63. Sad Moments In My Life

2.3K 338 65
                                    

Tiba-tiba suasana menjadi senyap, dan aku mendengar suara Voldemort yang tepat berada di pendengaran ku. Bukan hanya aku, tetapi orang-orang juga merasakan hal yang sama dan menghentikan pertempuran.

Aku menutup rapat telinga ku kesakitan, "Kalian bertempur dengan sangat berani, tapi sia-sia. Aku tak mengharapkan ini. Setiap darah penyihir yang tertumpah adalah pembuangan sia-sia. Aku akan menyuruh pasukan ku untuk mundur. Saat mereka mundur, bawa yang mati dan bermartabat. Harry Potter, aku sekarang bicara langsung pada mu. Pada malam ini kau membiarkan teman-teman mu mati dari pada menghadapi ku sendirian. Itu adalah hal yang sangat memalukan, temui aku di Hutan Terlarang dan hadapi takdir mu. Jika kau tidak melakukan nya, maka akan ku bunuh semua pria, wanita dan anak-anak yang berupaya menyembunyikan nya dari ku."

Suara Voldemort menggema di seluruh ruangan, dan aku dapat melihat satu persatu Pelahap Maut lainnnya yang sudah meninggalkan kastil Hogwarts.

"Kita harus ke Hutan Terlarang sekarang." Draco berkata dengan suara tegas sambil menyeka air mata di wajah ku.

"Dan bergabung dengan Pelahap Maut lain nya, yeah?" Aku berkata dengan suara parau lalu Draco membantu ku beranjak dari tempat duduk karena tubuh ku yang masih sakit habis bertempur, lalu aku dapat melihat jelas banyak orang yang tampak menangis dan salah satu nya yang paling menonjol adalah keluarga Weasley yang berkerumunan memeluk satu sama lain dan menangis tersedu-sedu.

"Aku belum melihat ayah ibu mu. Bukan kah mereka ikut bertempur juga?" Draco bertanya kepada ku sambil berjalan melewati orang-orang dengan isak tangis nya.

"Yeah kurasa." Aku berkata dengan suara pelan, lalu kami keluar dari pintu Aula dan aku dapat melihat Harry dengan wajah sedih, aku yakin betul bagaimana perasaan nya kehilangan orang-orang di sekeliling nya.

"Draco, kumohon." Aku berbisik sambil memberi instruksi ingin mengobrol bentar dengan Harry, namun tiba-tiba Draco dingin dan menggeleng, "Aku hanya ingin hubungan pertemanan aku dengan nya kembali baik. Itu saja."

"Yeah, kalau begitu, silahkan. Aku tunggu disini." Draco berkata dengan suara dingin, dan wajah nya terlihat sangat cemburu, "Aku tidak ingin berlama-lama disini!" Dia menambahkan dengan suara tinggi, aku hanya tersenyum dan mengangguk.

Aku berjalan mendekati Harry dengan penampilan yang sangat kotor karena habis bertempur. Pandangan aku dan Harry saling terkunci, dengan cepat aku membuka suara ku, "Hey." Gumam aku membuat suasana menjadi semakin canggung.

"Aku tahu kau tidak akan mungkin memaafkan ku setelah apa yang terjadi semua nya." Aku berkata lagi dengan serius sambil menatap mata nya lekat-lekat, "Aku merasa sangat bersalah dengan apa yang terjadi di Kamar Kebutuhan. Dan semua nya. Aku telah mengacaukan hubungan persahabatan kita."

Harry hanya menatap ku dengan tatapan kasihan, dengan cepat aku berkata, "Aku jahat, Harry. Kau tahu pasti itu. Aku sangat menyesal, apa yang telah aku perbuat selama ini kepada kalian. Aku mencoba berulang kali untuk membunuh Hermione di Kamar Kebutuhan." Aku berkata lalu secara reflek air mata ku terjatuh, "Tanpa aku sadar, dia lah yang menyelamatkan nyawa ku dari kutukan Cruciatus sehingga sampai sekarang aku masih hidup dengan anakku."

"Kau tidak jahat." Harry berkata dengan serius dan mata nya menatap ku dengan cermat.

"Bagaimana kau bisa menganggap begitu?" Aku tertawa canggung, padahal sama sekali tidak ada yang lucu, "Aku sudah membunuh banyak orang malam ini. Itu lebih dari kata jahat, kan?"

"Kurasa tidak." Harry berkata dengan suara tenang, "Aku bisa melihat nya dari celah mata mu, [Y/N]." Dia menambahkan kata-kata nya membuat ku malu.

Harry menghela nafas panjang, dan melihat ke sekeliling Aula dengan dipenuhi orang yang masih menangis-nangis dan berpelukan, "Aku tahu yang sebenarnya. Dengan semua yang terjadi malam ini atau sebelum ini, diri mu tidak akan pernah berubah, [Y/N]. Aku mengenali mu cukup lama, kau selalu menonjol dan menyenangkan."

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang