48. Disturbed

3.2K 431 127
                                    

Kondisi ku membaik, dan aku sudah benar-benar sembuh total dari kutukan itu. Selama aku dirawat di St. Mungo's, ibu ku sama sekali tidak menjenguk ku. Entah lah, tapi Draco mengatakan kepada ku bahwa ibu ku dan ibu Draco sudah menjenguk ku saat aku masih tidak sadar.

Sudah tiga minggu lebih semenjak aku keluar dari rumah sakit, aku berada tetap di Malfoy Manor dan aku tinggal bersama ibu Draco, dan terkadang seperti yang kalian tahu, banyak Pelahap Maut yang dapat kerumah.

Aku menatap ke jendela luar dan aku melihat awan yang sudah menghitam dan gelap padahal ini masih siang hari. Aku melanjutkan menulis buku diary ku tentang perasaan ku yang aku alami, terkadang juga aku menulis tentang Draco jika aku rindu dengan nya.

Selama berdiam diri di kamar, aku sudah lama mengatur strategi untuk membantu Draco membunuh Dumbledore. Aku sangat yakin strategi ku akan berhasil kali ini. Dan setelah tugas membunuh Dumbledore selesai, aku akan mengatakan terang-terang an kepada semua orang bahwa aku sudah menikah dengan Draco dan aku akan menjadi Pelahap Maut terkejam seperti bibi ku, Bellatrix Lestrange.

Aku menggenggam kaus baju ku yang seperti nya sudah basah, aku memutuskan untuk membuka baju ku, dan aku mendekatkan cermin yang sekarang sudah berada di hadapan ku.

Aku menyentuh perut ku yang sudah mulai membesar. Rasa takut menyelimuti ku, tetapi aku yakin bahwa aku bisa melewati semua tahap-tahap mengerikan ini.

Saat aku sedang berkaca di depan cermin, tiba-tiba aku mendengar suara ketukan pintu, membuat aku terkejut karena aku sama sekali sedang tidak memakai busana, tetapi melainkan aku hanya memakai pakaian dalam.

Ku duga, pasti orang itu adalah Narcissa Malfoy. Dia selalu menemui ku di kamar setiap hari dalam sekali untung memastikan keadaan ku dan bercerita-cerita tentang semua hal, terkadang juga dia menceritakan semua tentang Draco, bahkan sampai masa kecil Draco.

"Masuk aja, Mrs Malfoy." Seru aku, karena tidak masalah jika ibu Draco melihat nya.

Lalu tak lama kemudian pintu terbuka lebar, dan aku melihat penampakan seseorang bertubuh tinggi memakai jas hitam, dengan ciri khas rambut pirang nya.

"ASTAGA DEMI APA PUN AKU MEMBENCI MU!" Aku berteriak kepada Draco yang sedang ternganga menatap ku kaget, namun dengan perubahan raut wajah yang cepat dia tersenyum mesum membuat darah ku mendidih.

"Aku benar-benar tidak tahu." Dia berkata sambil tertawa, dengan cepat aku membelakangi tubuh Draco. Detak jantung ku berdegup dengan sangat cepat. Kenapa dia tiba-tiba datang kesini sih ketika aku sedang dalam kondisi tidak berpakaian seperti ini?

"Kukira mungkin kau merindukan ku." Dia berkata dengan suara serak, aku dapat merasakan dia menyeringai, dan menyentuh leher ku dengan sangat lembut, ketika aku sudah memakai pakaian ku.

Dengan cepat aku menoleh dan menatap nya dengan tajam, dan dengan cepat aku memeluk nya dengan erat karena aku tidak bisa menahan rasa rindu ku lagi.

"Hati-hati sayang, kau lagi hamil." Draco berkata membuat ku tertawa kecil.

"Kau kemana aja sih. Ini sudah lewat satu minggu kau tidak ada kabar." Aku mencibir ketika aku sudah melepaskan pelukan hangat ini.

"Aku ada detensi di pelajaran Transfigurasi. Maaf membuat mu menunggu lama." Lalu dia meraih pipi ku, dan dia mengusap-usap pipi ku yang memerah merona, "Jadi—kapan kita mau ke Rumah Sakit Muggle untuk memeriksa kandungan mu?"

"Sekarang saja, yeah?" Aku berkata dengan suara kecil dan memasang wajah memohon.

"Kurasa lebih baik kita besok pagi kesana, oke? Kau tahu kan cuaca hari ini sangat gelap, lagi pula aku sangat cape, lho dari Hogwarts ke London." Draco berkata lalu dia duduk diatas kasur.

Aku duduk di sebelah nya, aku tersenyum lalu aku membuka jas hitam nya sehingga aku bisa melihat dia memakai kaus berwarna hijau.

"Aku bosan disini." Aku bergumam lalu aku melemparkan tubuh ku diatas kasur dan menghela nafas panjang.

"Kan sudah ada aku, bagaimana jika kita bermain?" Dia tersenyum bodoh dan mendekati tubuh ku yang terbaring di atas ranjang.

Seketika wajah ku memerah dan aku merasa ambigu dengan kata-kata yang diucapkan oleh Draco, "Maksud mu? Emhhh, aku tidak mengerti."

"Ya, bermain. Memang nya kau berpikir apa?" Draco menyeringai seraya menggoda ku.

"Tidak, aku tidak berpikir apa-apa kok!" Aku berpura-pura untuk tetap dingin, dan aku berusaha keras mengalihkan pandangan ku dari wajah nya.

Tetapi dengan cepat tangan Draco meraih dagu ku, dan dia menatap ku dalam-dalam. Pandangan kita saling terkunci dan tak satupun dari kita yang membuka suara. Jarak antara wajah ku dan dia sangat dekat, membuat ku menjadi salah tingkah, tetapi dia sama sekali tidak berkedip dan dia menatap kedua bola mata ku dengan cermat.

"Apakah kau sudah mencintai ku?" Dia berkata secara tiba-tiba, membuat suasana menjadi semakin canggung.

Nafas ku terengah-engah, pipi ku memanas, aku membuka mulut ku tetapi aku tidak mampu untuk menjawab pertanyaan Draco yang sangat sederhana ini, "Eh. Um, Mmmh, Draco, begini—" Aku mendesah dan wajah ku memerah, tetapi dengan cepat Draco memotong kata-kata ku.

"Baiklah, aku sudah tahu jawaban nya." Dia tersenyum kaku lalu beranjak dari kasur membuat ku terheran.

"Kau mau kemana Draco?" Aku bertanya dengan wajah keheranan, dia menoleh kepada ku dan tersenyum bodoh.

Dia membuka baju nya membuat ku melotot dan aku dapat melihat dada bidang nya dengan sangat jelas, "KAU MAU NGAPAIN?!" Aku berkata dengan suara keras. Aku merasa panik entah kenapa, padahal pemandangan seperti ini sudah biasa aku lihat selama kita menikah.

"Calm down, sayang." Dia mendekati tubuh nya ke kasur, tubuh ku menjadi sangat gemetar tetapi tidak sepenuh nya karena aku memang menginginkan hal nakal ini.

Dia mencium bibir ku dengan sangat lembut, bahkan ciuman ini lebih baik dari sebelum nya. Entah kenapa makin kesini dia semakin pandai untuk melakukan nya dengan baik.

Aku menjauhkan diri ku dari Draco, aku melepaskan ciuman ini membuat dia terheran. Namun dengan cepat aku membuka pakaian ku, dia tersenyum mesum, lalu aku mendekatkan tubuh ku ke dalam dekapan nya.

"[Y/N]! MAMA DIBERI TAHU OLEH CISSY BAHWA KAU SUDAH SEMBUH. MAAF KARENA MAMA SANGAT SIBUK DI KEMENTRIAN." Ibu ku datang membuka pintu kamar, lalu kami berdua sama-sama tersentak kaget, begitu juga ibu ku yang seperti nya merasa sangat bersalah.

"Ah, maaf sekali! Aku benar-benar tidak tahu. Lanjut kan lah, astaga, aduh bodoh sekali aku." Ibu ku memukul dahi nya dan berasa sangat bersalah. Kurasa dia tak lebih dari seseorang yang sudah mengganggu hubungan romantis ku dengan Draco.

***

Jangan lupa di vote!!💕🥺
Besok up ya tapi agak siang sore an gitu :)

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang