Aku berjalan dengan langkah cepat menuju kamar mandi. Aku menahan mulut ku agar tidak muntah di banyak kerumunan murid yang berjalan-jalan.
Mata ku memerah dan berair. Wajah ku sama pucat nya seperti tadi, bahkan semakin pucat. Langkah ku menjadi semakin pelan ketika sudah sampai di Toilet, tiba-tiba aku merasakan ada tangan yang menahan bahu ku.
Aku menoleh dengan lemas, "Draco?"
Dia menghela nafas kasar, dan menatap ku dengan tajam, "Sudah berapa kali ku katakan? Kau harus selalu bersama ku. Bagaimana jadi nya jika kau berada disini sendirian menahan—"
"Huekkk!" Perut ku semakin mual tetapi aku tidak memuntahkan apapun.
Perut ku terasa sangat sakit dan pinggang bagian bawah ku juga terasa sangat sakit, membuat ku semakin lemas.
"Well, jika keadaan nya seperti ini.." Draco menatap ku dengan khawatir, "Tidak ada jalan lain. Kau harus kembali ke rumah. Tidak ada penolakan."
"Draco, tidak. Aku masih ingin berada di Hogwarts." Aku menatap Draco dengan tatapan memohon.
"Jika kau berada di Hogwarts, bagaimana dengan anak kita! Kurasa kau harus memikirkan hal itu betapa khawatir nya aku!" Draco membentak dengan suara tinggi, membuat ku menangis.
"Sayang, kumohon. Aku tidak bermaksud membentak mu—"
"Aku tahu kau bermaksud. Kau tidak ingin direpotkan karena aku sedang hamil, aku tahu itu. Kau ingin melakukan hal itu kepada ku karena kau hanya ingin memakai ku! Kau tidak benar-benar sungguh mencintai ku.." Aku berkata sambil menangis tersedu-sedu.
"Bukan nya seperti itu, tolong jangan salah paham." Aku melihat Draco yang mengacak-acak kan rambut nya dan melemukul kepala nya dengan keras.
Aku tidak pernah melihat Draco menjadi sesedih itu selama hidup ku.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa kau dan anak kita akan aman! Aku benar-benar mencintai mu, lebih dari yang kau kira dan bahkan sebelum kita menikah aku sudah mencintai mu. Aku juga mencintai anak kita lebih dari kata-kata betapa bahagia nya aku mengetahui bahwa kau mengandung. Mungkin kau tidak merasakan itu, tapi kau harus percaya itu!"
Aku tidak percaya dengan kalimat yang dia ucapkan dari mulut nya. Seakan seperti menjadi seorang perempuan beruntung di dunia. Dan katakan saja jika aku bodoh, aku lah yang selama ini menyia-nyia kan Draco.
Dengan cepat Draco meraih tubuh ku, dan kami berpelukan. Aku menangis di pelukan nya. Jika ingin jujur, aku merasa bahwa aku tidak mampu untuk menjadi seorang ibu di usia terlalu muda bahkan remaja seperti ini.
"Aku tidak pernah menggunakan mu. Kita melakukan nya karena kita saling mencintai. Mungkin kau gengsi dan tidak mau mengakui itu, tetapi aku tahu, satu hal bahwa kau sudah mulai mencintai ku." Dia berkata dengan suara lembut, sangat lembut membuat ku terbawa suasana.
"AKU TIDAK BISA MELIHAT KEROMANTISAN INI! MATA KU, ASTAGA AKU BENAR-BENAR MENYEDIHKAN!"
Kami melepaskan pelukan itu, dan menoleh, melihat Hantu-Toilet, siapa lagi kalau bukan Moaning Myrtle.
Dia menangis tersedu-sedu. Sangat aneh, bahkan kami sama sekali tidak menyinggung nya.
"Enyahlah di hadapan ku! Kau—kalian berdua—HIKSSS." Moaning Myrtle menangis tersedu-sedu, dan masuk ke dalam kloset kamar mandi. Bayangan nya sekejap hilang meninggalkan banyak air.
Aku menatap kepergian hantu itu dengan wajah keanehan, namun sedikit lucu bagi ku.
Draco menyentuh wajah ku dengan halus, "Kau harus pulang, oke? Tinggalkan Hogwarts, karena aku juga keluar dari Hogwarts nanti setelah menyelesaikan tugas ku." Dia berkata membuat aku menatap nya dengan ragu-ragu, "Kau ingin tinggal dimana? Rumah orangtua mu, atau Malfoy Manor?"
"Aku ingin tinggal di rumah kita saja." Aku berkata tanpa ekspresi.
"Tidak—tidak bisa. Jika kau tinggal di rumah, tidak ada yang mengurusi mu atau mengawasi mu." Dia menatap ku dengan serius, "Kurasa ibu ku akan sangat senang memberi kamar ku kepada mu. Aku akan mengatakan nya kepada nya, agar kau bisa tinggal di Malfoy Manor."
Sejenak aku berpikir keras. Aku mungkin lebih memilih untuk tinggal di Malfoy Manor, karena jika aku tinggal di rumah, aku pasti bertemu ibu ku yang membuat ku stres hanya dalam kurun waktu satu hari.
Memilih untuk tinggal di rumah orangtua ku saat kondisi hamil seperti ini, sama saja seperti mencelakakan diri ku sendiri dan anak ku karena sudah pasti ibu ku mengatur-ngatur aktivitas ku, yang membuat ku sebal kepada nya.
Sedang kan hubungan aku dengan ibu Draco, Narcissa, ya, dia begitu baik kepada ku. Itu membuat ku lebih nyaman dengan ibu Draco.
"Semoga kau bisa melakukan tugas nya dengan waktu yang cepat, dan berhasil!" Aku menatap Draco dengan tatapan sedih, "Kau tahu, aku akan merindukan mu jika kau berlama-lama di Hogwarts."
Dia memeluk tubuh ku lagi, "Yeah. Aku tahu, sudah pasti kau akan merindukan ku." Dia tertawa kecil, "Aku takut kau tidak tahan menatap wajah tampan ku sehari saja."
Wajah ku memanas, "Jangan terlalu percaya diri! Aku tidak akan seperti itu juga."
Aku berbohong.
Tidak dapat di bayangkan betapa rindu nya aku nanti jika satu fakta aku tidak dapat melihat wajah nya lagi.
***
Jangan lupa di vote ya!!💕
pendek banget huhu((
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...