa diterima, benar bukan? Aku ingin kalian, tolong, menjawab Selamat sore, Profesor Umbridge. Tolong satu kali lagi. Selamat sore, kelas!"

"Selamat sre, Profesor Umbridge," Sentak para murid-murid dengan malas.

"Begitu," kata Profesor Umbridge dengan manis. "Tidak terlalu sulit, bukan? Tolong simpan tongkat dan keluarkan pena bulu."

Banyak murid yang saling bepandangan dengan murung, apa-apaan ini? Ini adalah kelas yang sangat menyenangkan untuk ku, tetapi untuk tidak menggunakan tongkat sihir di kelas, sama aja tidak ada artinya.

Aku menyodokkan tongkat ku kembali ke dalam tas dan menarik keluar pena bulu, tinta dan perkamen.

"Well, yang kalian pelajari dalam mata pelajaran ini agak kacau dan sepenggal-sepenggal, bukan?" kata Profesor Umbridge, sambil berpaling menghadap kelas dengan senyum nya.

"Pergantian guru yang terus-menerus, banyak di antaranya tampaknya tidak mengikuti kurikulum yang disetujui Kementerian, sayangnya mengakibatkan kalian berada jauh di bawah standar yang kami harapkan di tahun OWL kalian." Profesor Umbridge terkikik pelan.

"Aku ingin kalian membalik ke halaman lima dan membaca Bab Satu, Dasar-Dasar untuk Pemula. Tidak perlu berbicara.'

Profesor Umbridge meninggalkan papan tulis dan duduk di kursi di belakang meja guru, sambil mengamati mereka semua dengan seksama.

Aku membalik ke halaman lima salinan Teori Sihir nya dan mulai membaca.

Aku sama sekali belum membuka salinan Teori Sihir Pertahanannya. Aku sedang menatap lekat-lekat kepada Profesor Umbridge dengan tangan terangkat.

Sampai-sampai 1 menit kemudian aku merasa seisi kelas menatap aku dari pada buku mereka, aku melihat reaksi Profesor Umbridge tampak nya memutuskan bahwa dia tidak biasa mengabaikan ku lebih lama lagi.

"Apakah kamu ingin menanyakan sesuatu tentang bab itu, sayang?" Profesor Umbridge bertanya kepada aku, seolah-olah dia baru saja memperhatikannya.

"Tidak, bukan tentang bab itu." Ujar ku dingin.

"Well, kita baru saja sedang membacanya," kata Profesor Umbridge sambil memperlihatkan senyuman nya, "Kalau kamu punya pertanyaan lain kita bisa membahasnya di akhir kelas."

"Saya punya pertanyaan tentang sasaran pelajaran anda," kata aku, lalu Profesor Umbridge menaikkan alisnya.

"Dan nama mu adalah?"

"[Y/N] Lestrange." Jawab ku tanpa ekspresi.

"Ya, Miss Lestrange, kukira sasaran pelajaranku benar-benar jelas kalau kamu membacanya dengan hati-hati," kata Profesor Umbridge dengan suara manis yang dibuat- buat.

"Tapi aku kira tidak begitu," kata aku dengan terus terang. "Tidak ada tertulis di sana mengenai menggunakan mantera-mantera pertahanan."

"Menggunakan mantera-mantera pertahanan?"Profesor Umbridge mengulangi dengan tawa kecil. "Mengapa, aku tidak bisa membayangkan situasi apapun yang akan timbul di ruang kelasku sehingga kalian perlu menggunakan mantera pertahanan, Miss Lestrange. Kamu tentunya tidak berharap diserang selama kelas?"

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang