bab 21

4K 615 106
                                    

Matahari sudah tinggi di langit sekarang. Aku masuk ke Kandang Burung Hantu untuk menemu Harry, yang seperti nya dia sedang mencari Hedwig. Jendela-jendela kaca menyilaukan mata ku.

Aku berjalan terus kesudut ruangan, sampai aku melihat satu kenyataan dimana Harry dan Cho saling berbincang akrab dan sangat dekat.

Hati ku mencelus, aku menahan perasaan sedih ku, aku memilih untuk bersembunyi diantara kandang-kandang itu dan menguping pembicaraan mereka.

"Hari yang indah," Kata Harry menatap Cho dengan senyuman nya.

"Yeah," kata Cho, sambil memandang berkeliling mencari burung hantu yang sesuai.

"Kondisi Quidditch yang bagus. Aku belum keluar selama seminggu, kalau kamu?" Cho mendekatkan tubuh nya ke arah Harry membuat jarak mereka sangat dekat.

"Belum," Kata Harry singkat yang terlihat sangat malu dengan Cho.

"Hei, apakah Gryffindor sudah punya Keeper baru?" Cho mengganti topik pembicaraan, aku dapat merasakan bahwa Cho berusaha menggoda Harry. Tanpa sadar air mata ku menetes. Aku dapat melihat Harry tampak nya lebih menyukai Cho ketimbang aku.

"Yeah," kata Harry. "Temanku Ron Weasley, kau kenal dia?"

Aku sudah tak tahan untuk mendengar pembicaraan mereka, dan aku merasa sangat tolol untuk berada disini lama-lama karna satu fakta yang ku ketahui bahwa Harry lebih nyaman dengan gadis lain. Dengan langkah cepat aku berpaling dan berlari keluar dari ruangan Kandang Burung Hantu ini.

***

Aku berlari cepat menaiki setiap anak tangga, seraya menangis tersedu-sedu. Aku tak memperdulikan setiap lukisan yang bergerak-gerak melihat tingkah laku ku yang seperti ini.

Langkah kaki ku sangat cepat, sehingga secara reflek aku menabrak banyak orang yang berusaha berjalan berlawanan dari ku, namun aku tidak memperdulikan nya.


"Apa yang membuat mu terburu-buru? Kau harus lebih berhati-hati, kau baru saja menabrak ku, [Y/N]."

Aku mendengar suara Draco di belakang ku, aku tak berani menampakkan wajah ku, aku terus berjalan berlawanan meninggalkan nya.

Aku merasakan tangan ku sangat berat, "Berbicaralah kepada ku!" Draco memegang tangan ku dengan kasar.

"Lepaskan tangan ku!" Aku meringis kesakitan, namun Draco sama sekali tidak melepaskan tangan ku, ia bahkan semakin memegang erat tangan ku.

"Kenapa?" Draco merapihkan rambut cokelat ku yang menutupi sebagian wajah ku, sehingga ia dapat melihat dengan jelas mata ku yang membengkak dan air mata di wajah ku, "K-kau menangis?"

Aku melepaskan tangan ku dengan sekuat tenaga dari cengkraman tangan Draco, "INI SEMUA KARNA KAU MENGHINDAR DARI KU! INI SALAH MU!" Aku berteriak sangat keras, namun tidak ada orang yang mendengar nya, hanya saja bingkai lukisan-lukisan bergerak yang mendesis dan berbisik-bisik melihat aku dan Draco.

"Well, aku tidak pernah menghindar dari mu." Draco memelankan suara nya, aku menghela nafas panjang, dan menghapus air mata ku.

"Tapi kenyataan nya begitu, aku belum melihat mu di pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, dan selama 9 hari terakhir ini aku tidak bertemu dengan mu." Aku menatap Draco dengan ragu-ragu, aku melihat wajah Draco yang tertawa pelan dan menatap ku tidak percaya.

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang