41. Depression

3.7K 514 180
                                    

Pesta ulangtahun ku diadakan pada malam hari dengan sangat meriah. Di setiap sudut ruangan sudah diberikan beberapa sihir agar terkesan ramai. Aku tidak menyangka bisa banyak yang datang seperti ini, padahal ibu ku hanya mengundang beberapa anggota keluarga terdekat seperti keluarga besar Lesrange, Black, dan keluarga Malfoy.

Tetapi tidak hanya itu, orangtua ku juga mengundang banyak Pelahap Maut, karena seperti yang kalian tahu, orang tua ku adalah Pelahap Maut secara otomatis ruangan yang di desain luas menjadi sangat penuh.

Seisi ruangan tampak bahagia dan banyak yang minum juga, tetapi tidak untuk aku. Aku merasa sangat bosan untuk berada di tempat konyol seperti ini terus-terus an.

Aku melihat orangtua ku yang berbincang-bincang akrab dengan ibu Draco. Tampak nya, Lucius Malfoy masih berada di Azkaban, padahal sudah beberapa Pelahap Maut sudah berhasil kabur dari penjara.


Aku berjalan meninggalkan kerumunan orang yang sibuk berbincang-bincang dengan hangat, dan sampai lah aku ke kamar mandi yang tak ada orang sekali pun disana.

Aku menatap wajah ku melalui kaca. Aku tampak tak lebih dari gadis yang menyedihkan, wajah ku tampak semakin pucat juga.

Aku menyalakan keran air dengan tangan gemetar, lalu aku membasahkan setengah wajah ku sambil menangis tersedu-sedu.

Depresi.

Aku tidak pernah menjadi seperti ini. Ini tak seharus nya terjadi. Aku benci untuk menjadi seorang ibu di usia ku yang masih sangat muda.

Aku mengacak-acak kan rambut ku dengan frustasi. Mata ku memerah bengkak, dan terlihat sembap. Seolah-olah lebih baik aku menghabiskan hari ulang tahun ku untuk menangis.

Seharus nya sekarang aku sudah berada di asrama, bercerita-cerita pengalaman terlucu saat liburan bersama Harry, Hermione, dan Ron sambil mencoba bebagai barang yang ada di Toko Lelucon Weasley.

Tetapi itu semua sirna dan tak akan pernah aku rasakan lagi ke dua kali nya.

Bayi ini. Aku tidak pernah menginginkan nya.

Bayi yang ada di perut ku sekarang membuat hidup ku semakin kacau dan masa remaja ku dihabiskan untuk berbaring di tempat tidur atau berjalan-jalan di sekitar rumah.

Aku memiliki beberapa pil Muggle untuk menggugurkan kandungan. Lebih tepat nya, aku sudah meminta bantuan Bellatrix untuk membelikan pil ini kepada ku agar aku bisa menggugurkan kandungan ku dan aku bisa balik ke Hogwarts untuk membantu Draco menyelesaikan tugas nya.

Sejenak aku menatap pil itu dengan ragu, lalu aku memasukkan pil itu ke dalam mulut ku.



















"[Y/N] JANGAN!"

Aku tersedak dan secara reflek memuntahkan pil itu dari mulut ku. Aku menutup rapat mulut ku, sambil menangis.

Draco meraih semua obat pil itu dari tangan ku dengan kasar. Dia tampak sangat marah, lebih dari yang ku bayangkan.

"DASAR TOLOL!" Dia membentak ku dengan suara tinggi, dan membuang semua pil itu ke dalam tempat sampah dengan wajah memerah padam.

Aku melihat pil-pil ku yang sudah tak terlihat dari pandangan ku dengan kecewa.

Draco menatap ku dengan tatapan marah, nafas nya terengah-engah, dan aku tahu pasti, dia tidak pernah menjadi semarah ini kepada ku.

"ADA APA DENGAN MU?" Seru Draco dengan tatapan putus asa.

"AKU TIDAK INGIN BERADA DISINI. AKU KATAKAN, AKU HANYA INGIN BERADA DI HOGWARTS DENGAN MU, APAKAH ITU SALAH JIKA AKU RINDU DENGAN MU?" Aku berteriak dengan wajah memerah.

"YA MEMANG SALAH!"

Hati ku mencelus. Dada ku terasa sesak, dan aku merasa tidak sanggup untuk menatap wajah Draco lebih jelas karena dia telah mengatakan hal yang membuat ku hampa seketika.

"[Y/N] kumohon, jangan salah paham, maksud ku—"

"Cukup Draco." Aku berkata dengan suara memelan hampir tidak terdengar.

"[Y/N] aku hanya khawatir dengan mu! Kenapa kau tidak mengerti?" Dia menahan tangan ku, mata biru laut nya yang tampak sudah tak seindah dulu karena banyak kesedihan di dalam nya.

"Kenapa kau tidak mengerti jika aku merindukan mu?" Aku berkata dengan suara serak.

"Jika kau merindukan ku, kau tak seharus nya menggugurkan kandungan—"

"Tentu saja, kan. Jika aku menggugurkan kandungan ku, aku akan bisa kembali ke Hogwarts dan membantu mu untuk melakukan tugas mu.."

"AKU SAMA SEKALI TIDAK PERLU BANTUAN MU. YANG AKU KHAWATIRKAN HANYA KAU DAN ANAK KITA. BAHKAN AKU TIDAK PEDULI JIKA SAJA AKU TIDAK DAPAT MELAKUKAN TUGAS KU DAN AKU DIBUNUH OLEH PANGERAN KEGELAPAN. AKU TIDAK PEDULI DENGAN ITU, KAU HARUS TAHU."

Aku menatap Draco dengan kasihan, "Tidak, Draco, bukan.. yang terpenting itu—"

"Yang terpenting hanya kamu dan anak kita." Dia berkata dengan suara memelan.











***

Lanjut besok sore ya bund, mager banget nulis panjang2 huhu, besok panjangin deh janji hehe

Jangan lupa di vote!!!💕💕

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang