bab 9

4.2K 627 136
                                    

"[Y/N] !!" Teriak seorang laki-laki dengan suara berat nya yang kukenali.

"Ya." Aku menoleh ke arah nya dingin, mulut nya seakan ingin berbicara tetapi sangat gengsi.

"K-kenapa—kau, tidak membalas surat ku?" Tanya Draco dengan terbata-bata.

"Ah. Aku tidak ingin menjawab pertanyaan dari seorang laki-laki yang tidak bisa berkata dengan baik." Kritik ku karna Draco mengatakan sesuatu dengan suara kecil.

"Kenapa kau tidak membalas surat ku? Aku harus pergi pesta dansa dengan mu saat Natal nanti." Ujar dia dengan mantap, aku mengerutkan kening ku.

"Bagaimana jika aku tidak mau?" Ujar ku menatap nya dengan tatapan jijik.

"Dengar, aku sama sekali tidak peduli jika ada laki-laki lain yang sudah mengajak mu," Ujar Draco dingin, "Tapi ini perintah dari ayah ku. Dan kau tahu, keluarga kita sangat tidak senang kau dekat dengan Potter."

"Baiklah." Ujar ku singkat, dan memberi intruksi aku akan meninggalkan nya.

"Jadi kau mau?" Tanya nya lagi dengan senyum licik nya, aku menatap wajah nya dengan aneh.

"Ya." Ujar ku tidak menatap nya sama sekali, "—hanya perintah ayah mu."

"Bagus. Jujur—aku lebih memilih pergi dengan Pansy, dari pada harus dengan manusia cerewet seperti mu," Ujar Draco melemparkan tatapan hina kepada ku, "Jangan kira aku menginginkan semua ini—"

"Yeah. Dua manusia tolol yang hanya bisa menyebar gosip menjatuhkan orang lain. Kau sangat cocok dengan gadis itu." Ujar ku memasang wajah tidak bersahabat dan meninggalkan Draco.

***

Aku bersembunyi dari dinding bangunan itu, seakan ingin bergabung ke pesta dansa itu, tetapi sangat malu.

Aku samar-samar menatap dari kejauhan serombongan anak Slytherin muncul dari tangga ruang bawah tanah.

Draco paling depan, dia memakai jubah pesta beludru hitam dengan kerah tinggi, yang menurut ku tampak seperti orang dewasa, yang sedang berduaan dengan Pansy yang memakai jubah berwarna merah jambu pucat.

Aku menghela nafas kasar, aku menyentuh rambut coklat ku yang rapi dan mengkilap tak seperti biasa nya rambut ku yang sedikit keriting dan berantakan, kali ini rambut ku lebih rapi. Dan sanggul di kepala ku, yang menurut Hermione membuat rambut ku anggun.

Aku sebelum nya tak pernah memakai gaun se-feminim ini, kecuali saat pernikahan ku dengan Draco yang sudah lama.

Aku menghela nafas panjang, berusaha untuk percaya diri dengan penampilan ku, aku menampakkan diri ku di depan orang-orang banyak yang sedang menatap ku dengan tatapan kagum.

Aku menuruni setiap anak tangga, sembari detak jantung ku yang berdetak sangat cepat. Aku sejujur nya sangat tidak nyaman menjadi pusat perhatian banyak orang.

"Yatuhan, itu [Y/N] !!" Seru Parvati Patil samar-samar aku mendengar nya seperti menganga memuji penampilan ku.

"Dengan siapa gadis itu setelah menolak ajakan Cedric?" Ujar anak Hufflepuff dengan suara yang dapat kudengar.

"Aku tak menyangka ia sangat... cantik." Ujar anak laki-laki Gryffindor dengan suara kecil.

Draco berjalan mendekati ku, ia tersenyum dan mencium tangan ku dengan lembut, pipi ku merah merona seolah-olah aku terbawa perasaan dengan nya sampai aku lupa bahwa ini hanyalah pura-pura, dan kami tidak saling mencintai.

Aku berusaha menahan wajah salah tingkah ku, aku melihat anak-anak Slytherin dan Gryffindor mendesis tidak terima ke arah kami, terutama Pansy yang menatap ku dengan sinis.

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang