Aku sudah menceritakan semua nya kepada Draco, meskipun aku tidak memperdulikan ekspresi wajah nya yang berusaha keras menutup rasa cemburu nya dengan tetap terlihat serius.
"Itu aja?" Draco berkata dengan suara tenang sambil mencengkram tubuh Scorpius yang tidak bisa diam.
"Yeah, aneh sekali. Aku tidak mengerti maksud mimpi itu." Aku menatap Draco dengan sangat amat serius, "Untung hanya mimpi kan. Jika itu benar terjadi—"
"Jika benar terjadi aku akan membunuh Potter." Draco berkata dengan suara dingin, dia seperti nya sudah tidak tahan lagi untuk mengeluarkan kecemburuan nya terhadap cerita di mimpi ku.
"Tidak bisa, lah." Aku tertawa pelan, "Hanya Pangeran Kegelapan yang membunuh Harry, kau lupa?"
"Kalau seperti itu..." Dia bergumam dengan suara redah, lalu menatap ku dalam-dalam, "Mungkin kutukan Crucio yang ku lemparkan kepada nya mungkin akan membuat ku cukup puas."
"Ah, ya? Benar kah?" Aku berkata dengan suara menggoda, "Tidak bisa kah kau diam, sayang?" Aku menatap Scorpius yang terus-terus an menggerakkan tubuh nya seolah-olah dia tidak nyaman berada di cengkraman tangan kekar Draco.
"Dia tidak bisa diam. Aku sangat capek mengurusi nya, [Y/N]." Draco berkata dengan suara dingin, namun bayi yang semula tersenyum dengan mulut nya yang berair, tiba-tiba Scorpius menjerit dan menangis dengan sangat kencang.
"Nah." Aku bergumam kecil, "Dia tidak nyaman dengan perakuan mu, Draco... coba sini.." Aku membuka tangan ku dari dalam selimut, aku melihat Draco menggeleng, "Masalah nya, kau membuat Scorpius sesak nafas karena kau mencengkram leher nya. Kau ingin membuat Scorpius mati?"
"Tidak sih...." Gumam Draco, lalu menyerahkan tubuh bayi mungil itu kepada ku yang sedang terbaring dengan beberapa perban di tangan ku, "Jika kau tidak kuat, kau bisa langsung menyerahkan Scorpius kepada ku." Dia berkata dengan wajah khawatir dan terus menatap ku.
"Yeah, tentu aja aku kuat." Aku berkata dengan suara parau sambil menyeka air mata di pipi Scorpius yang bulat dan memerah, menggunakan tangan ku yang sangat dingin.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi." Draco berkata dengan suara kecil namun aku dapat mendengarnya, membuat aku menatap nya tidak mengerti, "Aku sering membuat mu celaka. Maksud ku, aku selalu gagal untuk melindungi mu. Kau selalu akrab dengan Rumah Sakit. Itu membuat ku merasa tidak pantas—"
"Tidak, Draco, tidak. Jangan menganggap seperti itu. Keadaan seperti ini memang mungkin sudah takdir nya, aku tidak pernah menyalahkan mu, ini bukan kesalahan mu." Aku berkata dengan suara tenang.
Lalu tiba-tiba Scorpius yang sekarang berada di cengkraman tangan ku yang lembut, nyengir-nyengir sambil bertepuk tangan, "Scorpius, ini bukan waktu nya untuk bertepuk tangan."
"Er, kecuali kau tidak mengerti pembicaraan aku dan papa mu, tidak masalah, lanjutkan lah." Aku mengelus-elus kan rambut Scorpius yang sudah mulai tumbuh.
"Menurut ku ini memang kesalahan ku. Aku tidak bisa apa-apa, tapi kau bisa melakukan apapun dengan hebat, [Y/N]. Kau mampu melucuti tongkat Dumbledore tanpa berpikir dua kali. Tetapi aku tidak punya nyali yang besar seperti mu." Dia berkata dengan nada putus asa.
Seketika aku membayang kan kenangan-kenangan lucu saat di Hogwarts. Dia memang tidak pernah melakukan hal yang hebat kecuali menghina aku saat berteman baik dengan Harry, Ron dan Hermione. Aku juga tak akan melupakan tinju an terbaik dari Hermione kepada Draco. Tak hanya itu, dia juga sering mengadu kepada ayah nya bahkan dengan hal yang sangat kecil.
"Lebih tepat nya kau tukang ngadu sih menurut ku." Aku berkata dengan suara meledek sambil tertawa, diikuti oleh Scorpius yang ikut cengengesan padahal dia tidak tahu apa sedang dia tertawakan, "My father will hear about this? Kalimat ikonik yang penuh sejarah."
Aku melihat wajah nya memerah dan menahan malu. Saat dia ingin mengatakan sesuatu, dengan cepat aku menyambar nya, "Apakah kau masih menggunakan kata-kata itu?"
"Yeah, mungkin. Karena kata-kata itu sudah ku ganti dengan [Y/N] will hear about this." Dia berkata membuat ku tertawa tidak percaya, "Jadi, orang itu sudah harus tau bahwa dia akan berhadapan dengan wanita hebat yang akan menjadi tempat ku untuk mengadu."
Wajah ku memerah merona.
Aku tiba-tiba menjadi salah tingkah dengan kata-kata sederhana dari Draco yang sama sekali seharus nya tidak membuat ku menjadi terbawa perasaan, "Yeah kurasa begitu."
"Astaga apa yang sudah ku lewatkan." Draco mendadak seperti orang cemas, "Kita sudah sangat lama tidak berciuman dan melakukan hal romantis berdua. Ini karena Scorpius mengganggu kita."
Scorpius yang berada di pelukan ku, dia menatap Draco dengan senyuman lebar, terlihat gigi kelinci nya yang masih sangat dikir, dia mengangguk-ngangguk semangat sambil tertawa bahagia, seolah-olah dia mengerti bahwa dia memang sengaja menganggu keromantisan ku dengan Draco.
"Tidak apa-apa, Scorpius sayang. Ini bukan salah mu, kok." Aku berkata sambil mencium pipi chubby nya, membuat Scorpius terlihat gembira, lalu tangan mungil Scorpius menarik kerah baju piyama ku, dan dia mencium pipi ku untuk pertama kali nya.
Aku tertawa, dan melihat Draco dengan tampang sangat cemburu dan menatap tajam Scorpius.
"Astaga Demi-Jenggot-Merlin. Kau cemburu dengan anak mu sendiri?" Aku memaikkan sebelah alis ku dan tersenyum menggoda, lalu tangan Scorpius terangkat, dan dia menunjuk pas di depan wajah Draco yang sedang memerah cemburu, lalu Scorpius tertawa meledek.
"Persetan." Draco mengumpat dengan wajah jengkel, "Jangan karena Scorpius—kau lebih sayang dengan nya. Aku kan suami mu, kau harus lebih sayang dengan ku. Jangan biarkan Scorpius mengambil hal romantis mu dengan ku."
"Yeah aku tahu, Draco. Tentu aku tahu. Tapi kan Scorpius anakku." Aku berkata, lalu aku merasa tangan Scorpius semakin mengeratkan pelukan nya di tubuh ku sambil tersenyum lalu Scorpius mengalihkan pandangan nya ke arah Draco dengan tampang pasrah lalu Scorpius memeletkan lidah nya ke arah Draco membuat aku kaget dan tertawa terbahak-bahak.
"Astaga Scorpius, siapa yang mengajari mu seperti itu." Aku masih tertawa, tetapi tidak untuk Draco yang wajah nya semakin muram dan kesal.
"Kau masih sembilan bulan, kenapa kau sudah sangat menyebalkan, sih?" Draco yang tampak nya sangat amat kesal menatap tajam, sangat tajam bahkan lebih dari dia menatap Harry.
"Untung kau putra ku. Jika orang lain—mungkin aku sudah melemparkan mantra tak termaafkan kepada mu." Draco berkata dengan suara nyaring, lalu dengan cepat aku mengelus-elus kan kepala Scorpius dengan sangat lembut.
"Kau tidak boleh berkata seperti itu, Draco." Aku berkata dengan tatapan marah, "Lain kali saja oke? Tak mungkin juga aku membiarkan Scorpius dari jangkauan ku. Dia tidak betah dengan mu, bisa-bisa kau melakukan sesuatu dengan tongkat mu kepada Scorpius."
"Tidak akan, kecuali aku membuat nya kejang-kejang atau aku menggantung nya diatas lampu kristal di Malfoy Manor." Draco berkata seperti psikopat yang tega, lalu dengan cepat aku melotot penuh ancaman, buru-buru dia menyelesaikan kalimat nya, "Aku hanya bercanda."
***
Jangan lupa di vote ya gaiss💕💕
Besok up pagi kalau engga siang tenang aja ya :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...