52. Out Of Coma

3.1K 378 54
                                    

gais, sebenernya aku pengen banget ada scence pas proses persalinan y/n. tapi tiba-tiba ngerasa ngeri gitu, jadi di skip aja gapapa kan ya? tapi skip nya gaterlalu banyak kok, ini cuma di skip pas scence dia lahiran okey, jgn marah sama author krn author nulis nya rada ngeri kalau ada adegan melahirkan nya🥺🙏🏻

***

Aku menggerakkan satu jari tangan ku dengan lemas, dan aku membuka pelan kedua bola mata ku, ada cahaya terang menusuk penglihatan ku. Bibir ku terasa sangat pucat dan kering. Aku mengangkat lemah tangan kanan ku dan aku melihat cairan infus yang berada di tangan ku, dan aku merasa hidung ku terdapat banyak selang. Namun tak lama kemudian aku mendengar suara gertak dari seseorang yang seperti nya tidak berada jauh dari ku.

"Apakah kau sudah sadar? Ah, akhirnya Yatuhan." Aku mendengar suara yang tampak nya sangat tidak asing bagi ku.

Aku merasa memori ku seperti hilang dan tidak mengenal suara ku, namun dengan cepat aku mengetahui bahwa itu adalah suara Draco.

"Drr-drrac-" Cicit aku dengan suara sangat pelan, bahkan aku sampai tidak mendengar suara ku.

Dia beranjak dari tempat duduk nya, samar-samar aku dapat melihat Draco yang masih sama, memakai jas berwarna hitam nya, dan wajah nya terlihat sangat serius, "Tidak, tidak usah. Maksud ku, kau tidak usah memaksakan untuk berbicara karena kondisi mu masih sangat lemah. Kau tidur saja tidak apa-apa, aku ingin mengatakan kepada dokter, dan perawat lain nya bahwa kau sudah sadar, begitu juga keluarga kita yang lain nya."

Aku hanya melihat kepergian Draco dari celah pintu ruangan yang begitu dingin bagi ku. Aku tidak terlalu merasa nyeri atau pun kram atau pun lebih menyakitkan dari itu. Aku hanya merasa tubuh ku jauh lebih lemas dan tidak berdaya.

Terakhir kali saat aku tidak sadar kan diri, aku mendengar suara Draco dan bibi ku berdebat soal nama yang akan dikasih kepada bayi laki-laki yang merupakan anakku. Tapi aku tidak terlalu ingat perosalan itu, dan aku langsung tidak sadarkan diri.

Aku sama sekali belum memejamkan mata dan berusaha untuk memikirkan apa saja yang baru saja ku lewatkan tentang proses persalinan ku. Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu yang terbuka lebar, aku menduga pasti itu adalah seorang dokter dan perawat lain nya yang merupakan seorang muggle.

Namun seperti nya dugaan aku salah, orang kedua yang aku pandangi setelah sadar dari koma ku adalah Bellatrix Lestrange.

Ia berjalan memakai dres berwarna hitam, dan dia berjalan dengan langkah keras, yang menurut ku itu seperti disengajakan karena bibi ku membenci para muggle.

"Ahhh, keponakan ku yang cantik... akhirnya..." Bella berkata dengan penuh gairah, dan mendekati tubuh ku yang sedang terbaring lemas di atas kasur rumah sakit dengan infus dan selang nasogastrik di hidung ku.

Tak lama kemudian aku melihat wajah dokter perempuan dan perawat lain yang seorang muggle, tampak merasa risih dengan kehadiran Bella, dan berusaha keras untuk tidak memperdulikan nya.

Lalu aku juga melihat orangtua ku, Narcissa, dan Draco yang berada di hadapan ku sekarang dengan wajah lega tetapi tampak tidak luput dari kekhawatiran.

Perawat wanita yang tampak berkeriput dan tua menusukkan jarum suntik kearah tangan ku yang masih sangat lemas. Tanpa perlawanan, aku membiarkan kulit-kulit di tubuh ku tertusuk jarum suntik, dan aku dapat merasakan sangat perih.

