Aku terbangun lebih awal dari biasa nya. Aku merasakan satu fakta bahwa aku hanya terlelap tidur dalam waktu 3 jam—atau bahkan hanya 2 jam untuk tidur. Jika kalian bertanya kenapa, jawaban nya karna tengah malam—aku menghabiskan banyak air mata ku untuk menangis.
Aku beranjak dari kasur ku, samar-samar aku melihat Hermione yang sudah siap mengenakan jubah nya, dan menatap aku keheranan.
"Kau belum bercerita kepada ku tentang apa yang membuat mu menangis, [Y/N]." Hermione berjalan mendekati ku, seraya mengelus-eluskan pundak ku.
"Kuharap mungkin Harry sudah memberi tahu hal itu kepada mu terlebih dahulu." Ujar ku singkat tanpa memandang Hermione.
"Maksud nya? Aku tak mengerti," Kata Hermione dengan gusar menatap ku, namun beberapa detik kemudian ia menyadari satu hal, "Ah! Biar ku—tebak, pasti kau ada masalah dengan nya, kan?" Ujar Hermione terkikik pelan.
Aku menatap nya dengan ketidaksukaan memuncak, "Dan kau senang melihat ku menderita—hmm?"
"Bukan, gitu.." Ujar Hermione menahan ekspresi nya, "Kalian bukan nya memang sering bertengkar? Tapi kenapa kali ini—"
"Aku sudah menyerah, Hermione Granger." Ujar aku mantap lalu memandang kedua bola mata nya, "Mungkin lebih baik, kan, Harry tidak pernah menginginkan ku sama sekali."
"Ya Tuhan!" Sentak Hermione menatap ku kaget, "Kenapa kau mengatakan seperti itu? Kau adalah orang spesial bagi Harry, logika nya saja, apakah kau ingat saat tahun ketiga? Harry tidak mungkin menyatakan cinta nya kepada mu jika dia tidak mencintai mu." Lanjut Hermione membuat aku terdiam sejenak. Semua memori-memori itu kembali bermunculan di benakku.
"Tapi kali ini beda! Kau tidak merasakan apa yang aku rasakan." Kata aku tanpa memandang wajah Hermione.
"Yah, memang," Hermione seperti memikirkan sesuatu di dalam otak nya, "Aku juga berpikir jika Harry akhir-akhir ini terlihat begitu."
***
"Ada apa?" Tanya Hermione, seraya kami melihat kepergian Seamus dan Dean.
Kami mencegat Harry dan Ron di tengah jalan menyeberangi ruang duduk ketika mereka menuju ke makan pagi. Bukan aku yang mencegat—tetapi Hermione, aku sama sekali tidak memandang ke arah mereka terutama Harry.
"Kau tampak benar-benar—Oh demi Tuhan!" Kami memandangi papan pengumunan ruang duduk, di mana terpasang tanda baru.
Uang saku kalian sedikit? Ingin mendapatkan sedikit uang tambahan? Hubungi Fred dan George Weasley, ruang duduk Gryffindor, untuk pekerjaan paruh-waktu sederhana. Kami menyesal bahwa semua pekerjaan dilakukan atas resiko para pelamar sendiri :>
"Itu batasnya," Kata Hermione dengan suram, aku melihat dia menurunkan tanda itu, yang telah dipasang Fred dan George di atas poster yang memberitahu tanggal akhir pekan Hogsmeade yang pertama pada bulan Oktober.
"Kita harus berbicara dengan mereka, Ron." Tegas Hermione dengan wajah galak.
Aku melihat Ron yang tampak sangat gelisah, "Kenapa?"
"Karena kita prefek!" kata Hermione, lalu mereka memanjat ke luar lubang potret. "Tergantung kepada kita untuk menghentikan hal-hal semacam ini!" Wajah Hermione semakin muram.
Ron tidak berkata apa-apa, ia hanya mengangguk terpaksa dan menuruti kata-kata Hermione.
Seraya mereka berdua sibuk menurunkan tanda itu, aku dan Harry saling terpandang satu sama lain. Aku berusaha menahan ekspresi ku, dan memilih untuk melihat Hermione dan Ron dengan kesibukan mereka.
"Eh—ehm," Harry mendesah kecil mendekati ku, dengan cepat aku mencegat nya.
Aku menepis tangan nya dengan cepat, "Jangan sentuh aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...