Ketika kami memasuki ruang rekreasi Gryffindor, ruangan meledak dengan sorakan dan teriakan-teriakan riuh lagi.
Ada setumpuk kue-kue jus labu kuning, dan Butterbeer di atas semua permukaan.
Aku mengambil makanan, lalu duduk bersama Harry, Ron dan Hermione. Aku nyaris sudah lupa bagaimana rasanya benar-benar lapar.
Aku melihat wajah Harry yang seperti tak percaya betapa bahagianya dia karna sudah berhasil melewati tugas pertama nya dan telah berbaikan dengan Ron.
"Ini sangat berat," kata Seamus mengangkat telur emas yang diletakkan Harry di atas meja, dan menimangnya.
"Buka dong, Harry, ayo! Coba kita lihat apa isinya!" Seru dia lalu seisi orang di Asrama itu bersorak-sorak.
"Yeah, ayo, Harry, buka!" beberapa anak ikut membujuk.
Seamus menyerahkan telur emas kepada Harry, dan Harry mencongkel lekukan yang melingkari telur dengan kukunya dan membukanya.
Telur itu berongga dan sama sekali kosong. Tetapi begitu Harry membukanya, suara yang sangat mengerikan, lolongan keras melengking, memenuhi ruangan. Bunyi yang paling mirip dengan lolongan itu adalah orkes hantu yang memainkan alat musik gergaji dalam pesta ulang tahun kematian Nick si Kepala-Nyaris-Putus.
"Tutup!" Raung Fred, menutupi telinga nya.
"Itu mirip suara orang yang disiksa!" kata Neville, yang sudah pucat pasi dan menumpahkan sosis di lantai.
"Kau harus melawan Kutukan Cruciatus!" Seru Neville dengan penuh ketakutan.
"Jangan ngaco, Neville, itu ilegal," kata Hermione menatap Neville dengan malas. "Mereka tidak akan menggunakan Kutukan Cruciatus pada para juara."
"Mau kue selai, [Y/N] ?" Tanya Fred ke arah ku tersenyum manis seraya menawarkan.
Aku memandang ragu-ragu piring yang disodorkan Fred.
Fred tertawa kecil ke arah ku. "Tidak apa-apa," katanya. "Tidak kuapa-apakan, cantik." Goda Fred lalu aku hanya menggeleng keheranan, dan mengambil kue selai itu.
"Tenang saja, Harry. Ini tak seberapa dari banyak laki-laki yang mencoba menggoda [Y/N]" Ujar George tertawa kecil.
Aku bisa melihat wajah Harry yang memerah padam, seperti menahan cemburu.
"Apakah kau mengambil semua ini dari dapur, Fred?" Tanya Neville keheranan.
"Yep," kata Fred, tertawa terbahak-bahak.
"Bagaimana kau bisa masuk ke dapur?" tanya Hermione serius.
"Gampang," kata Fred, "ada pintu tersembunyi di balik lukisan semangkuk buah-buahan. Gelitik saja pirnya, sampai dia terkikik." Ujar Fred tanpa perasaan bersalah.
***
"ada yang harus kusampaikan kepada kalian." Ujar Profesor McGonagall yang tampak sangat serius.
"Pesta dansa Natal, telah mendekat--bagian dari tradisi Turnamen Triwizard dan kesempatan bagi kita untuk bergaul lebih akrab dengan tamu-tamu asing kita. Nah, pesta dansa ini hanya untuk anak-anak kelas empat ke atas--meskipun kalian boleh mengajak murid yang lebih muda kalau mau..."
"Jubah pesta akan dipakai," Profesor McGonagall meneruskan, "dan pesta dansa akan dimulai pukul delapan malam pada Hari Natal, berakhir tengah malam di Aula Besar. Nah, sekarang..."
Profesor McGonagall sengaja menatap seluruh kelas.
"Pesta dansa ini tentu saja kesempatan bagi kita semua untuk... bersantai," katanya, dengan nada tak suka.Bel berdering, disusul bunyi aktivitas yang biasa seraya aku membereskan tas dan menyandangkannya ke bahu.
Aku menatap ke arah Harry, sudah akhir-akhir ini, Harry seperti tidak ingin berbicara dengan ku. Karna banyak sekali murid-murid dari sekolah Durmstang , salah satu nya Viktor Krum dan Cedric Diggory dari asrama Hufflepuff yang mencoba untuk dekat dengan ku.
Sampai-sampai aku berpikir tak ada salah nya mencoba untuk meminum Polyjus agar berubah menjadi Hermione.
Profesor McGonagall berseru mengatasi semua suara itu, "Potter... aku mau bicara sebentar.
"Potter, para juara dan pasangan mereka..." Lirih McGonagall yang terdengar serius.
"Pasangan apa?" tanya Harry keheranan.
"Pasanganmu untuk pesta dansa, Potter," Kata McGonagall dingin. "Pasangan dansamu."
Dengan cepat aku berjalan mendekati mereka, "Maaf, Profesor. Pasangan dansa Harry itu—aku." Ujar ku tersenyum simpul, Harry memandang ku dengan tatapan malas.
"Maaf, Profesor. Saya tidak bisa berdansa, dengan [Y/N]" Ujar Harry dingin lalu McGonagall menatap Harry dengan marah.
"Aku sama sekali tidak peduli dengan masalah kalian. Tapi ini sudah tradisi dan kalian berdua harus mengikuti nya." Ujar McGonagall menatap Harry dengan serius.
"Tapi... saya tidak—"
"Kau sudah mendengar apa yang kukatakan, Potter," kata Profesor McGonagall mengakhiri pembicaraan dan meninggalkan tempat ini.
***
"Bagaimana—aku bingung." Ujar ku sembari berjalan di tepi Hutan bersama Hermione.
"Sudah punya ide siapa yang akan kau ajak?" Tanya Hermione lalu ia menghela nafas kasar, "....selain Harry."
"Arghhh. Aku tidak tahu. Aku tidak pernah dekat dengan laki-laki lain kecuali Harry." Gerutu ku dengan wajah masam.
"Tidakkah Cedric mengajak mu?" Tanya Hermione menatap ku serius, "Sehari setelah pengumuman dari Profesor Mcgonagall saja, laki-laki dari asrama lain lebih dari 10 laki-laki mengajak mu untuk berpesta dansa."
"Aku tidak bisa." Lirih ku sambil menangis tersedu-sedu, "—Jika tanpa Harry."
Hermione memeluk ku dan menenangkan ku, Aku membuka mulut ku, "Dan kau, siapa yang kau ajak?" Ujar ku namun Hermione masih menutup rapat mulut nya, "Ah. Ron, bukan?"
"TIDAK! TIDAK MUNGKIN. BAHKAN DIA TIDAK MENGAJAKKU." Seru Hermione jengkel.
Aku hanya tertawa kecil, "Lalu, siapa?"
"Setelah kau menolak ajakan Krum. Ia mengajakku untuk pergi berpesta dansa dengan ku." Ujar Hermione kaku.
"Jadi, kau dengan Viktor Krum?" Tanya ku menatap Hermione seraya tertawa kecil.
"Yah. Dari pada seperti mu, menolak banyak laki-laki yang sudah mengajak mu." Ujar Hermione menatap ku dengan tatapan tidak suka.
Lalu tak lama kemudian, burung hantu milikku datang membawa satu lembar kertas tua dari hadapan ku.
Aku menatap kertas ini dengan aneh, dan membaca nya, "Kuduga pasti laki-laki lain mengajak mu berpesta dansa bukan?" Tanya Hermione bersemangat, namun aku tetap diam.
"Iya. Namun ini sangat aneh." Ujar ku lalu Hermione meraih gulungan kertas itu.
"Malfoy? Apa tak salah dia mengajak mu?" Tanya Hermione melotot.
"Nah—itu dia. Aku juga tidak mengerti." Ujar aku membaca ulang isi surat itu.
"Perlu kukatakan, seperti yang kau tahu, kita sangat bermusuhan dengan nya." Ujar Hermione menatap ku serius, "Tapi tak ada salah nya juga, bukan? Kau menerima ajakan nya?"
"NO—Tidak mungkin. Aku tidak mau, yang ada Harry tambah kesal dengan ku." Ujar ku membuang kertas itu di pinggir sungai.
"[Y/N]! Apakah kau tahu, Harry mengajak Cho untuk pergi ke pesta dansa itu!" Tegas Hermione lalu aku terdiam.
"Ini satu-satu nya cara agar Harry semakin cemburu. Apalagi kau berdansa dengan Malfoy. Sungguh.." Ujar Hermione seraya tertawa membayangkan ku dengan Draco yang berdansa.
"Tidak, aku tidak mau." Ujar ku menahan wajah ku yang memerah padam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARDEST CHOICE | d. malfoy
FanfictionPernikahan ini dibuat hanya karna harta, kasta keluarga, dan keturunan darah murni penyihir. Tak masalah jika aku tidak mencintai laki-laki itu. = = = = = = = = = = = = Seluruh isi Hogwarts ku jamin tidak akan ada yang mengetahui bahwa aku sudah me...