Lalu aku juga melihat dokter perempuan yang tampak masih muda, yang tampak tak berhenti mengoceh tentang kondisi ku yang masih sangat parah, sambil mengecek denyut jantung dan nadi ku, tak lama kemudian dia juga meraih cairan infus yang berada tak jauh dari jangkauan nya.

Setelah selesai melakukan aktivitas nya yang membuat ku menjerit kecil kesakitan, perawat-perawat berwajah super datar itu membereskan peralatan nya.

"Perlu ku katakan ini adalah sebuah keajaiban dia bisa bangun selama satu minggu koma. Tapi kondisi nya masih sangat amat lemah. Dia perlu perawatan lebih lanjut sampai kondisi nya benar-benar sehat total."

Aku mendengar decihan meremehkan dari suara Bellatrix, "Masa sih. Kurasa dia mencoba membunuh mu, [Y/N]. Buat apa berlama-lama di Rumah Sakit Darah-Lumpur yang bukan kalangan kita. Lagi pula kondisi mu sudah baik." Dia berkata dengan enteng, namun aku dapat melihat ekspresi wajah dokter muggle dan perawat-perawat lain nya yang tampak sangat murka dan tidak dapat menahan marah nya lagi.

"Maaf?" Dokter muggle itu berhendam canggung, dan berusaha keras untuk menutupi kekesalan di wajah nya dan tetap bersikap tenang.

"Aku hanya mengatakan Rumah Sakit ini bukan kalangan kita. Seharus nya kan bisa saja [Y/N] melahirkan dengan kekuatan sihir, tanpa harus menggunakan tenaga orang-orang Darah-Lumpur seperti ini."

Dokter dan perawat itu tampak pura-pura tercengang atas pernyataan yang sudah merendahkan derajat nya ini. Buru-buru Draco menambahkan, "Maafkan dia. Dia memang mempunyai kelainan di mental nya." Draco berkata yang seperti nya sudah tak tertahankan lagi, dan berusaha untuk membuat suasana tidak memanas lagi, dengan kata-kata yang baru saja dilontarkan oleh Bellatrix.

"Apa? Apa maksud mu, Draco? Kau menghina ku—KAU MENGHINA KU!" Teriak Bellatrix membuat aku yang baru saja ingin berusaha untuk tidur menjadi terbangun.

"Tak bisa kah bibi untuk tidak membuat keributan?" Aku berkata satu kalimat dengan suara kecil namun seperti nya dapat di dengar jelas, "Aku ngantuk." Aku berkata dengan santai seolah-olah aku sudah sembuh namun sebenarnya aku terpaksa mengatakan seperti itu dengan bibir lu yang terasa masih lemas agar suasana menjadi tidak memburuk.

"Tidak, ini tidak—"

"Bella." Ibu ku berkata dengan suara lantang, menegur nya, lalu dengan cepat Bellatrix menciut dan terdiam tersipu malu, tetapi mata nya tidak bisa lepas dari pandangan dokter dan perawat yang memberi tatapan kesal kepada nya.

Dokter dan perawat itu pergi, menyisakan beberapa orang disini salah satu nya keluarga ku yang masih memandang ku dengan khawatir, namun tidak untuk Bellatrix yang dari tadi masih menatap setiap senti ujung ruangan dengan tatapan jijik.

Draco memegang lembut sebelah tangan ku yang tidak ada selang infus nya. Aku duga dia sepertinya mengambil libur kepada Profesor Snape lagi untuk menemani ku disini.

Merasa sangat lega karena sudah melewati fase mengerikan saat proses persalinan, itu berarti sebentar lagi aku sudah bisa membantu Draco untuk melaksanakan tugas nya untuk membunuh Dumbledore. Tetapi, satu hal yang perlu ku ketahui bahwa kondisi ku masih sangat lemah, tetapi aku tidak memperdulikan nya selagi aku sudah merasa aku mampu untuk menjalankan aktivitas ku lagi ketimbang berada di ruangan yang penuh dengan infus an ini.

***

Udah tepat janji ya up malam ini meskipun gaterlalu panjang huhu.
Jangan lupa di vote yaa!! 🥺💕 Sampai ketemu besok siang<3

HARDEST CHOICE | d. malfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang