Bulan akhir Maret yang menenangkan. Hari ini liburan paskah, aku seharian menghabiskan waktu ku dengan Scorpius.
2 bulan terakhir ini, tidak ada lagi Pelahap Maut ataupun Pangeran Kegelapan yang datang ke Malfoy Manor, sehingga aku dan Draco bisa menghabiskan waktu romantis ku dengan nya berdua dengan anakku yang sudah menginjak sembilan bulan, dan berat badan nya semakin menambah.
Aku sibuk mengajak Scorpius yang sedang memakai baju bayi berwarna hijau cerah dan kerlap-kerlip, untuk berkeliling kamar, perlahan aku mengangkat tubuh nya yang masih dari jangkauan ku dengan pelan, lalu aku membiarkan nya merangkak diatas lantai sambil tertawa-tawa, membuat ku bersemangat, lalu aku meraih tubuh nya lagi dan mencium nya.
Aku sibuk bertanya-tanya dimana keberadaan Draco sekarang, dia tampak tidak se gembira dulu, dan wajah nya semakin memucat. Tak hanya itu, tubuh nya juga semakin kurus tetapi bagi ku tidak terlalu parah.
Lalu tak lama kemudian pintu kamar terbuka, dan aku melihat Narcissa tersenyum tenang, dan disebelah nya Draco yang tampak gelisah, kemudian dia berjalan masuk ke dalam kamar dan meraih tubuh Scorpius yang masih tertawa gembira dari genggaman tangan ku.
"Ada apa, Draco?" Aku bertanya keheranan melihat wajah nya yang masih gugup, bibir nya gemetar, dan sama sekali tidak berbicara. Namun dengan cepat Narcissa mengambil alih pembicaraan singkat ini.
"Pelahap Maut bilang dia sudah menangkap Potter, nah mari kita lihat, kami semua membutuhkan mu untuk meneliti nya apakah itu Potter, karena Draco berkata dia tidak tahu." Narcissa berkata dengan suara parau membuat ku membeku, mata ku sama sekali tidak berkedip.
Wajah ku memanas, seolah-olah untuk membuka mulut ku saja aku tidak mampu, "Bagaimana, nak?" Ulang Narcissa membuat ku sadar dari lamunan ku, "Draco berkata kau pernah dekat dengan nya dulu, pasti kau mengenal nya."
"Ya, memang, b-betul." Aku berkata dengan gugup, aku menelan air saliva di mulut ku.
"Bagus kalau seperti itu, mari, Nak." Narcissa tersenyum tenang, mata ku dan Draco terkunci, kami saling tatap kebingungan campur gelisah.
Narcissa berjalan duluan meninggalkan kamar ini. Draco masih menggendong bayi kecil itu, dengan baik dan sangat takut untuk memandang wajah ku, "Draco, katakan yang sebenarnya. Apakah itu benar-benar Harry, dia benar-benar disini?"
"Aku tidak tahu. Aku tidak yakin." Dia berkata dengan suara serak sambil sibuk mencubit pipi Scorpius dengan kencang membuat ku melotot.
"Draco, jangan seperti itu." Aku memukul tangan Draco yang sibuk mencubit pipi Scorpius, lalu dia hanya terkikik canggung, "Bagaimana kau tidak tahu? Katakan yang sebenarnya." Aku berkata kembali ke topik awal, sementara mendengarkan suara Bellatrix Lestrange berteriak, menggema diseluruh ruangan, memanggil nama ku keras-keras.
"Katakan cepat, Draco!"
"Wajah nya membengkak. Sangat jelek. Kurasa dia Potter, tetapi tidak sih, soal nya dia sangat aneh." Draco berkata dengan suara tenang yang tampak nya menjadi berubah tidak se-gelisah tadi.
"Begitu, ya.." Aku berkata dengan suara rendah, "Baiklah, ayo kita ke ruang tamu, bawa Scorpius kebawah juga."
***
Aku melihat Harry dengan sebelah mata nya yang membengkak besar, tanpa kacamata tentu nya. Awal nya aku tidak yakin bahwa itu adalah Harry, namun tak lama kemudian aku melihat Hermione dan Ron yang dikawal oleh Pelahap Maut lain nya seperti Greyback.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
Fiksi PenggemarPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...