47. Allowed

3.1K 436 72
                                    

"CEPAT CERITAKAN YANG SEBENARNYA SEBELUM AKU MENCEKIK MU SEKARANG." Gertak Hermine dengan wajah geram, untung saja tidak ada yang mendengarkan percakapan serius kita sekarang.

"Singkat saja aku dan Draco dijodohkan. Kau tahu, status darah murni mungkin? Ya, seperti itu aja sih." Aku berkata dengan wajah tenang, tetapi tidak untuk Hermione yang tidak bisa tenang dan terus bertanya-tanya.

"Sejak kapan? Tidakkah kau bisa menceritakan lebih spesifik nya agar aku mengerti?" Dia berkata dengan nada pernasaran.

"Well, sejak tahun keempat. Sampai situ paham?" Aku berkata dengan nada malas, mata dia melotot lebar.

"Ah Demi apapun aku masih tidak percaya. Kau harus mengatakan nya kepada Harry. Aku serius."Hermione memijatkan kening nya dengan pasrah.

"Tidak bisa, Hermione. Tidak semudah itu mengatakan kepada nya apa yang sebenarnya tentang pernikahan ku kepada Harry." Aku mendadak gusar dan mengacak-acakkan rambut ku.

"Kenapa? Toh kau juga tinggal bilang kepada Harry. Apa susah nya?" Hermione menatap ku serius dan penuh curiga, "Apa jangan-jangan, kau masih sayang dengan—"

"Yeah, aku masih sayang dengan Harry. Apakah itu salah? Nah kenapa aku tolol sekali, tentu salah." Aku memotong kata-kata Hermione yang semakin menatap ku dengan tatapan kebingungan.

"Kurasa kau harus memilih salah satu nya, [Y/N]. Kau tidak bisa memiliki dua laki-laki. Kau tidak boleh egois. Apalagi kondisi kau yang sudah hamil seperti ini, tidak punya pilihan lain, kan?" Hermione berkata dengan sangat yakin, sudah kuduga dia akan berkata seperti ini.

"Aku memang sayang dengan Draco. Tapi dengan, Harry... argghh, aku sejujur nya tidak ikhlas untuk melepaskan nya bersama Ginny."

"Berpikirlah lebih bijak dan kau juga harus memikirkan satu fakta bahwa kau sebentar lagi mempunyai anak, dan anak itu juga anak Malfoy." Hermione mendadak dingin, dan dia menjauh dari ku, "Oh ya, ini ada titipan bunga buket dari Harry untuk mu karena dia tidak bisa menjenguk mu." Hermione memberikan buket bunga Matahari yang sangat indah dan seperti nya di sihir agar terlihat berkilauan.

Aku meraih buket bunga itu dari genggaman tangan Hermione, dan aku melihat ada satu surat kecil di dalam nya bertuliskan, Cepat sembuh ya <3 yang di tulis memakai pena bulu seperti nya.

Aku tersenyum manis, "Sampaikan terimakasih ku kepada Harry. Aku menyukai ini."

Dia merapihkan tas nya, dan merangkul nya, "Ya, akan ku sampaikan. Maaf aku tidak bisa berlama-lama disini karena nanti sore masih ada kelas Transfigurasi. Cepat sembuh, [Y/N] dan kau tahu—aku tidak sabar melihat anak mu." Hermione mengedipkan sebelah mata nya wink dan tersenyum.

"Well-yeah." Aku tertawa kecil, dan aku melihat kepergian Hermione meninggalkan ruangan ini.

Aku menggenggam erat buket bunga matahari yang masih bermekaran. Mata ku beralih, dan aku mengambil surat kecil itu yang masih terlipat rapi.

Aku membuka surat itu perlahan. Tulisan nya sedikit tidak terbaca, dan banyak bercak-bercak hitam dari pena. Aku berusaha keras untuk membuka lebar bola mata ku dan membaca nya.

Aku tahu ini salah ku, seharus nya mantera kutukan itu terkena di tubuh ku saja, aku tidak ingin melihat mu terbaring lemah di—

Aku tersenyum-senyum ketika membaca nya, tetapi aku tersentak kaget ketika melihat Draco yang membuka pintu ruangan

"Hey babe, aku seperti nya sudah bisa membetulkan Lemari di Kamar Kebutuhan itu. Tetapi sial nya kau tahu kan soal Katie Bell, padahal sasaran ku bukan dia—" Draco tiba-tiba sudah berada di hadapan ku, dia mendekati ku, tetapi sejenak dia menatap ku curiga, "Kau sedang apa? Ini dari siapa?"

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang