"Tinggal seminggu lagi!" Seru anak Hufflepuff muncul di tengah kerumunan mata nya berkliauan, "Omong-omong, Cedric tahu tidak, ya..."
"Cedric?" Celetuk Ron dengan wajah tidak paham.
"Diggory." Kata Harry menatap Ron.
"Pasti dia ikut mendaftar dalam turnamen ini." ucap ku dengan yakin lalu aku melihat raut wajah Ron yang tidak senang.
"Anak idiot itu, juara Hogwarts?" Kata Ron lalu mata ku melotot.
"Dia tidak idiot. Kau tidak suka pada nya karena dia mengalahkan Gryffindor dalam Quidditch." Ujar Hermione memutar bola malas kearah Ron.
"Dan yah, kudengar juga, dia anak nya pintar sekali.. dan dia Prefek." Timpal ku lalu Ron menatap ku dan Hermione dengan penuh ketidak sukaan memuncak.
"Kalian suka pada nya karna dia tampan." Kata Ron pedas ke arah kami.
Hermione tidak memperdulikan nya, karna ia tahu kata-kata Ron memang selalu pedas, "Maaf, tapi kami tidak menyukai orang, hanya karna dia tampan." ucap aku yakin, aku melihat Ron yang tertawa dibuat-buat.
Aku melihat wanita sangat tinggi yang seperti nya merupakan Kepala Sekolah Beauxbatons. Wajah si wanita mengendur dalam senyum anggun dan dia berjalan menuju Dumbledore, mengulurkan tangan yang gemerlapan.
"My dear Madame Maximee sapa Dumbledore. "Selamat datang di Hogwarts."
"Dumbledore," kata Madame Maxima dengan suara berat. "Kuharap kau baik-baik saja?"
"Baik sekali, terima kasih," kata Dumbledore.
"Murid-muridku," kata Madame Maxime, melambaikan salah satu tangan besarnya dengan asal saja ke belakang.
"Apakah Karkaroff sudah datang?" Tanya Madame Maxime kepada nya.
"Dia akan tiba di sini setiap saat," kata Dumbledore.
Aku melihat Karkaroff datang dengan membawa murid-murid dari sekolah nya, "Dumbledore!" serunya ramah sambil berjalan. "Apa kabar, Sobat, apa kabar?"
"Baik sekali, terima kasih, Profesor Karkaroff," jawab Dumbledore.
***
"Aku tak percaya!" kata Ron terpesona, sementara murid-murid Hogwarts kembali berderet setelah rombongan Durmstrang melewati undakan. "Krum, Harry! Viktor Krum!"
"Astaga, Ron, dia cuma pemain Quidditch," kata aku seraya memutar bola malas.
"Cuma pemain Quidditch?" kata Ron, memandang aku dengan tatapan tidak suka.
"[Y/N] !! Dia salah satu Seeker terbaik di dunia! Aku tak mengira dia masih sekolah!" Seru Ron masih menatap Viktor Krum dari sana dengan kagum.
Sementara mereka memasuki Aula Depan bersama murid-murid Hogwarts lainnya, menuju Aula Besar,
Murid-murid Beauxbatons telah memilih duduk di meja Ravenclaw. Mereka memandang berkeliling Aula Besar dengan muram. Tiga di antara mereka masih memegang scraf dan syal yang mengerudungi kepala mereka.
"Ke sini! Sini, duduk sini!" desis Ron kepada murid Durmstrang. "Ke sini! Hermione! [Y/N]! Minggir, sisakan tempat untuk nya." Jerit Ron aku melotot ke arah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...