bab 15

4.4K 598 184
                                    

Aku dan keluarga ku ikut makan malam di Malfoy Manor. Rumah yang serba gelap itu, membuat ku bergidik ngeri karna tidak ada lampu sekali pun.

Suasana saat makan malam tidaklah se canggung yang kalian pikirkan. Orangtua ku dengan orangtua Draco sangat akrab. Berbicara tentang kekayaan yang mereka punya dan mengejek para muggle dan keluarga Weasley.

Ya, keluarga ku sama persis seperti keluarga Draco. Itu sebab nya mengapa aku membenci ayah dan ibu ku. Aku terlahir dari keluarga Pelahap Maut, memiliki seorang bibi yang kalian pasti tahu—Bellatrix Lestrange, yang masih ditahan di Azkaban. Jujur saja aku membenci wanita itu.

Aku memasang wajah tidak bersemangat sama sekali, sesekali aku dan Draco saling terpandang. Mata biru laut nya yang begitu indah—tapi tak seindah kenyataan sifat asli nya yang membuat ku membenci nya. Kalau saja Draco bisa sebaik Harry, aku akan memikirkan 2 kali untuk mencintai laki-laki itu, tapi kenyataan nya adalah tidak.

"Draco mengatakan kepada kami bahwa kau lumayan pintar dalam pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, benarkah [Y/N] ?" Tanya Lucius Malfoy membuyarkan lamunan ku.

Aku mendonggak kecil, "Ya," Lirih ku menatap wajah Draco dengan kaku, "—sebenarnya tidak terlalu, hanya saja aku hobi—"

"Dia memang pintar, Lucius. Aku melihat hasil Ordinary Wizarding Level kemarin, nilai Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam nya Outstanding." Ujar Ayah ku memotong kata-kata ku.

Aku melihat wajah Narcissa dan Lucius tersenyum ramah ke arah ku, aku membalas senyuman itu dengan kaku, "Sudah kuduga, ia pintar di pelajaran itu seperti Bellatrix, bukan?" Ujar Narcissa lalu aku tersentak kecil, dan mengangguk terpaksa.

"Bagaimana hubungan kalian?" Ujar Lucius menatap ke arah aku dan Draco secara bergantian.

Aku menatap Draco dan memberi isyarat agar dia yang berbicara. Bibir Draco sedikit gemetar, dan sangat sulit untuk berbicara, "Ha?" Gumam Lucius menatap anak nya.

"Baik-baik saja." Ujar Draco dengan mantap, lalu ia tersenyum senang.

"Kami sudah lama untuk memutuskan hal ini," Ujar Ayah ku dengan ekspresi sangat bersemangat, aku melihat wajah-wajah keluarga Draco yang sama seperti ayah dan ibu ku, "Tak ada salah nya, jika kalian tinggal berdua." Lanjut ayah ku membuat aku dan Draco tersentak kaget secara bersamaan.

Lucius tersenyum sinis kepada kami, "Aku menduga kalian kaget karna kalian akan senang." Ujar Lucius menatap istri nya dengan takjub, "Kami sudah membeli rumah mewah di dekat sini, di Wiltshire. Setiap liburan musim panas atau musim dingin kalian bisa kembali ke rumah kalian." Ujar Lucius seraya Narcissa mengangguk setuju.

Aku menatap Draco dengan ragu, "Eh-m, eh-" Gumam ku ragu, "Ya, bagus." Lanjut ku dengan tersenyum terpaksa.

"Itu brilian! Kami punya rumah sendiri, itu adalah ide bagus, bukan?" Timpal Draco dengan senyum terpana, aku tahu dia hanya berpura-pura.

"Ya, Draco. Kalian bisa menempati rumah itu." Ujar Narcissa dengan suara menenangkan.

Ah, tidak, ini akan menjadi hal yang sangat buruk. Bagaimana jika Harry, Ron, dan Hermione mengetahui hal ini? Memang, mungkin saja aku bisa menyimpan rahasia ini dengan baik-baik, tapi akhirnya, lama-lama akan ketahuan juga kan?

Aku memikirkan cara bagaimana untuk memecah kan persoalan ini. Ternyata yang dikatakan Draco benar, mau tak mau aku harus mengakhiri hubungan ku dengan Harry sebelum ia mengetahui semua fakta yang selama ini aku sembunyikan.

Tapi untuk mengakhiri hubungan ku dengan Harry adalah hal yang tak mungkin. Aku sangat mencintai nya, aku tidak akan mungkin bisa melakukan itu. Sementara waktu akan terus berjalan, mau tak mau orang-orang lain akan mengetahui tentang pernikahan ku dengan Draco.

***

Aku mengernyit kan kening, rasanya sangat pening. Aku membuka ruang kamar itu dengan pelan, tetapi tangan ku dialihkan oleh Draco.

Untuk pertama kali nya aku dan Draco tinggal bersama. Rumah ini, yah tak seperti Malfoy Manor. Rumah ini sangat megah, dan bercahaya. Kamar nya sangat luas, aku sejujur nya sangat tidak nyaman memiliki kamar seluas ini.

Aku berjalan masuk ke dalam ruangan itu, seisi ruangan gelap, lalu aku merasakan tangan kekar Draco di samping ku yang mengambil alih menyalakan lampu di dinding itu.

Aku melihat kasur putih—baru kulihat saja seperti nya sangat nyaman untuk berbaring.

Aku melemparkan seluruh badan ku di kasur itu, dan membuka jaket cokelat ku, dan melemparkan nya ke bawah karpet putih dengan sembarang.

Draco berjalan mendekati kasur, dan ia duduk diatas kasur itu, aku tersentak, "Ngapain disini?" Tanya aku acuh, "Kau tidak boleh tidur satu kasur dengan ku!" Lanjut aku memandang Draco dengan tatapan jijik.

"Oh ya? Terus aku dimana?" Tanya Draco tak mau kalah, aku beranjak dari kasur ku dan melihat di setiap sudut ruangan.

"Kau bisa duduk dibawah, aku akan memberi mu selimut lebih." Ujar aku mengambil sesuatu di dalam lemari itu.

"Tidak. Aku tak mau tidur disitu." Ujar Draco lalu aku menghela nafas kasar.

"Lalu?" Tanya ku menelankan suara ku, sebelum ia berkata sesuatu yang aneh, ia tersenyum kepada ku.

"Di kasur ini tentu saja." Ujar dia membuat bola mata cokelat ku melotot menatap tajam wajah nya.

"NO! —AKU TIDAK MAU SEKASUR DENGAN MU." Jerit aku, namun ia seperti nya tidak peduli, dan melemparkan tubuh nya di kasur.

"Memang nya kenapa, sih?" Ujar dia seraya terkikik, membuat ku semakin jengkel dengan nya.

Mau tak mau aku berjalan dan membaring kan tubuh ku di kasur yang super-luas itu.

Aku meraih guling, dan seperti membuat batasan di atas kasur, "Ini batas mu," Ujar ku pelan namun tajam, "—dan ini batas ku." Lanjut aku membenarkan guling agar tubuh ku dan Draco tidak saling bersentuhan.

"Mana bisa!" Ujar dia dengan wajah memerah, "Ini hanya tidur, [Y/N]. Jangan membuat ku pusing, aku sangat ngantuk, dan guling sialan ini.." Lanjut Draco mengambil guling berwarna putih dari hadapan ku.

"KENAPA? TIDAK—"

"Shhh." Gumam Draco yang mulai memejamkan mata biru laut nya, "Aku hanya ingin tidur, aku tak mau melakukan peraturan gila itu hanya untuk tidur." Ujar Draco dengan suara berat nya.

"Jika kau tidak setuju dengan peraturan ku, kau bisa tidur di ruang tamu!" Seru aku memukul tubuh nya dengan bantal.

"Shhh, sayang...," Gumam Draco meraih tangan ku yang berusaha memukul nya, "Please, aku tak akan melakukan hal apapun karna aku tahu kau menjaga perasaan Potter." Ujar Draco yang masih memejam kan mata nya.

"Ya, memang! Dan kau haru menjaga perasaan Pansy Parkinson juga!" Tangkas aku, lalu Draco membuka bola mata nya, dan menatap ku dengan tatapan dalam.

"Memang nya kau tidak cemburu? Kau tahu Pansy menyukai ku." Ujar Draco membuat ku bergidik heran.

"Tentu saja tidak! Untuk apa aku cemburu?" Ujar aku membenarkan posisi tidur ku, aku hanya mendengar suara tawaan kecil.

"Aku tak akan menganggu hubungan mu dengan Potter jika kau memang mencintai nya." Ujar Draco membuat jantung ku berdetak dengan sangat cepat.

****

Kalian lebih suka [Y/N] dan Harry Potter, atau [Y/N] dan Draco Malfoy nih gais?

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang