Angin kencang yang kini telah berubah menjadi badai. Aku bersandar ke jendela, aku bisa melihat Hogwarts semakin dekat, cahaya dari jendela-jendelanya kabur dan bergoyang di balik tirai hujan lebat.
"Jadi, kenapa kau kemarin bisa bersama Malfoy?" Tanya Hermione memecah keheninan, aku melihat ke arah Harry yang masih membuang muka dari ku.
"Seperti ada yang aneh, kau tidak pernah bilang bahwa keluarga mu dekat dengan keluarga Malfoy." Timpal Ron memasang wajah keanehan.
"Dan untuk apa hal seperti itu di bicarakan?" Ketus ku dengan suara melengking tinggi tidak suka dan kembali melihat ke arah jendela yang penuh kilat menyambar di langit.
"Perlu kukatakan, kau juga sangat aneh akhir-akhir ini. Terkadang kau sering diam dalam lamunan mu." Ujar Hermione menatap ku dalam, "Jika kau ada masalah, kau bisa mengatakan nya kepada kami." Lanjut Hermione tersenyum ke arah ku.
"Kau jenius tapi terkadang bodoh, Hermione. [Y/N] sedang ada masalah dengan Harry." Ujar Ron menatap antara ku dan Harry.
"—hanya karna [Y/N] datang ke Piala Dunia Quidditch bersama keluarga Malfoy." Lanjut Ron tersenyum kaku.
Lalu Hermione tersentak kaget, "Itu adalah hal bodoh, Harry! [Y/N] saja tidak dekat dengan Malfoy. Apa yang harus kau cemburui?" Hermione melotot ke arah Harry.
Harry menghela nafas malas, "Kan bisa saja, kemungkinan, 'kan?"
"Jadi kau tidak mempercayai ku? Kita sudah dekat sejak tahun pertama, Harry.." Lirih ku menatap Harry serius.
"Well! Aku percaya." Ujar Harry tersenyum lalu kami hanya tertawa kecil.
Kilat menyambar di langit ketika kereta kami berhenti di depan pintu besar itu. Anak-anak lain yang berada dalam kereta-kereta di depan kami sudah bergegas menaiki undakan.
Aku, Harry, Ron, dan Hermione melompat turun dari kereta mereka dan buru-buru menaiki undakan juga, aku melihat Aula Depan besar yang diterangi cahaya obor, dengan tangga pualamnya yang megah.
"Ya ampun," kata Ron, menggoyangkan kepalanya dan mencipratkan air ke mana-mana, "—kalau hujan terus begini, aku bisa basah kuyup... ARRGH!"
Ron basah kuyup dan menyembur-nyembur, dia terhuyung ke pinggir hingga menabrak ku, tepat ketika bom air kedua jatuh... nyaris menimpa Hermione juga. Balon itu pecah di kaki ku, mengguyurkan air dingin ke dalam sepatu dan kaus kakinya.
"RON! BISAKAH KAU LEBIH BERHATI-HATI?" Teriak ku dengan amarah yang memuncak, namun seperti nya Ron tidak memperdulikan ocehan ku.
Jubah ku yang basah dan rambut ku basah kuyup juga, aku menjerit kecil, karna banyak murid-murid yang saling dorong-mendorong.
"[Y/N] apakah kau tidak apa-apa? Jubah mu.." Lirih Harry kecil menatap jubah ku yang sudah basah.
"Lihat, Harry, ia selalu memanjakkan [Y/N] padahal di tengah suasana genting seperti ini!" Oceh Ron menatap tajam ke arah kami.
"Nah, ayo jalan!" kata Profesor McGonagall tajam kepada rombongan anak-anak yang basah kuyup.
"Masuk ke Aula Besar, ayo!" Aku, Harry, Ron, dan Hermione berjalan terpeleset-peleset menuju pintu ganda di sebelah kanan.
Aku bergumam marah-marah, menyeka rambutku yang basah dari wajahku.
***
Aula Besar tampak megah seperti biasanya, didekorasi untuk pesta awal tahun ajaran. Piring-piring dan piala-piala emas berkilauan tertimpa cahaya ratusan lilin yang melayang di atas meja-meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...